Senin, 30 Juli 2012

KEMANUSIAAN TUHAN YESUS KRISTUS

Kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan Ketuhanan-Nya. Sebab kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu Ia tidak dapat menjadi korban bagi dosa manusia. Yang menjadi korban harus benar-benar seorang manusia, tetapi manusia yang tidak berdosa.
"Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan kemanusiaan yang sempurna, yaitu kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan Yesus mengenakan sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara jasmani dan bertambah-tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan tetapi Ia tidak berdosa. Jadi, kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh dosa yang diwariskan kepada-Nya atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab itulah Ia disebut Anak Manusia yang sempurna, yaitu seorang manusia yang sempurna" (Wiley).
A. Sebutan Manusiawi untuk Tuhan Yesus Kristus
Lukas 19:10, Kisah 7:36; Dalam ayat-ayat itu Yesus Kristus disebut Anak Manusia. Sebenarnya, kira-kira delapan puluh kali Yesus Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Dan sesudah Tuhan Yesus naik ke sorga serta dipermuliakan, Stefanus melihat Dia masih menyebut Dia Anak Manusia. Hal itu terjadi ketika Stefanus mati sahid serta melihat Dia di sebelah kanan Allah Bapa. Dalam Matius 1:21 Ia dinamai Yesus, yaitu nama kemanusiaan-Nya. Juga dalam Kisah 2:22 Ia disebut "Yesus orang Nazaret". Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:5 tetap menyebut Yesus Kristus "manusia" meskipun Ia sudah naik ke sorga.
B. Yesus Kristus mempunyai tubuh dan jiwa manusia
Oleh sebab Allah Anak sudah menjelma, bukan berarti bahwa Ia hanya mempunyai tubuh manusia. Tuhan Yesus juga mempunyai jiwa manusia, Yohanes 1:14; Ibrani 2:14 "Firman" kekal (artinya Yesus Kristus) telah menjadi manusia yang mempunyai jiwa (Psukhe' yang sebenarnya berarti 'jiwa', diterjemahkan dalam ayat itu 'hati'). Kalau ada yang menyangkal bahwa Yesus Kristus mempunyai tubuh manusia, maka orang itu mempunyai roh antikristus (Yang melawan Kristus), Lihat 1Yohanes 4:2,3. Ini merupakan bukti yang nyata, bahwa roh yang bekerja dalam "Christian Science" (Ilmu Pengetahuan Kristen) yaitu roh Almasehudajal (Antikristus), sebab mereka itu menyangkal bahwa Yesus Kristus datang dalam tubuh manusia.
Perempuan Samaria mengenal Yesus Kristus sebagai seorang Yahudi, dari rupa-Nya dan perkataan-Nya. Sering para pelukis menggambar Yesus Kristus dengan memakai pagar bulan (Cahaya) keliling kepala-Nya, tetapi di dalam Alkitab tidak ada yang membuktikan hal itu. Lukas 24:39; Yohanes 20:26,27. Bahkan setelah kebangkitan-Nya Yesus Kristus tetap mempunyai tubuh yang sama dengan tubuh manusia, Kisah 7:55,56; Matius 26:64; Wahyu 1:13-17. Dalam kemuliaan-Nya Yesus Kristus sekarang mempunyai tubuh manusia. Dan Ia akan datang di awan-awan di langit sebagai "anak manusia". Waktu itu tubuh saleh-saleh-Nya (mempelai perempuan) akan diubah menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu, Filipi 3:21.
C. Yesus Kristus adalah seorang manusia
Ibu Yesus Kristus seorang manusia, dan nenek moyang-Nya juga manusia. Ia adalah anak Maria dan keturunan (benih) Daud. Maria adalah benar ibu Yesus Kristus, seperti Allah adalah benar Bapa-Nya. (Lukas 2:7; Kisah 2:30; 13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).
D. Apa yang dialami manusia juga dialami Yesus
Tuhan Yesus juga merasakan hal-hal yang berikut: Yesus Kristus sangat letih - Yohanes 4:6. Yesus Kristus tidur - Matius 8:24. Yesus Kristus merasa lapar - Matius 21:18. Yesus Kristus haus - Yohanes 19:28. Yesus Kristus menangis - Yohanes 11:35. Yesus Kristus mati - Yohanes 19:30.
Dari ayat-ayat ini nyata bahwa Yesus Kristus mempunyai keadaan tubuh seperti tubuh manusia. Dari Lukas 2:40-52 nyata bahwa Yesus Kristus bertubuh dalam pengetahuan dan jasmani-Nya sama seperti manusia biasa. Tentu Ia dididik di dalam keluarga-Nya dan di dalam Bait Allah dan mempelajari sendiri Alkitab. Hanya dalam satu perkara Yesus Kristus sebagai manusia, dengan kehendak-Nya sendiri sengaja membatasi pengetahuan-Nya. Misalnya, pada waktu Ia ada di dunia ini Ia tidak tahu kapan Ia akan kembali lagi ke dunia ini.
Perhatikanlah Filipi 2:7. Janganlah kita menafsirkan ayat ini secara sembarangan. Dari ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat ini dinyatakan bahwa Yesus Kristus menghampakan diri-Nya terutama dalam hal kemuliaan-Nya, dan bukan dalam hal pengetahuan-Nya. Yesus Kristus tidak menghampakan diri-Nya dalam sifat-sifat Ketuhanan-Nya, akan tetapi ada kalanya sifat-sifat Ketuhanan-Nya seolah-olah ditudungi.
Perhatikanlah Yohanes 3:34. Ayat ini menyatakan bahwa walaupun Yesus Kristus menghampakan diri-Nya dan membatasi diri-Nya dalam pengetahuan-Nya, tetapi Ia adalah Guru yang diurapi oleh Allah Bapa, dan ajaran-Nya diilhamkan oleh Bapa sehingga yang dikatakan-Nya itu adalah "Firman Allah". Lihat juga Yohanes 7:16; 12:48,49; 14:24. Sudah nyata bahwa seringkali sifat Ketuhanan dan kemahatahuan dinyatakan dalam Yesus Kristus pada waktu Ia masih mengenakan tubuh manusia yang belum dipermuliakan, akan tetapi secara manusia Ia adalah sungguh-sungguh manusia dalam hal pikiran-Nya juga.
Bandingkanlah Ibrani 4:15; 2:18 dan Yakobus 1:13. Sebagai manusia Yesus Kristus dicobai, tetapi sebagai Allah Ia tidak dapat dicobai. Yesus Kristus dicobai, tetapi tidak berdosa. Yesus Kristus dicobai lebih berat daripada manusia biasa, sebab Ia tahan menghadapi pencobaan yang bagaimanapun juga, dan Ia tidak berdosa. Ingatlah, tabiat duniawi bukanlah merupakan bagian dari tabiat asli manusia. Pada mulanya Allah menciptakan sifat manusia itu suci. Tabiat duniawi menjadi bagian dari sifat manusia sebagai akibat dari dosa. Yesus Kristus tidak memiliki tabiat duniawi, yaitu duniawi yang bertentangan dengan rohani. Periksalah Ibrani 2:14 dan Filipi 2:5-8. Tuhan Yesus mengenakan tabiat manusia (tetapi bukan tabiat duniawi) supaya Ia dapat menebus dosa manusia. Betapa ajaibnya kasih itu!
E. Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini
Markus 1:35; Yohanes 6:15; Lukas 22:41-45; Ibrani 5:7, Yesus Kristus sering berdoa. Melalui doa-Nya Ia mendapatkan kemenangan dan kuasa untuk melakukan pekerjaan-Nya. Kalau Tuhan mendapatkan kuasa-Nya dengan berdoa, betapa perlunya kita berdoa.
Kisah 10:38, Yesus Kristus mendapat kuasa dalam melakukan tugas keilahian-Nya bukan dari sifat Ketuhanan yang ada pada diri-Nya, melainkan karena Roh Kudus yang di dalam diri-Nya. Selama Ia berada di dunia, Ia memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama halnya dengan manusia biasa.
Yohanes 14:12, Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini. Dalam hal ini jelas bahwa Yesus Kristus memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama seperti manusia dan selama di dunia ini Ia juga menggunakan kuasa-Nya itu sesuai dengan keterbatasan manusia.
F. Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh manusia dalam segala hal
Ibrani 2:17, Yesus Kristus sama dengan saudara-Nya dalam segala perkara, yaitu secara tubuh, dalam hal pikiran, dalam hal pengetahuan yang baik dan jahat, Ia sama seperti manusia biasa. Dalam segala tindakan Yesus Kristus sungguh seorang manusia sejati. Ia telah menjadi manusia supaya dapat menebus manusia (Filipi 2:5-8; 2Korintus 8:9). Ia telah mengambil sifat manusia supaya kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi. 2Petrus 1:4, Allah Bapa adalah sumber kemuliaan. Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu. Lihat Ibrani 1:3.
Pertanyaan:Bagaimanakah kita dapat menyesuaikan pelajaran Alkitab dari hal Ketuhanan Yesus Kristus dengan pelajaran Alkitab dari hal kemanusiaan Yesus Kristus?
Jawab:Kita tidak perlu menyesuaikannya. Itu bukan tugas kita. Mengenai hal ini baiklah kita menyelidiki ayat-ayat yang berikut: tiap-tiap ayat menyebutkan satu perkataan yang menyatakan kemanusiaan dan satu perkataan yang menyatakan Ketuhanan Yesus Kristus: Matius 8:24-26; Lukas 3:21,22; Yohanes 11:38,43,44; Lukas 9:28,29,35; Matius 16:16,17,21; Ibrani 1:6; 4:14,15. Kita dapat melihat bagaimana dalam ayat-ayat itu tercampur Ketuhanan dan Kemanusiaan Yesus Kristus.

G. Allah Anak, Yesus Kristus, tunduk kepada Allah Bapa
Dalam hal ini kita menyadari bahwa ada hal-hal yang sudah diterangkan. Tetapi nyata dari Alkitab bahwa Allah Anak yang telah menjelma, tunduk kepada Bapa. Yohanes 14:28: Allah Bapa lebih besar daripada Yesus Kristus, Allah Anak. Yohanes 5:19: Allah Anak tidak pernah melakukan suatu apa pun di luar kehendak Bapa.
Yohanes 8:29,42; Yohanes 10:18; 13:3; 8:26. Yesus Kristus diutus oleh Bapa, menerima perintah dari Bapa, menerima kuasa dari Bapa, dan menerima pesan-Nya dari Bapa.
Lukas 22:29; 1Korintus 15:24,27,28. Yesus Kristus mendapatkan Kerajaan-Nya dari Bapa, dan pada akhirnya kerajaan itu akan diserahkan kembali kepada Bapa-Nya, dan Kristus sendiri menundukkan diri kepada Bapa-Nya supaya Bapa menjadi semuanya di dalam sekalian.
Yesus Kristus sekarang dan selamanya akan tunduk kepada Allah Bapa. Allah Bapa menjadi pancaran Ketuhanan. Yesus Kristus ialah yang memancarkan Ketuhanan itu. Pancaran Ketuhanan itu dan Ia yang memancarkan Ketuhanan itu sama-sama sempurna, Kolose 2:9. Allah Bapa adalah sumber kemuliaan, tetapi Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu, Ibrani 1:3. Ayat-ayat di atas berhubungan dengan Allah Anak yang telah menjelma menjadi manusia.
H. Yesus Kristus tidak pernah berdosa
Meskipun Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia, namun Ia tidak mewarisi sifat dosa. Kita telah mempusakai dosa sebab kita keturunan Adam; tetapi karena kelahiran Yesus Kristus adalah oleh Roh Kudus, maka Ia tidak mempunyai dosa seperti manusia biasa. Karena kelahiran-Nya dengan cara yang demikian, maka hubungan Kristus dengan Allah tetap sempurna dan semata-mata lepas daripada dosa. Di samping itu, Yesus Kristus tidak pernah berbuat dosa (1Petrus 2:22). Sepanjang kehidupan-Nya Ia terlepas dari kesalahan; dan sebagai manusia Ia suci. Tidak bersalah, tidak bercacat, terpisah dari orang-orang berdosa dan ditinggikan lebih tinggi dari langit, Ibrani 7:26. Akan tetapi Kristus memakai wujud tubuh manusia yang berdosa. Ini berarti bahwa tubuh Kristus serupa dengan tubuh kita, tetapi tubuh-Nya tidak di bawah pengaruh dosa. Memang Yesus Kristus suci sebab Ia mempunyai Roh Kudus yang bekerja dengan kepenuhan-Nya, dan Ia sendiri adalah sumber kesucian. Ajaib sekali bahwa Yesus Kristus telah mengenakan tabiat manusia tetapi tidak berdosa, supaya dapat menanggung hukuman dosa-dosa kita. Dengan kehendak-Nya sendiri Ia telah mengambil kelemahan dan keterbatasan manusia supaya di hadapan Allah Ia menjadi Imam besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:17,18).
I. Yesus Kristus mempunyai tabiat ilahi dan tabiat manusiawi dalam satu Pribadi
Di dalam Yesus Kristus ada tabiat ilahi dan tabiat manusiawi, dan kedua tabiat itu sempurna dalam satu Pribadi. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah dua Pribadi, dan janganlah kita bimbang akan kedua tabiat-Nya. Janganlah kita berkata bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan manusia, melainkan Ia adalah Allah-manusia yaitu Allah dan manusia yang dipersatukan. Yesus Kristus selalu menggunakan kata "Aku" untuk diri-Nya, tidak pernah menyebut "Kita" terhadap diri-Nya sendiri. Tabiat ilahi dan tabiat manusiawi-Nya selalu bekerja bersama-sama. Tidak pernah kedua tabiat itu bertentangan. Kedua tabiat itu sama-sama bekerja dalam tiap-tiap pikiran, perkataan, dan perbuatan-Nya dan kedua tabiat itu bekerja dalam satu pribadi. Kedua tabiat itu tidak dapat diceraikan. Kita sepatutnya mengatakan: Allah-Manusia telah lahir ke dunia, merasai sengsara, mati di atas kayu salib dan menerima sebutan-sebutan ilahi serta menerima sembah manusia, telah melakukan banyak mujizat serta mengampuni dosa-dosa manusia.
Kedua tabiat ini ada di dalam diri Kristus; tetapi sebaliknya pekerjaan-pekerjaan Kristus dapat dilakukan oleh salah satu dari kedua tabiat dalam diri-Nya itu. Dengan ini jelaslah perkataan, "Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Itulah perlunya ada dua tabiat dalam diri Yesus Kristus supaya Ia dapat menjadi pengantara (Juru syafaat) antara Allah dan manusia. 1Timotius 2:5. Sebab Kristus mempunyai dua tabiat, maka Ia dapat bersekutu dengan Allah dan manusia. Dan dalam hal itu Ia setara dengan Allah, dan sama-sama merasakan kelemahan manusia. Oleh sebab Ia manusia, dapatlah Ia mengadakan perdamaian. Dan oleh sebab Ia Allah, maka pendamaian itu sangat berharga. Seorang Juruselamat yang hanya manusia tidak dapat memperdamaikan kita dengan Allah. Ibrani 2:17,18; 4:15,16; 7:25.
Mulai dari zaman rasul-rasul sampai kini ada banyak orang yang mengajarkan tentang Yesus secara salah. Pengajaran yang salah itu beralaskan atas salah satu dari kedua hal berikut: pertama, orang itu tidak mengakui atau tidak mengerti tentang kedua tabiat Tuhan Yesus, atau kedua tabiat itu disalah-artikan; kedua, orang itu tidak berpegang teguh pada keesaan Pribadi Yesus, atau tidak mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah satu Pribadi.