Minggu, 27 Mei 2012

Yesus dan Maria Magdalena Menikah Diam-Diam?

Apakah sejarah sudah salah selama 200 tahun — apa ada Nyonya Yesus Kristus? Di, “Kuburan Keluarga Yesus,” (Film dokumenter televisi Discovery Channel) sutradara Simcha Jacobovici mengklaim ada “bukti-bukti” bahwa Yesus dan Maria Magdalena menikah dan punya anak bernama Yudas (Yudah).
(Untuk membaca apa yang dikatakan para ahli tentang “bukti” Jacobovici lihat artikel Kuburan Keluarga Yesus ).
Jacobovici bukanlah orang pertama yang mengemukakan kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Film, The Last Temptation of Christ, dan buku-buku seperti Holy Blood, Holy Grail, dan The Da Vinci Code, menjadikan hubungan rahasia antara Yesus dengan Maria sebagai pusat tema ceritanya.
The Da Vinci Code memulai dengan satu halaman fakta-fakta yang membuat novel fiksi itu kelihatannya benar dalam seluruh penilaiannya. Buku itu telah mematahkan seluruh rekor di daftar penjualan terlaris New York Times, dan diikuti dengan film yang berhasil (secara komersial). Pengarang Dan Brown dengan pandai mencampur fakta dengan fiksi dan berhasil meyakinkan banyak pembaca bahwa Yesus dan Maria Magdalena benar-benar menikah dan punya anak (Lihat “Senyum Mona Lisa ”). Tapi apakah pernyataan romantis ini cuma cara melebih-lebihkan untuk menjual buku, atau memang didukung oleh bukti sejarah.

Maria Yang Misterius

Sebelum kita meneliti bukti-bukti kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria, mari kita lihat pribadi Maria yang berasal dari kota kecil Galilea, Magdala. Untuk memulainya, kita mengajukan pertanyaan, dokumen kuno apa yang bisa menguak karakternya (Maria) dan hubungannya dengan Yesus dari Nazareth?
Injil di Perjanjian Baru merupakan caatan tertulis paling tua mengenai Maria Magdalena. Dalam Injil, Maria adalah seorang perempuan yang disembuhkan Yesus dari kerasukan setan. Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) memperlihatkan Maria sebagai pengikut Yesus, yang mendengarkan pengajaranNya, melayani kebutuhan finansialNya, menyaksikan penyalibanNya, dan tiga hari kemudian jadi orang pertama yang melihat Dia hidup.
Beberapa orang mengatakan Maria Magdalena pernah jadi pelacur, tapi para rasul dan juga gereja purba mengungkapkan dia tidak lebih dari murid, yang dekat, Yesus. Ide bahwa dia pelacur berasal dari abad ke enam, ketika Paus Gregory I mengidentifikasi dia sebagai perempuan yang berbicara di Lukas 7:37, dan perempuan yang mencuci kaki Yesus dengan rambutnya.
Kendati pandangan Paus mungkin dipengaruhi oleh fakta bahwa Yesus telah menghardik keluar tujuh iblis dari tubuhnya, tidak ada ahli alkitab yang bisa membuat hubungan antara Maria Magdalena dengan perempuan di tulisan Lukas. Tambahan lagi, Injil Perjanjian Baru bahkan tidak pernah mengungkap hal romantis atau seksual antara Yesus dengan Maria.
Jadi darimana para penggagas teori konsppirasi memperoleh idenya? Kenapa dengan semua spekulasi itu? Untuk itu kita melihat dokumen-dokumen yang ditulis 100 – 200 tahun setelah Injil Perjanjian Baru ditulis oleh sekte non-Kristen yang disebut Gnostik (Lihat Injil Gnostik). Tulisan-tulisan itu bukan bagian dari Perjanjian Baru dan telah ditolak oleh orang Kristen mula-mula sebagai sesat. Mereka yang menulis hubungan romantis antara Yesus dengan Maria merujuk beberapa kalimat dari tulisan-tulisan itu, Injil Maria dan Injil Filipus. Mari kita lihat kalimat-kalimatnya.

Injil Maria (Magdalena)

Gagasan bahwa Maria Magdalena punya nilai khusus bagi Yesus terutama diambil dari Injil Maria. Injil Gnostik ini bukan bagian dari Perjanjian Baru, dan ditulis oleh penulis yang tidak diketahui di paruh akhir abad kedua, atau sekitar 150 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada saksi mata, termasuk Maria, yang masih hidup pada saat ditulis (sekitar tahun 150). Tanggal yang belakangan ini juga berarti Injil Maria tidak ditulis oleh seorang saksi mata Yesus, dan tidak seoranpun tahu siapa penulisnya.
Satu penggalan kalimat di Injil Maria merujuk pada Maria Magdalena sebagai murid favorit, dengan perkataan Dia mencintai Maria, “lebih dari kita (artinya para murid lain).” Di kalimat lain Petrus disebutkan mengatakan kepada Maria, “Saudara, kami tahu Penebus mencintaimu lebih dari semua perempuan lain.” Tetapi tidak ada tertulis di Injil Maria yang mengarah pada hubungan romantika atau seks antara Maria Magdalena dengan Yesus.
Injil Filipus
The Da Vinci Code mendasarkan klaimnya bahwa Yesus dan Maria menikah dan punya anak terutama berdasarkan satu ayat di Injil Gnostik Filipus yang mengindikasikan Yesus dan Maria “berteman” (pasangan). Ayat itu berbunyi (dalam kurung berarti ada kata-kata di dokumen hilang atau tidak terbaca):
“Ada perempuan yang selalu berjalan dengan tuan. Maria ibunya, saudaranya, dan Maria Magdala, yang disebut kompanyon (koinonos) Untuk “Maria” adalah nama saudaranya, ibunya, dan kompanyonnya (koinonos)”
Di The Da Vinci Code, tokoh fiksi ahli Sir Leigh Teabing menyatakan kata kompanyon (koinonos) bisa berarti pasangan. Tapi menurut para ahli, interpretasi itu tidak tepat. Untuk memulainya, kata yang umum digunakan merujuk sebagai isteri di bahasa Yunani di Perjanjian Baru adalah “gune”, bukan “koinonos”. Ben Witherington III, menulis di Biblical Archaeological Review, membahas ini langsung,
“Ada kata Yunani lain, gune, yang membuatnya jadi jelas. Sangat mungkin “koinonos” di sini berarti “saudara” dalam artian spiritual, karena itulah (pemahaman itu) digunakan ditempat lain dalam literatur jenis ini. Dari sisi apapun, teks ini tidak dengan jelas menyatakan atau bahkan mengusulkan bahwa Yesus menikah, apalagi menikah dengan Maria Magdalena.”[1]
Juga ada satu ayat di Injil Filipus yang menyatakan Yesus mencium Maria.
“Kompanyon dari adalah Maria Magdala. Si dia (Maria) lebih dari para murid, sering menciumnya (Maria). Yang lain…mengatakan kepadanya, ‘Kenapa kamu mencintai dia (Maria) lebih dari kita semua?”
Menyambut teman dengan ciuman sudah biasa dilakukan di abad pertama, dan tidak punya konotasi seksual. Professor Karen King menjelaskan dalam bukunya Injil Maria Magdala, bahwa ciuman di (Injil) Filipus sangat mungkin merupakan ciuman persahabatan.
Tapi munckin lebih penting adalah fakta Injil Filipus ditulis oleh penulis tak dikenal sekitar 200 tahun setelah catatan saksi mata Perjanjian Baru (Lihat “Apakah Perjanjian Baru Handal ” dan “Senyum Mona Lisa ”).
Juga penting untuk dicatat, selain beberapa kalimat yang dipertanyakan, tidak ada dokumen bersejarah lain yang merujuk adanya hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Tidak ada sejarahwan sekuler, Yahudi, atau sejarahwan Kristen mula-mula menulis satu titikpun tentang hubungan semacam itu. Dan karena kedua injil, Injil Maria dan Injil Filipus, ditulis 110 – 220 tahun setelah Kristus oleh penulis tak dikenal, pernyataan-pernyataan mereka tentang Yesus dan Maria perlu dievaluasi dalam konteks sejarah kontemporer dan dokumen yang lebih awal Perjanjian Baru.

Putusan Para Ahli

Tapi gereja purba (mula-mula) bisa saja telah menghancurkan semua bukti dalam upaya mereka untuk menulis ulang sejarah Yesus? Tentu saja itulah yang dikatakan Jacobovici, Brown, dan para pencetus sensasi lain. Tapi apakah para ahli setuju?
Sebuah artikel majalah Newsweek menyimpulkan opini para ahli, yang dengan tegas menyatakan pandangan Yesus dan Maria Magdalena menikah tidak punya dasar historis.[2] Mungkin para penganut Gnostik merasa Perjanian Baru terlalu malu akan romantika dan memutuskan membumbuinya sedikit. Tapi apapun alasannya, ayat terisolasi dan tidak pasti artinya ini ditulis 100 – 200 tahun setelah Kristus dan tidak kuat untuk jadi dasar teori konspirasi. Menarik di baca, mungkin, tapi jelas bukan sejarah.
Namun beberapa tetap tidak berhasil diyakinkan. Mungkin mereka hanya ingin membuat sejarah lebih menarik. Wartawan televisi, yang mendapat beberapa penghargaan, Frank Sesno, bertanya kepada panel para ahli sejarah mengenai ketertarikan orang dengan teori-teori konspirasi. Professor Stanley Kutler, dari University of Wisconsin, menjawab,”Kita semua suka misteri — tapi kita lebih suka konspirasi.”[3] Mungkin semua cerita berlebihan (dan menyimpang) tentang Yesus dan Maria lebih ditekankan untuk menentang KeKristenan dengan mencoba memanusiakan seseorang yang disebut orang Kristen sejak awal sebagai Allah. (Untuk membaca lebih banyak tentang bagaimana orang Kristen mula-mula memandang Yesus (Lihat “Senyum Mona Lisa”). Contohnya, pendapat Rasul Paulus terhadap Yesus Kristus:
“yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:6 – 7).
Yohanes, seorang saksi mata dan salah satu murid terdekat Yesus, katakan mengenai Dia:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….Segala sesuatu dijadikan oleh Dia …… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” (bagian-bagian dari Yohanes 1:1-3, 14).

Apakah Yesus Benar-Benar Bangkit Dari Kematian?

Pertanyaan terbesar masa kini bukanlah apakah Yesus dan Maria Magdalena menihak, tapi, “Siapa sebenarnya Yesus Kristus?” Apakah Dia cuma seorang manusia luar biasa, atau Dia adalah Allah dalam bentuk daging, seperti yang dipercayai oleh Paulus, Yohanes, dan para murid lainnya.
Para saksi mata, bagi Yesus Kristus, berbicara dan bertindak sepertinya mereka percaya Dia bangkit secara fisik dari kematian setelah penyalibannya. Jika mereka salah maka KeKristenan didirikan diatas kebohongan. Tapi jika mereka benar, mujizat seperti itu secara memperkuat semua yang Yesus katakan mengenai ALLAH, diriNya, dan kita.
Tapi apakah kita percaya pada kebangkitan Yesus hanya dengan iman saja, tapi apakah ada bukti historis yang kuat? Beberapa ahli skeptis mulai meneliti catatan historis untuk membuktikan bahwa catatan kebangkitan itu salah. Apa yang mereka temukan?

Apa Ada Konspirasi “Da Vinci” ?

“Senyum Mona Lisa” menginvestigasi teori besar dunia tentang konspirasi Yesus Kristus. Yesus dan Maria Magdalena menikah? Apakah (Kaisar) Constantine memerintahkan penghancuran catatan yang sebenarnya mengenai Yesus Kristus dan menciptakan Dia sebagai ALLAH yang dipuja orang Kristen sekarang?

Apa Yang Yesus Katakan Setelah Kita Mati?

Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian, maka Dia seharusnya tahu ada apa setelah kematian itu. Apa yang Yesus katakan mengenai arti kehidupan dan masa depan kita? Apakah ada banyak jalan ke ALLAH atau klaim hanya Yesus satu-satunya jalan? Baca dan mulai menjawab “Kenapa Yesus?

Bisakah Yesus Memberi Arti Pada Kehidupan?

“Kenapa Yesus?” meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah Yesus menjawab pertanyaan besar kehidupan, “Siapa saya!?” “Kenapa saya disini?” dan, “Kemana saya pergi?” Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun sebagian orang percaya Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk menghadapi dunia yang tidak bisa dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan mengenai kehidupan dan tujuan kita ada disini di dunia, yang perlu diteliti sebelum kita menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak mampu. Artikel ini meneliti misteri kenapa Yesus datang di dunia.
Klik di sini untuk melihat bukti-bukti untuk klaim yang paling fantastis yang pernah dibuat — kebangkitan Yesus Kristus!