Selasa, 22 Mei 2012

Mengenal Kota di Alkitab " Niniwe "


NINIWE


* Kejadian 10:6-12

10:6 Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan.

10:7 Keturunan Kush ialah Seba, Hawila, Sabta, Raema dan Sabtekha; anak-anak Raema ialah Syeba dan Dedan.

10:8 Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi;

10:9 ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang: "Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN."

10:10 Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear.

10:11 LAI TB, Dari negeri itu ia pergi ke Asyur, lalu mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah

KJV, Out of that land went forth Asshur, and builded Nineveh, and the city Rehoboth, and Calah,

Hebrew,

מִן־הָאָרֶץ הַהִוא יָצָא אַשּׁוּר וַיִּבֶן אֶת־נִינְוֵה וְאֶת־רְחֹבֹת עִיר וְאֶת־כָּלַח׃

Translit, MIN-HA'ARETS HAHIV YATSA 'ASYUR VAYIVEN 'ET-NINVEH VE'ET-REKHOVOT 'IR VE'ET-KALAKH





10:12 LAI TB, dan Resen di antara Niniwe dan Kalah; itulah kota besar itu.

KJV, And Resen between Nineveh and Calah: the same is a great city.

Hebrew,

וְאֶת־רֶסֶן בֵּין נִינְוֵה וּבֵין כָּלַח הִוא הָעִיר הַגְּדֹלָה׃

Translit, VE'ET-RESEN BEIN NINVEH UVEIN KALAKH HIV HA'IR HAGEDOLAH

Niniwe, kota terkemuka dan ibukota terakhir Asyur. Puing-puingnya ditandai oleh tumpukan-tumpukan yg disebut Kuyunjik dan nabi Yunus pada S Tigris di sebelah Mosul, Irak.
I. Nama
Niniwe (Ibrani, נִינְוֵה - NINEVEH, Yunani, νινευίτης - nineuitēs) menerjemahkan kata Asyur Ninua (Babel Kuno Ninuwa), salinan nama Nina dalam bahasa Sumer awal, nama dewi Isytar yang ditulis dengan tanda berupa lukisan seekor ikan dalam kandungan. Kendati lukisan itu mengingatkan peristiwa Yunus, mungkin tidak ada hubungannya dengan kata Ibrani NUN, 'ikan'.

II. Sejarah
Menurut Kejadian 10:11 Niniwe dan kota-kota lain di utara didirikan oleh Nimrod atau Asyur sesudah meninggalkan Babel. Penggalian di kedalaman 25 m sampai pada tanah yg masih dalam bentuk asli memperlihatkan bahwa situs itu telah dihuni sejak zaman prasejarah (± 4500 sM). Bentuk tembikar 'Ubaid (dan Samara) dan bangunan menandakan pengaruh dari selatan. Kendati baru pertama kali disebut dalam prasasti-prasasti Gudea dari Lagasy, yg beroperasi di daerah itu ± 2200 sM, naskah-naskah Tukulti-Ninurta I ± 1230 sM menceritakan bagaimana ia memperbaiki kuil dewi Isytar dari Niniwe yg didirikan oleh Manishtusu, putra Sargon, ± 2300 sM.

Pada awal milenium kedua Niniwe berhubungan dengan koloni Asyur Kanish di Kapadokia, dan pada saat Asyur memperoleh kemerdekaannya di bawah pimpinan Syamsyi-Adad I (± 1800 sM) kuil Isytar (yg disebut Emash-mash) dipugar. Hammurabi dari Babel (± 1750 sM) memperindah kuil itu, tapi perluasan kota baru dilaksanakan setelah kebangkitan Asyur di bawah pimpinan Salmaneser I (kr 1260 sM). Pada pemerintahan Tiglat-Pileser I (1114-1076 sM) Niniwe menjadi istana disamping istana Asyur dan Kalah. Asyurnasirpal 11 (883-859 sM) juga Sargon II (722-705 sM) mempunyai istana di sana. Mungkin sekali upeti Menahem tahun 744 sM (2 Raja 15:20) dan upeti Samaria tahun 722 sM (Yesaya 8:4) diantar langsung ke Niniwe.


Sanherib, dengan bantuan ratunya Naqi'a-Zakutu yg berasal dari Semit Barat, membangun lagi dan memperluas Niniwe termasuk benteng pertahanannya, tembok kota dan sumber air minum. Ia membangun saluran sepanjang 48 km dari bendungan Sungai Gomel ke utara, dan mengarahkan arus Sungai Khasr -- yg mengalir melalui kota, dengan membangun bendungan lain di Ayela -- ke arah timur. Dia sediakan juga gedung-gedung perkantoran dan taman-taman. Tembok istananya yg baru dihiasi dengan gambar-gambar timbul yang melukiskan kemenangan-kemenangannya, termasuk pengepungan sukses atas Lakhis. Upeti dari Hizkia raja Yehuda (2 Raja 18:14) dikirim ke Niniwe, ke mana Sanherib kembali sesudah serangannya (2 Raja 19:36; Yes 37:37). Mungkin sekali kuil Nisroh, di mana dia dibunuh, terletak di Niniwe. Cerita mengenai serangannya atas Hizkia di Yerusalem dicatat pada prisma tanah liat (Taylor-Prism) di fondasi Niniwe.

Asyurbanipal (669-627 sM) sebagai putra mahkota menjadikan Niniwe tempat tinggalnya yg utama. Pahatan gambar-gambar timbul di istananya, yg melukiskan pemburuan singa, termasuk contoh terbaik bentuk seni Asyur. Jatuhnya kota besar Niniwe yg dinubuatkan oleh nabi Nahum dan Zefanya, terjadi Agustus 612 sM. Tawarikh Babel mencatat bagaimana kekuatan terpadu dari orang Madai, Babel dan Skit mengepung kota itu, yg jatuh akibat luapan air sungai yg bendungannya dibobol (Nahum 2:6-8). Niniwe dirampas oleh orang Madai, dan raja Sin-shar-ishkun dibakar, tapi keluarganya meloloskan diri. Niniwe menjadi timbunan puing yg sunyi sampai sekarang (Nahum 2:10; 3:7), padang rumput bagi kawanan ternak (Zefanya 2:13-15), yg menjadi asal nama modernnya Tell Kuyunjik ('kawanan banyak biri-biri'). Waktu Xenophon dan tentara Yunani mundur melewatinya tahun 401 sM, kota itu sudah menjadi puing-puing yg tidak dikenal lagi.

* Yunus 1:2

LAI TB, "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."

KJV, Arise, go to Nineveh, that great city, and cry against it; for their wickedness is come up before me.

Hebrew,

קוּם לֵךְ אֶל־נִינְוֵה הָעִיר הַגְּדֹולָה וּקְרָא עָלֶיהָ כִּי־עָלְתָה רָעָתָם לְפָנָי׃

Translit, KUM LEKH 'EL-NINVEH HAYR HAGEDOLAH UQERA 'ALEYHA KI-'ALTAH RA'ATAM LEFANAY
Pada puncak kemakmurannya, Niniwe dikelilingi oleh tembok dalam, panjangnya ± 12 km. Di dalam tembok itu -- menurut penyelidikan Felix Jones tahun 1834 -- dapat tinggal 175.000 orang. Penduduk 'kota besar ini' dikatakan dalam Kitab Yunus (1:2; 3:2) jumlahnya 120.000 jiwa, yang tidak mengetahui yg baik dan yg jahat. Angka ini cocok dengan 69.574 penduduk Nimrud pada thn 879 sM, kota yg luasnya kurang dari setengah Niniwe. Luas kota Niniwe memerlukan 'tiga hari perjalanan' (Yunus 3:3), mungkin meliputi wilayah administratif Niniwe itu, yang ± 70 km luasnya (Hatra-Khorsabad-Nimrud). Ungkapan Yunus 3:4 mengenai 'satu hari perjalanan jauhnya' nampaknya merujuk pada jauh jarak dari pinggir kota bagian selatan (Balawat) ke utara kota itu. Naskah Ibrani tidak menjelaskan apakah wilayah (Asyur: ninua[ki]-) atau ibukota ([al]-ninua) yg dimaksud. Ay ini boleh juga berarti perjalanan satu hari dari perbatasan sampai ke kota, satu hari urusan kota, kemudian satu hari pulang. Tidak ada bukti luar mengenai pertobatan penduduk Niniwe (Yunus 3:4-5), kecuali naskah dari Gozan yg menceritakan gerhana total pada thn 763 sM diikuti banjir dan bala kelaparan. Tanda-tanda ini dianggap orang Asyur sebagai hukuman atas raja, yg untuk sementara akan mengundurkan diri (bnd Yunus 3:6). Tanda-tanda seperti itu, termasuk gempa bumi pada zaman Yunus bin Amitai (2 Raja 14:25) mungkin menyebabkan perlakuan yg dipuji Yesus (Lukas 11:30; Matius 12:41, lihat tanda-yunus-ratu-selatan-lukas-11-29-32-vt376.html ).

III. Penemuan
Penggalian dimulai oleh P Botta tahun 1842-1843 tanpa hasil: ia meninggalkan situs yg pertama sekali dia gali, karena percaya bahwa Khorsabad (16 km utara) adalah benar pertapakan Niniwe. Penggalian oleh Layard dan Rassam (1845-1854) membuktikan letak Niniwe berdasarkan temuan berupa gambar-gambar dari istana Sanherib dan Asyurbanipal dan banyak prasasti. Di antara 25.000 kepingan benda bersejarah dari Niniwe dan kuil Nabu terdapat Cerita Air Bah (Cerita Gilgamesy). Penggalian diteruskan sampai sekarang.

Sejarah Asyur dan Babel kuno lebih banyak diketahui dari penemuan benda-benda purba di Niniwe ketimbang tempat-tempat lain, berupa ukiran dan prasastinya. Sedangkan cerita tertulis, sejarah, tata bahasa dan ilmu pengetahuan telah membuat sastra Asyur diketahui lebih baik daripada sastra bangsa-bangsa kuno lainnya, kecuali orang Ibrani.

Kepustakaan:

R. C Thompson dan R. W Hutchinson, A Century of Exploration at Nineveh, 1929;

A Parrot, Nineveh and the Old Testament, 1955.

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 2, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994, hlm160-162.