Senin, 23 April 2012

PENCIPTAAN MANUSIA


A. Manusia diciptakan oleh Allah
Alkitab menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa manusia diciptakan oleh Allah, manusia diciptakan dalam jangka waktu yang singkat dan berlangsung sebagai manusia dewasa yang sempurna, Kejadian 1:27; 2:7. Dalam bahasa Ibraninya, kata "menciptakan" dalam Kejadian 1:27 yang dipakai adalah "bara", tetapi dalam ayat Kejadian 1:25 kata yang dipakai adalah "asah", yang berkenan dengan binatang, yang liar dan yang jinak. Kedua kata itu tidak mengandung arti "bertumbuh" atau "berubah rupa" atau "menjadi lain". Perkataan "asah" berarti "membuat dengan memakai bahan-bahan" seperti membuat meja dari kayu. Istilah "bara" berarti "menjadikan dengan tidak memakai bahan apa-apa". Jadi, Alkitab tidak mengemukakan alasan apa pun sehingga ilmu pengetahuan atau manusia dapat berpikir bahwa tubuh manusia adalah keturunan dari binatang, apalagi pikirannya dan jiwanya. Alkitab menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia langsung, Kejadian 1:27; 5:1,2. Cara Tuhan menjadikan manusia diterangkan dalam Kejadian 2:7 dan Kejadian 2:21,22. "Pelajaran evolusi (suatu jenis berkembang dan berubah sampai menjadi jenis baru yang lebih tinggi tingkatannya) tidak dapat didasarkan pada pasal Kejadian 1:1-2:25. Pengarang kitab Kejadian juga memakai perkataan Ibrani "yatsar" yang berarti "membuat", bukan bertumbuh atau bertambah-tambah... Tidak ada binatang yang dijadikan menurut gambar dan rupa Allah; badan binatang tidak dibuat atau diciptakan seperti badan manusia." Leader S. Keyser.
B. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa
Di dalam Alkitab ada banyak bukti bahwa semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, Kejadian 1:27,28; 9:19. Akan tetapi ada bukti yang lain di samping bukti dari Alkitab. Ada bukti dari sejarah dunia: Sejarah negara-negara dan bangsa-bangsa dari seluruh dunia menunjukkan bukti bahwa segenap manusia asalnya dari satu pasang suami isteri di Asia. Ada pula bukti dari bahasa-bahasa manusia: Menurut para ahli yang menyelidiki asal-usul bahasa-bahasa di dunia, maka ada banyak tanda-tanda yang membuktikan bahwa semua bahasa yang terkenal di dunia ini berasal dari satu bahasa. Dan tidak ada bukti bahwa bahasa-bahasa yang tidak terkenal tidak berasal dari satu bahasa. Bukti dari ilmu jiwa manusia: Semua bangsa dan suku-suku bangsa di dunia ini, memiliki cara berpikir yang sama. Ini nyata dari adanya persamaan di dalam pepatahnya, adat-istiadatnya, budi pekertinya, dongeng-dongeng nenek moyang, dan kemungkinan segala bangsa menjadi orang Kristen. Ini membuktikan bahwa semua manusia hanya satu asalnya. Bukti dari ilmu tubuh manusia: Segala bangsa dapat mengadakan perkawinan antara bangsa dan mereka dapat memperoleh keturunan. Suhu tubuh segala bangsa sama panasnya. Segala bangsa mempunyai nadi yang sama banyaknya. Segala bangsa dapat diserang segala macam penyakit. Hal-hal demikian tidak dapat terjadi pada binatang, dan darah manusia selalu dapat dibedakan dari darah binatang, kalau dilihat dengan mikroskop.
Rasul Paulus menerangkan bahwa segenap umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada segala manusia. Begitu pula di dalam Kristus ada keselamatan yang cukup untuk segala manusia, Roma 5:12,19; 1Korintus 15:21,22. Bandingkan Kisah 17:26.
C. Manusia diciptakan atas gambar dan rupa Allah
Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26,27; 1Korintus 11:7. Dalam dua hal manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, yaitu (1) hal kesucian, (2) sebagai suatu pribadi. Dalam hal kesucian berarti bahwa manusia dijadikan dengan pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat; manusia dijadikan suci dan tidak berdosa, Pengkhotbah 7:29; Efesus 4:24; Kolose 3:10. "Adam dijadikan dengan perangai yang suci, yaitu dengan kerinduan akan Allah: semua orang yang lahir setelah dia, dilahirkan dengan kerinduan untuk menjauhkan diri daripada Allah". Farr. Sebagai suatu pribadi berarti bahwa manusia dijadikan satu pribadi seperti Allah adalah satu pribadi; dan manusia mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri, dan mempunyai kehendak diri sendiri. Ia mempunyai pengetahuan, perasaan dan kehendak. Tidak ada binatang yang demikian. Manusia mempunyai hati nurani yang dapat memberitahukan mana yang baik dan yang jahat. Akan tetapi bisikan kalbu bukan suatu ukuran atau patokan yang sempurna, sebab hati nurani mungkin diabaikan dan dimatikan. Oleh sebab itu perlu sekali kita selalu membaca Firman Tuhan supaya hati nurani kita disesuaikan dengan Firman itu.
Manusia memiliki kehendak bebas. Manusia boleh memilih yang baik atau yang jahat, dan karena itu manusia harus bertanggung jawab atas kelakuannya. Allah adalah Roh: dengan demikian Ia tidak mempunyai tubuh. Oleh sebab itu manusia tidak diciptakan menurut gambar Allah secara tubuh, walaupun tubuh manusia ajaib. Pada pihak lain kita tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus ialah gambar Allah dan pada waktu yang akan datang kita akan serupa dengan Dia, 1Yohanes 3:2.
Manusia mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Ia mempunyai bagian jasmani dan rohani. Bagian jasmani ialah tubuhnya, yang rohani yaitu roh dan jiwanya. Ada dua pandangan daripada ahli teologi yaitu yang mengatakan bahwa roh dan jiwa merupakan dua kesatuan dan yang mengatakan bahwa roh dan jiwa itu merupakan satu kesatuan. Alkitab tidak menjelaskan mengenai hal ini, jadi hal ini tidak dapat dipastikan. Oleh sebab itu sebaik-baiknya kita tidak perlu mencoba memastikan hal ini.
D. Hasil penciptaan manusia
Hasil dari penciptaan manusia ada tiga. Secara jasmani manusia elok dan mulia, Mazmur 139:14. Secara jiwa, pikirannya tidak dihalangi. Manusia telah mengetahui banyak hal dari sebab akal budinya. Karena pikirannya tidak dihalangi maka manusia dapat menamai segala jenis binatang, dan hal itu menandakan bahwa Adam pandai dan luas pengetahuannya. Secara rohani, ia mempunyai kesadaran yang tidak dihalangi dosa; ia mempunyai keinsafan akan hal-hal rohani dan mempunyai persekutuan dengan Allah yang tidak dihalangi. Secara jasmani, jiwa dan rohani manusia itu sempurna. Manusia yang diciptakan itu sungguh amat baik, Kejadian 1:31.
Oleh sebab segala bangsa di dunia ini berasal dari satu keturunan (Kisah 17:26), maka kita yang percaya akan Yesus Kristus wajib memberitahukan Injil kepada segala saudara kita. Pekerjaan pengabaran Injil memang ada hubungannya dengan penciptaan manusia.
I. MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA
A. Ujian untuk manusia
Alkitab menyatakan bahwa sesudah manusia diciptakan, maka Allah menempatkan mereka di dalam Taman Eden di mana ditempatkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 2:8-17. Allah menempatkan pohon itu karena Ia hendak menguji manusia apakah manusia akan mentaati apa yang telah dipesankan Allah kepadanya. Kalau manusia mentaati peraturan itu maka tentu ia akan mendapat pahala, dan kalau tidak taat tentu ia akan mendapat hukuman. Di dalam Taman Eden itu hanya satu pohon yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Itu merupakan suatu peraturan yang istimewa, karena tidak jelas apa sebabnya peraturan itu diberikan. Sepuluh hukum Tuhan adalah hukum yang nyata sebabnya, dan hukum itu dapat disebut sebagai hukum moral. Misalnya ada peraturan, "Jangan mencelupkan tangan ke dalam air" maka peraturan itu merupakan peraturan istimewa sebab kita tidak mengetahui alasannya, apa kebaikan dan keburukannya. Demikian pula Adam dan Hawa tidak mengetahui alasan dari peraturan Allah, "...pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya ..." Tuhan telah memberikan peraturan itu, dan Adam dan Hawa wajib mentaati perintah itu.
B. Maksud ujian untuk manusia
Apa sebabnya manusia perlu diuji oleh Allah? Ada tiga jawaban untuk pertanyaan itu.
Pertama, ujian itu perlu oleh sebab manusia memiliki kehendak bebas. Manusia dapat menentukan segala perbuatannya oleh kehendak dirinya sendiri. Oleh sebab itu manusia memerlukan sesuatu untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kehendak dirinya. Kalau tidak ada ujian untuk manusia apakah gunanya ia diberi kebebasan untuk menentukan perbuatannya? Misalnya: kita mengerti bahwa ikan laut bernafas dengan insang, dan insang itu sesuai dengan suasana air. Tetapi, insang tidak sesuai dengan suasana udara, jadi insang itu menuntut supaya ikan hidup dalam air. Begitu pula manusia, ia diberi hak dan kuasa untuk menentukan segala kelakuannya, oleh sebab itu haruslah ia diuji supaya kebebasan menentukan kelakuannya dapat bekerja atau berfungsi. Kalau manusia tidak diberi kuasa untuk menentukan sendiri kelakuannya maka itu bertentangan dengan perangainya.
Kedua, manusia diuji oleh Allah untuk membuktikan apakah ia mentaati perintah Allah dan setia kepada Allah. Tentu Allah yang telah menjadikan manusia berhak menguji manusia dan memberikan suatu hukum yang sesuai dengan keadaan batin mereka. Sebelum Adam bersekutu dengan Allah, ia harus diuji sebab persekutuan menuntut ketaatan dan kasih menuntut kesetiaan.
Ketiga, kita mengetahui dengan pasti bahwa apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada manusia adalah hal yang mendatangkan kebaikan untuk manusia. Oleh sebab itu perintah ini diberikan kepada manusia untuk membawa manusia kepada kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Adam dan Hawa diciptakan dalam keadaan suci dan dengan sifat yang ingin dekat kepada Allah. Jadi seandainya mereka telah memilih untuk mentaati perintah Allah, tentu hati nuraninya yang suci akan menyatakan tabiat dan kelakuan yang suci. Seandainya mereka dengan dalam ujian itu, tak dapat tiada kemenangan itu akan meneguhkan manusia di dalam kesucian. Akan tetapi, oleh sebab manusia sudah salah pilih dan sudah melanggar Firman Allah, maka hati nuraninya yang suci menjadi kotor oleh dosa, dan oleh karena itu akibat dan hukuman dosa ditanggung ke atas mereka dan atas segala keturunannya, sehingga dengan demikian mereka sekalian telah terjerumus di dalam dosa. Meskipun Adam dan Hawa telah diciptakan dengan perangai yang suci mereka itu mungkin juga dicobai dan mereka bahkan sudah dicobai.
C. Pencobaan manusia
Alkitab menerangkan bahwa Adam dan Hawa telah dicobai untuk berbuat dosa dengan melanggar perintah Allah yang istimewa, Kejadian 3:1-6; 2Korintus 11:3; 1Timotius 2:14. Ular telah dipakai sebagai alat dalam tangan Iblis untuk mencobai Adam dan Hawa, Kejadian 3:1,4; 2Korintus 11:3.
Iblis, makhluk yang telah jatuh sebelum manusia diciptakan, selalu berusaha menjatuhkan manusia. Ia cerdik sekali sehingga ia dapat memakai si ular. Boleh jadi ular asli adalah seekor binatang yang elok rupanya, dan boleh jadi ia berjalan dengan kaki (Kejadian 3:14). Sesudah Iblis memasuki ular itu lalu ia datang kepada Hawa dan mencobai dia. Iblis itu cerdik sekali, sebab sesudah ia mencobai Hawa sehingga jatuh, Hawa kemudian mencobai Adam. Pencobaan yang dilakukan dengan perantaraan Hawa akan jatuh lebih efektif daripada pencobaan yang datangnya langsung dari Iblis. Patut kita ingat bahwa maksud Iblis yang terutama ialah supaya Adam jatuh ke dalam dosa. Apakah sebabnya? Sebab Adam ialah kepala segala manusia dan raja atas segenap bumi (Kejadian 1:26-28; 1Korintus 11:7-9), dan ialah yang harus bertanggung jawab. Jatuhnya Adam ke dalam dosa mengakibatkan semua manusia tercemar dan ikut jatuh ke dalam dosa, dan itulah yang diinginkan oleh iblis.
D. Cara pencobaan itu.
Pencobaan terhadap Hawa itu dilakukan melalui 3 cara:
  1. Melalui tubuh. Iblis mencobai dengan perantaraan tubuh Hawa. Hawa telah melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, Kejadian 3:6[a].
  2. Melalui jiwa. Iblis mencobai Hawa dengan perantaraan pikirannya. Ia merasa bahwa pohon itu sedap kelihatannya (Kejadian 3:6[b]), yang menyangkut unsur kesenian, tetapi ia menjadi lebih tertarik karena ia berpikir bahwa pohon itu akan memberi pengertian, Kejadian 3:6[c].
  3. Melalui roh. Dengan rohnya Adam dan Hawa bersekutu dengan Allah. Iblis telah mencobai Hawa melalui rohnya dengan berkata bahwa kalau buah itu dimakan Hawa akan menjadi seperti Tuhan Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:5. Keinginannya untuk menjadi seperti Allah yang mengetahui baik dan jahat merupakan suatu cita-cita yang mulia, tetapi sesungguhnya itu adalah ambisi yang berpusat pada diri sendiri dan berasal dari Iblis, yaitu ambisi yang sama yang menyebabkan jatuhnya Iblis, Yesaya 14:14.
Apakah mereka mengetahui baik dan jahat sebelum mereka jatuh dalam dosa? Tentu! Mereka tahu bahwa mentaati perintah Allah adalah baik dan melanggar perintah itu adalah jahat. Jadi, tidak ada sesuatu yang ditambahkan kepada pengetahuannya kecuali mengetahui dan menginsafi bahwa diri mereka berdosa.
Perhatikanlah bahwa Iblis juga telah mencobai Tuhan Yesus dengan tiga cara tersebut, (Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13). Sampai sekarang pun Iblis tetap mencobai segala manusia dengan cara seperti itu. Dalam 1Yohanes 2:16 terdapat (1) "keinginan daging" (2) "keinginan mata" (3) "keangkuhan hidup".
E. Jatuhnya manusia ke dalam dosa.
Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa Adam dan Hawa telah jatuh dari kesucian mereka yang mula-mula, ketika mereka melanggar perintah Allah yang istimewa itu, yaitu larangan untuk makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:6; Roma 5:12,19; 1Timotius 2:14. Itulah dosa manusia yang pertama, dan akibat dosa itu besar lagi hebat, dan hukumannya segera datang. Dr. R.A. Torrey telah mengemukakan lima hal mengenai dosa yang pertama itu:
  1. mendengar fitnah yang ditujukan terhadap Allah.
  2. kurang percaya akan perkataan Allah dan kasih Allah.
  3. memandang akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
  4. ingin akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
  5. melanggar perintah Tuhan.
Dosa Adam dan Hawa dilakukan atas kehendak diri mereka sendiri. Segala dosa disebabkan oleh pilihan kehendak manusia. Oleh sebab Adam dan Hawa telah diciptakan dalam keadaan suci, maka dosa datang dari luar mereka. Dosa itu asalnya dari Iblis dengan perantaraan ular. Dosa Adam dan dosa semua keturunannya tidak lain daripada dosa karena tidak percaya akan Firman Allah: mereka mempercayai perkataan Iblis. Oleh sebab itu wajib kita menerima nasihat ini: Kita tidak dapat sungguh-sungguh menjadi milik Allah kalau kehendak kita belum dimiliki Allah serta belum tunduk kepada-Nya. Artinya, kehendak kita harus dikuduskan serta dibebaskan sehingga kita dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Inilah kemerdekaan yang sempurna.
F. Akibat dosa (akibat jatuhnya manusia ke dalam dosa)
Ketika si ular memberitahukan kepada Hawa bahwa mereka akan menjadi seperti Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, ular itu berdusta walaupun ada juga sebagian kata-katanya yang betul. Tuhan Allah tidak tahu tentang kejahatan sebab Allah tidak dapat melakukan kejahatan dan tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Tetapi Adam dan Hawa sudah mengetahui kejahatan karena mereka melakukan atau mengalami kejahatan itu. Sejak saat itu, lebih mudah bagi mereka untuk melakukan kejahatan daripada kebenaran. Sejak saat itu pula perangai manusia dan semua keturunannya ada di dalam dosa.
Akibat dosa mereka ialah:
  1. Mereka merasa malu (Kejadian 3:7). Sebab mereka telah makan buah pohon itu, maka mereka melihat kenyataan diri mereka sendiri, dan mereka merasakan tekanan dosa mereka. Pada saat itu juga Tuhan telah mulai menyadarkan hati nurani mereka.
  2. Mereka berusaha sendiri. Mereka telah menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (Kejadian 3:7). Setelah Adam jatuh di dalam dosa, maka manusia selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri; ia telah mencobai menenun bagi dirinya sendiri suatu jubah kebenaran. Tudung itu bukan tudung darah dan bukan tudung yang berasal dari Allah, dan bukan jalan keselamatan dari Allah. Pengharapan manusia hanya di dalam menerima tudung kebenaran yang telah disediakan oleh Tuhan (Kejadian 3:21; Filipi 3:9).
  3. Mereka menjadi takut (Kejadian 3:8-10). Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa, ia tidak takut, ia dan Hawa bagaikan anak-anak yang selalu senang, mereka menemui Allah pada waktu kapan saja bila mereka mendengar suara-Nya. Tetapi kini sesuatu yang baru telah masuk ke dalam kehidupan manusia, yaitu ketakutan. Dosa telah membuat suatu rantai ketakutan yang sampai kini masih mengikat manusia.
  4. Mereka mencoba menyembunyikan diri (Kejadian 3:8). Dengan bodoh Adam dan Hawa menyangka bahwa mereka dapat menyembunyikan diri mereka dari hadirat Allah. Keturunan mereka juga bodoh karena mereka pun masih mencoba menyembunyikan pelanggarannya, tidak mau menghadap Allah untuk mengakui dosa mereka dan mencari keampunan (Amsal 28:13).
  5. Mereka telah mencoba membenarkan diri sendiri (Kejadian 3:12). Di sini kita melihat satu akibat dosa yang paling buruk. Meskipun mereka berdosa dan bersalah, tetapi mereka mencoba membenarkan diri sendiri. Bilamana seseorang mencoba membenarkan dirinya sendiri, ia selalu menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa, tetapi lebih daripada itu ia telah menyalahkan Allah juga dalam perkataannya, "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku" (Kejadian 3:12). Seolah-olah ia berkata, "Itu salah Tuhan sendiri, yang telah memberikan perempuan itu kepadaku, sebab kalau Tuhan tidak memberikan perempuan itu, tentu pelanggaran itu tidak terjadi. "Pada masa ini banyak orang berdosa yang juga mencoba menyalahkan Allah.
  6. Mereka telah menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa dari sebab dosanya sendiri, dan Hawa telah menyalahkan si ular (Iblis) dari sebab dosanya sendiri (Kejadian 3:12,13).
Sebab yang dikatakan di atas adalah akibat dosa di dalam pribadi manusia.
G. Hukuman dosa
Dosa selalu membawa hukuman, dan beberapa hukuman telah langsung ditanggung oleh Adam dan Hawa oleh sebab dosa mereka.
  1. Hukuman telah dijatuhkan kepada ular. Sebab ular itu telah menjadi alat Iblis, maka ular itu dikutuk (Kejadian 3:14; Mikha 7:17). Bahkan dalam Kerajaan Tuhan seribu tahun kutukan itu tetap berlaku atas ular itu (Yesaya 65:25). Ular itu mengibaratkan Iblis (Wahyu 12:9).
  2. Hukuman telah dijatuhkan kepada perempuan, yaitu penderitaan pada waktu bersalin dan perempuan harus tunduk kepada suaminya (Kejadian 3:16; Yohanes 16:21). Akan tetapi berkat Injil, Injil mengurangi hukuman itu (1Timotius 2:15; 1Petrus 3:7).
  3. Hukuman telah dijatuhkan kepada laki-laki. Hukuman ini berupa kesusahan dan kelelahan (Kej 3:17-19; Ayub 5:7; Pengkhotbah 2:22,23). Pekerjaan adalah suatu berkat, bukan laknat, tetapi laknat atas tanah menyebabkan pekerjaan lebih berat.
  4. Hukuman telah dijatuhkan kepada bumi, oleh sebab manusia. Akibat hukuman itu bumi mengeluarkan semak duri dan rumput duri (Kej 3:18). Seperti ular, begitu pula duri adalah musuh manusia (Mat 7:16). Dalam Alkitab duri itu melukiskan kejahatan (Bil 33:55; 2Korintus 12:7). Pada waktu Tuhan Yesus disalib, Ia diberi mahkota duri. Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun, laknat atas bumi akan dihapuskan (Yesaya 25:8).
Semua yang dikatakan di atas adalah akibat dari luar manusia, yaitu dari Allah.
H. Dosa menyebabkan perceraian
Dosa selalu membawa perceraian. Adam dan Hawa telah diceraikan dari tiga hal:
1. Mereka dan keturunan mereka diceraikan dari pohon kehidupan. Dalam hal ini rahmat Allah dinyatakan, sebab seandainya manusia dapat hidup selama-lamanya dalam keadaan berdosa, maka hal itu menjadi bahaya besar. Oleh sebab itu Adam dan Hawa diusir dari pohon kehidupan tetapi oleh penebusan dan kebangkitan Kristus, keturunannya yang menerima Kristus akan dapat makan buah pohon itu (Wahyu 2:7; 22:14). Tubuh manusia akan menjadi rusak dan lemah, tetapi Tuhan telah menyediakan pohon kehidupan untuk meniadakan kerusakan itu. Hal ini nyata bahwa sebelum air bah, manusia berumur panjang sekali. "Mungkin, seandainya manusia tidak berdosa maka tubuhnya akan diangkat atau dibawa naik ke sorga tanpa melintasi kematian." (Strong). Dr. Campbell Morgan menerangkan bahwa kenaikan Yesus Kristus menjamin kebangkitan dan kenaikan semua manusia, jikalau sekiranya tidak ada dosa dalam manusia.
2. Adam dan Hawa diceraikan (diusir) dari Taman Eden. Hal ini dilakukan supaya jangan sampai mereka makan buah pohon kehidupan itu. Mungkin jadi manusia dapat menghampiri Taman Eden pada sebelah Timur, di mana beberapa Kerub menjaga, dan di sana mereka menyembah serta mempersembahkan korban-korban kepada Allah. Barang kali itulah kaabah yang pertama.
3. Adam dan Hawa diceraikan dari hadirat Allah yang dapat dilihat oleh mereka. Ketika Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka dari hadirat Allah, hal itu terjadi sebab mereka itu dalam keadaan berdosa, tidak layak memandang Allah atau bersekutu dengan Dia. Sejak saat itu manusia harus menghampiri Allah melalui seorang pengantara (1Timotius 2:5).
I. Dosa menyebabkan kematian
Oleh sebab hukuman Allah yang melarang manusia makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, maka Tuhan telah berfirman, "Sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kematian ini yang disebabkan oleh dosa meliputi 3 aspek:
1. Kematian jasmani. Kematian jasmani adalah perceraian antara roh dan jasmani, yang menyebabkan kerusakan tubuh. Kematian telah datang kepada manusia dari sebab dosa, dan kematian adalah upah dosa (Roma 5:12; 6:23). Jikalau tidak ada dosa tentu Tuhan menentukan suatu jalan lain bagi orang saleh untuk dibawa ke sorga. Di dalam Kitab Tesalonika dinyatakan suatu jalan bagi saleh-saleh Tuhan untuk dibawa ke sorga selain dari kematian (1Tesalonika 4:17).
2. Kematian rohani. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (Matius 8:22; Lukas 15:32; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13; Efesus 2:1). Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa terutama adalah kematian jiwa dan roh, yaitu perceraian dari Allah. Dengan demikian kematian itu telah dialami oleh Adam dan Hawa pada hari mereka telah makan buah yang dilarang itu (Kejadian 2:17). Hidup yang kekal bukan hanya berarti hidup secara jasmani untuk selama-lamanya. Demikian pula kematian bukan hanya berarti kematian secara tubuh saja (Roma 5:12-21). Ketika dosa telah masuk, maka roh itu mati, dan itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, "Kamu harus dilahirkan kembali" (Yohanes 3:7). Lihat juga Lukas 15:24; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6; Wahyu 3:1.
3. Kematian Kekal. Kematian kekal adalah akibat kematian rohani, dan merupakan penggenapan dari kematian rohani. Kematian kekal adalah hukuman Tuhan atas orang yang tidak bertobat dan tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, dan hukuman ini diberikan kepada tubuh dan roh orang berdosa (Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9; Matius 10:28; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11). Akan tetapi kematian rohani dan kematian kekal dapat dihapuskan oleh anugerah Tuhan yang telah menyediakan suatu grafirat (tebusan) dalam Tuhan Yesus (Kejadian 3:21; 4:4; Ibrani 9:22; Yohanes 5:24; 8:51).
II. KEADAAN MANUSIA SEKARANG
Alkitab menerangkan bahwa dosa telah masuk ke dalam semua manusia oleh sebab dosa Adam (Roma 5:12-19). Oleh sebab itu tiap-tiap manusia dilahirkan dalam dosa dan mempunyai sifat dosa (Roma 3:9-23; 11:32; Galatia 3:22; Mazmur 14:1-7; 51:7 Yesaya 53:6). Dosa tidak diadakan oleh Hukum-hukum Allah yang diberikan di atas bukit Sinai. Hukum-Hukum itu hanya menyatakan dosa yang memang sudah ada sebelumnya (Roma 5:20) (Roma 7:7-12). Manusia melakukan dosa oleh sebab sifat dosa yang sudah ada di dalam dirinya. Manusia adalah orang berdosa sebab tiap-tiap manusia penuh dengan dosa. Tuhan Allah telah berkata bahwa semua orang telah berdosa (Roma 3:10,23). Oleh sebab itu segenap dunia berada di bawah hukuman, murka, dan kutuk Allah (Roma 3:19; Galatia 3:10) (Efesus 2:3). Hukuman Allah menuntut supaya manusia betul-betul mentaati Hukum-Hukum Allah, tetapi tidak ada seorang manusia pun yang mentaati Hukum-hukum itu. Oleh sebab itu laknat hukum-hukum yang dilanggar itu akan ditanggungkan ke atas orang yang berdosa itu. Jadi murka Allah tinggal di atas semua orang yang tidak sungguh-sungguh percaya akan Yesus Kristus (Yohanes 3:36). Lain daripada itu, orang-orang yang belum dilahirkan kembali berarti masih menjadi anak-anak Iblis dan bukan anak-anak Allah (1Yohanes 3:8-10; Yohanes 8:44; 1Yohanes 5:19). Segenap manusia ditaklukkan oleh Iblis dan dosa sehingga mereka itu tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Kita dapat melihat buktinya dalam seluruh pasal tujuh dari Kitab Roma Roma 7:1-23 dan Yohanes 8:13-36; Efesus 2:3. Jelas dari Alkitab bahwa dosa telah menguasai segenap perangai manusia. Pengertian mereka gelap (Efesus 4:18; 1Korintus 2:14). Hatinya licik dan sudah membatu (Yeremia 17:9,10). Hati nurani dan pikirannya telah cemar (2Korintus 7:5). Kehendaknya dilemahkan (Roma 7:18), dan (Roma 7:18). Oleh sebab semua ini, Injil menyatakan bahwa manusia berada di dalam keadaan berdosa dan sesat jiwanya. Manusia berada di bawah hukuman oleh sebab sifat dosanya dan sebab ia juga sudah melakukan dosa. Oleh sebab itu maka perlu sekali manusia dilahirkan kembali (Yohanes 3:3,7). Hukum-Hukum Allah itu menyatakan dosa di dalam tiap-tiap diri manusia.
III. TANGGUNG JAWAB MANUSIA
A. Tanggung jawab manusia oleh sebab ia bebas memilih
Ketika Tuhan Allah menjadikan manusia serta menempatkan dia dalam Taman Eden, maka Tuhan telah mengaruniakan kepadanya kuasa untuk memilih. Oleh sebab Adam telah memilih untuk melanggar perintah Tuhan, maka akibatnya dosa yang hebat telah masuk ke dalam diri manusia. Meskipun Adam telah jatuh ke dalam dosa, hal itu tidak menghilangkan kuasanya untuk memilih, tetapi kuasa untuk memilih itu telah menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu maka penebusan di dalam Injil itu menggerakkan kehendak manusia, dan manusia harus memilih Injil. Dengan perkataan lain, manusia masih bebas memilih (menentukan) kehendaknya; yaitu ia masih bebas untuk memilih Yesus Kristus walaupun ia telah terjerumus ke dalam dosa. Bilamana seorang manusia memilih Yesus Kristus, maka Allah menopang kehendak yang lemah itu dengan kuat kuasa-Nya.
Kehendak yang bebas berarti manusia bebas memilih, tetapi harus bertanggung jawab atas pilihan yang sesuai dengan kelakuan dan tabiatnya itu. Setiap kelakuan yang berasal dari kehendak yang bebas dikendalikan oleh niat hati. Walaupun begitu, niat hati bukanlah yang menyebabkan pilihan manusia. Manusia mempunyai beberapa niat hati, dan ia dapat memilih salah satu di antaranya. Maka, kehendak manusia itulah yang menentukan pilihannya. Manusia diberi kehendak bebas, dan di dalam hal itu pilihannya ditentukan oleh kehendaknya, bukan oleh niat hatinya.
B. Tanggung jawab manusia oleh sebab bisikan hati nuraninya
Manusia mempunyai perangai yang mengetahui yang baik dan yang jahat, oleh karena itu ia berkuasa untuk berbuat baik dan jahat. Ketika Adam jatuh dalam dosa maka hati nuraninya disadarkan. (Sebenarnya sebelum Adam jatuh ia juga telah mengetahui yang baik dan yang jahat. Ia telah mengetahui yang baik, yaitu mentaati perintah Tuhan, dan ia tahu juga bahwa melanggar perintah Tuhan adalah jahat. Tidak ada suatu pengetahuan yang ditambahkan kepada Adam sesudah ia berdosa. Ia hanya mengalami dosa, dan menyadari bahwa dirinya telanjang, dan ia tahu bahwa ia sudah bersalah dan berdosa sebab ia menjadi takut serta mencoba lari dari hadirat Tuhan Allah). Sesudah hati nuraninya disadarkan maka sejak saat itu Adam harus memilih yang baik atau yang jahat, sesuatu yang sudah diketahuinya, jadi hal itu merupakan suatu tanggung jawab baru baginya; bila ia ingin memilih yang baik.
Hati nurani manusia adalah sifat pikirannya atau batinnya yang mengetahui yang baik dan yang jahat. Hati nurani itu lebih daripada keinginan untuk mentaati batasan-batasan atau undang-undang yang di luar hatinya sendiri, dan undang-undang itu berlainan pada setiap bangsa. Hati nurani membuat undang-undang bagi dirinya kalau tidak ada undang-undang lain (Roma 2:15). Oleh sebab perangai (batin) manusia telah dicemarkan oleh dosa, boleh jadi hati nuraninya kurang sekali memahami hal-hal yang baik dan yang jahat, atau mungkin hati nurani itu tidak berfungsi lagi sebab sering diabaikan (1Timotius 4:2). Sebab itu hati nurani bukanlah suatu pemimpin yang tidak dapat bersalah. "Sifat-sifat lain di dalam diri manusia bisa bersalah, begitu pula hati nurani. Sebab itu hati nurani wajib diterangi dan disucikan. Aneh sekali kalau sifat-sifat lain bisa bersalah tetapi hati nurani tidak. Jadi hati nurani itu juga dapat bersalah. "(L.S. Keyser).
Hati nurani itu mempunyai batasan (ukuran) bagi dirinya. Batasan atau ukuran itu dapat dipengaruhi dari luar dan dapat juga dibuat oleh hati nurani itu sendiri, atau dapat juga karena dipaksakan oleh peraturan suatu bangsa. Oleh sebab itu hati nurani dapat juga kurang baik, atau salah, atau juga benar. Oleh karena bisikan kalbu dapat salah, dan oleh karena manusia telah dicemarkan oleh dosa, maka lebih baik hati nurani itu mentaati undang-undang yang telah dinyatakan oleh Tuhan Allah kepada manusia. Di Gunung Sinai Tuhan Allah telah memberikan undang-undang bagi hati nurani manusia, dan dengan itu Tuhan telah membuktikan kepada manusia bahwa "manusia telah kehilangan kemuliaan Allah", dan oleh sebab manusia "lemah karena daging" maka ia perlu mendapat seorang Juruselamat yang di luar dirinya sendiri, sama seperti manusia memerlukan undang-undang dari luar dirinya sendiri. Lihat Roma 8:3.
Kalau begitu apakah pekerjaan hati nurani? Hati nurani menunjukkan kepada manusia suatu bidang pengertian tentang yang baik dan yang jahat. Bidang itu mungkin kecil atau luas, sesuai dengan pengertian yang dimiliki oleh orang itu. Tetapi bidang itu diberikan kepada tiap-tiap orang dan orang itu sendiri tahu apakah ia mau atau tidak mau mentaati bisikan dari hal yang baik dan yang jahat. Hati nurani tidak memaksa seseorang, hanya menasihatkan, dan manusia sendiri yang menentukan pilihannya. Sejauh mana seseorang mentaati bisikan hati nuraninya, ia akan merasakan apakah ia benar atau dipersalahkan. Hati nurani seseorang membuat dia bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.
C. Tanggung jawab manusia berkenaan dengan kekekalan yang menjadi kodratnya.
Manusia itu kekal. Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah. Ada dua rupa Allah di dalam manusia: manusia yang suci dan manusia yang pribadi. Tetapi kesucian manusia hilang ketika ia jatuh ke dalam dosa. Pada waktu ia mati secara rohani ia telah bercerai dari Allah. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (1Timotius 5:6; Yakobus 5:20). Gambar Allah di dalam manusia (kesucian-Nya) sudah hilang oleh sebab dosa. Tetapi rupa Allah, yaitu dalam hal manusia adalah satu pribadi, tidak hilang. Sungguhpun manusia jatuh ke dalam dosa ia masih tinggal suatu pribadi. Kesucian manusia dapat hilang, tetapi pribadi manusia tidak dapat hilang atau rusak. Manusia itu kekal, yaitu pribadinya yang kekal.
"Roh manusia sesungguhnya merupakan pribadi manusia, dan roh manusia yang menurut teladan Allah akan hidup sampai selama-lamanya. Pribadi manusia tidak akan berhenti. Roh manusia tidak lain adalah pribadi manusia yang akan tetap selama-lamanya meskipun tubuh manusia telah mati." (Wm. N. Clarke).
Oleh sebab itu manusia mempunyai tanggung jawab yang penting, sebab ia akan hidup selama-lamanya baik dalam kehidupan kekal atau dalam kebinasaan kekal. Jadi manusia wajib menerima hidup kekal dari Anak Allah itu (Roma 6:23). Tuhan Allah mau mengaruniakan kepada kita kuasa Roh-Nya supaya kita dapat melakukan kehendak Allah (Roma 8:4). Inilah yang membawa tanggung jawab besar kepada kita, dan kita patut bertanya kepada diri kita sendiri, "Sudahkah saya menerima kuasa Roh Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya?"