Senin, 16 Januari 2012

Sebuah Kesaksian - Kebaikan Tuhan


Sebuah Kesaksian - Kebaikan Tuhan

Oleh Sandy Suharjono

Shaloom !…

Sudah lama sekali Sandy ingin menulis mengenai hal ini. Satu kisah nyata mengenai kebaikan Tuhan kepada keluarga Sandy. Kiranya tulisan ini dapat menjadi satu kesaksian untuk menguatkan iman teman-teman yang terkasih. Dan saya tahu saya menulis ini karena Tuhan dan Roh Kudus menyetujuinya.

Saya pernah menganggap diri Saya adalah orang yang paling menyedihkan di dunia, kalau melihat jalan hidup saya sendiri. Semenjak kecil, saya mengikuti orang tua saya, sudah beberapa kali saya mengalami kejatuhan demi kejatuhan, kebangkrutan demi kebangkrutan. Bisa saya hitung dengan tangan saat ini sudah tiga kali kami mengalami kejatuhan tersebut.

Keluarga kami tadinya adalah keluarga Budhist, yang terikat dengan banyak kuasa-kuasa kegelapan. Kami sudah pergi kemana-mana, hampir semua paranormal terbaik kami kenal. Kami istilahnya sudah memegang kepercayaan kepada tujuh berhala, tujuh wihara, dan tujuh dukun ! (Pokoke terikat deh !), dan saya sudah tidak dapat menghitung, sudah berapa kali keluarga kami datang ke Gunung Kawi (bahkan menurut cerita mami, dari umur satu tahun saya sudah dibawa ke sana).

Kami mencari mereka seperti mencari dokter yang manjur, dokter yang memberikan berkat ! Kami buta bahwasanya berkat itu datang dari Surga dan dari Tuhan. Nyata-nyatanya berkat mereka itu berhasil baik, ayah saya berhasil dalam pekerjaannya sebagai kontraktor. Kami diberikan proyek ratusan juta rupiah, mobil banyak, kebutuhan sangat mencukupi. Tapi walaupun hidup seperti itu, hidup kami hampa sekali. Gelap tanpa terang.

Sesudah kami hidup di puncak, masalah demi masalah mulai menggerogoti, dari keluarga, keuangan, oh, macam-macam. Iblis yang sudah memberikan semuanya itu, datang kembali untuk mengambil semuanya (mereka adalah roh-roh teritorial dan belalang pelahap). Kami jatuh bangkrut ! Hilang semuanya !


Dari itu kita bangkit lagi, cari lagi dukun dan paranormal, tempat ziarah yang lebih top ! Yang lalu kurang berhasil. Eh, dasar Iblis itu pintar, dikasih lagi berkat, lalu habis lagi dengan cara-cara dunia (ingat, kesenangan dunia yang diberikan oleh iblis itu hanya nikmat sesaat, sehabis itu mereka akan menggerogoti pikiran tubuh dan jiwa kita). Saya memang pada waktu itu sudah aktif di gereja (sejak kecil juga ke gereja, tetapi kalo disuruh pegang shio, yach pegang juga). Saya mulai merasakan hal yang sangat aneh dalam rumah dan keluarga. Bencana demi bencana, dan jangan lupa kalau kita berhubungan dengan okultisme, maka ada roh guna-guna yang ingin mengguncang keluarga. Bahkan saya pernah sendiri, ketika berdoa, saya melihat bayangan putih mendekati saya dengan cepatnya, masuk dalam pikiran saya, seorang wanita, dan dia itu setan yang mengganggu saya. Oh, rumah dan toko dulu kami itu ditanami berbagai macam jimat dan kertas-kertas mantera. Sungguh tidak enak, rasa-rasanya banyak kekuatan yang mengganggu diri keluarga kami.

Akhirnya pada tahun 1989, saya mengajak orang tua saya untuk bertobat, akhirnya mereka mau. Mereka di baptiskan. Mereka melepaskan diri dari kuasa-kuasa lamanya. Puji Tuhan deh, akhirnya mereka bertobat juga (tapi saya sendiri waktu itu belum dibaptis).

Kami jadi sering ke gereja semenjak itu. Tetapi yang namanya iblis itu nggak senang kalo ada yang bertobat bukan ! Dan tentunya, Bapa kita di Surga juga mau ngetest kesetiaan kita. Lagi-lagi keluarga kami bangkrut ! Dan ini adalah kebangkrutan terbesar dalam sejarah keluarga kami.

Tahun 1990, merupakan tahun yang sangat gelap bagi keluarga kami. Saya sendiri kalau mengingatnya suka hancur sendiri. Saya waktu itu masih duduk di kelas dua di SMA Pangudi Luhur. Masa remaja saya tidak-lah menyenangkan, menurut saya. Kalau dirumah saya tertekan sekali, saya hanya senang ketika saya berkumpul dengan rekan-rekan dan teman-teman saya. Pada waktu itu kegoncangan dalam ekonomi keluarga tidak dapat terelakkan lagi, begitupula dalam keluarga. Orang tua saya sudah terpecah, dan mereka siap untuk bercerai. Bahkan Papi saya sudah menyewa pengacara untuk perceraian tersebut. Saya sebagai anak pertama, tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya saya ingin bunuh diri, narkotik atau ekstasi (sayang waktu itu belum ada). Tapi sebagai anak yang takut Tuhan saya hanya bisa mengadu dan berbicara kepada-Nya. Setiap malam saya berdoa dan menangis agar semuanya itu tidak terjadi. "Ya, Tuhan apa dosa kami sehingga kami mendapatkan semuanya ini !". Hal itulah yang saya serukan setiap hari. Sampai pada suatu saat saya berkata kepada Tuhan, "Tuhan saya berikan setengah nyawa saya hanya padaMu, bila saya, Engkau berikan umur sampai enam puluh tahun, biarlah saya hidup tiga puluh tahun saja, sisanya untukMu, asalkan kau satukan lagi keluarga kami".

Saya menjual diri saya kepada Tuhan Yesus, setiap malam, saya berdoa, menangis dan meratap (sekarang ketika saya menulis ini, rasanya saya mau nangis lagi (cengeng yach, cowoq kok cengeng !)).

Tuhan itu baik, Amien ! Dia dengar doa saya, saya tidak tahu bagaimana caranya Tuhan bergerak, yang tadinya kedua orangtua saya begitu bersikeras untuk bercerai, mereka bersatu lagi. Saya berpikir, biar kami gembel, yang penting keluarga bersatu lagi. Puji Tuhan. ! Yesus adalah Allah yang ajaib. Akhirnya kami pindah rumah, kami sungguh miskin dan tidak punya apa-apa. Bahkan ketika mau kontrak rumah sekalipun, kami tidak memiliki uang sama sekali ! Untunglah masih ada yang membantu kami.

Saya hidup dalam tekanan yang keras setiap hari, karna saya biasa hidup senang, sekarang saya harus merasakan hidup dari awal lagi, dari nol. Saya kasihan melihat papi saya, biasanya kalau ke proyek, papi tinggal pilih mobil yang mana ? Sekarang harus pergi dengan bus ! Saya hanya bilang, saya sungguh miskin !

Saya bagaimanapun harus bertahan hidup, saya selesaikan sekolah saya di PL, melihat teman-teman baik saya, satu demi satu berangkat ke luar negeri. Itu cita-cita saya dari kecil menuntut ilmu di US, tapi semuanya sirna, karna memang saya tidak memiliki uang sedikitpun untuk sekolah di sana. Saya ingin masuk Tarumanagara (karna lulus-nya cepat hanya 3 1/2 tahun), tapi Tuhan membawa saya ke Atma Jaya.

Saya menurut beberapa teman saya adalah orang yang periang, saya memang sedikit mudah dalam bergaul, saya cukup gila, tapi mereka tidak melihat hati saya yang hancur. Saya kadang sampai saat ini merasa masih butuh perhatian banyak dari teman-teman saya.

Keluarga kami mulai membangun lagi mulai dari nol. Sejak kejatuhan itu kami menjauhi Tuhan lagi, kami jadi murtad. Kristen hanya Kristen KTP. Kami dekat lagi dengan kuasa-kuasa. Tapi Tuhan itu baik, sedikit demi sedikit kami diangkat. Saya sendiri bingung, walaupun papi berkali-kali jatuh, tapi Tuhan selalu saja mengangkat papi cepat sekali, good Lord…good Lord. Akhirnya kita bisa membeli tanah dan membangun rumah kami sendiri. Tapi cobaan terus terjadi tidak henti, karena kami tidak lekat lagi dengan Tuhan.



Tahun 1996 merupakan titik bersejarah bagi pertumbuhan iman keluarga kami. Satu saat papa kena stroke, mukanya yang ganteng itu jadi miring, katanya karena gamparan guna-guna dari iblis (gitu kata paranormal). Selama satu tahun papa tidak dapat mencari uang, sakit keras ! Bahkan papi di pegang oleh ahli syaraf terbaik istana, yang menyuruh papi di operasi. Tetapi ketika saya tanya chance-nya, dokter bilang hanya 50%-50%, kalo sukses yach sembuh, kalo nggak yach jadi zombie, mayat hidup. Serem nggak sich ! Yach Tuhan apa lagi cobaan kami kali ini ?



Saya tidak memperbolehkan papi saya dioperasi, bahkan sudah disetujui oleh keluarga saya lainnya untuk di operasi di negri China. Akhirnya papi mengikuti pengobatan akupuntur, dan walaupun sedikit lama, mulai papi saya membaik. Cobaan demi cobaan, sampai pada akhir tahun 1996, kami bertemu salah satu rekan keluarga (seorang paranormal), dia menyarankan untuk kembali ke Tuhan. Karena Tuhan menghendaki keluarga kami kembali.

Semenjak saat itu kami mencoba kembali taat dan kembali ke gereja. Dan setelah itu pula Tuhan Yesus memulihkan keluarga kami secara menyeluruh. Walaupun keuangan keluarga kami sudah membaik sejak tahun 1993, tetapi kehampaan terus mengisi hati kami. Sampai ketika Tuhan sendiri yang mengisi hati kami dengan damai sejahtera dan suka cita. Puji Tuhan, kami merasakan berkat hanya dari pada Nya. Bukan berkat duniawi, bukan berkat iblis, melainkan berkat dari Allah Bapa, Tuhan Allah semesta alam. Amien !



Semenjak itu hidup saya sendiri dipulihkan, saya pernah ceritakan sebelumnya. Tuhan membisikkan saya untuk berpuasa selama empat puluh hari lamanya. Dan tepat pada hari keempat puluh, Tuhan menjawab saya, saya diterima di salah satu perusahaan internet untuk memulai riset skripsi saya, yang sudah terbentur selama satu tahun lebih.



Pada tanggal 13 Maret 1997 saya dibaptiskan, dan saya menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya juruselamat. Dilanjutkan adik saya 17 Agustus yang lalu. Kini sekeluarga kami telah diselamatkan. Dan nyata kebaikan Tuhan dan mukzijat demi mukzijat Tuhan dinyatakan dalam hidup kami. Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan, dan untuk itu pada tanggal 30 September yang lalu rumah kami diberkati setelah satu tahun lamanya kami tinggal disini. Kami menyerahkan seluruh harta kami kepada Tuhan pada hari itu. Kini kami tidak memiliki apa-apa, karena segalanya yang ada di bumi ini adalah kepunyaan-Nya.

Dan kesaksian ini saya sampaikan kepada seluruh undangan kami, dan kami sungguh bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus. Kami memberikan pujian ini kepada Tuhan (1 Tawarikh 29:11-12).





Ya Tuhan punyaMulah kebesaran dan kejayaan

Ya Tuhan punyaMulah kehormatan - kemasyuran dan keagungan

Segala yang di langit dan yang di bumi, kepunyaan-Mu

Hosana bagi sang raja, Hosana di tempat yang maha tinggi

Hosana-hosana, Hosana-lah bagi Dia !



Sungguh, apa yang ada pada diri kita merupakan titipan saja. Harta dan segala apa yang kita miliki itu seperti angin, datang dan pergi. Karena yang memilikinya adalah Tuhan. Tahukah konglomerat sebesar William Suryadjaya (konglomerat kedua Indonesia), dapat hancur dalam satu hari ! Adakah harta yang abadi ? Harta didunia akan habis dimakan ngengat, tapi harta di Surga akan abadi selamanya. Saya sering terpikir, kadang kita hidup hanya untuk mencari uang, dan kita dibudaki untuk itu. Kita tidak tahu bahwasanya kalau kita serahkan semuanya itu kepada Tuhan, Dia akan sediakan bagi kita. Ayat favorit saya adalah Filipi 4:19

"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulianNya dalam Kristus Yesus".

Bahkan sampai dibuatkan lagunya :

Allahku kan memenuhi keperluanku

Menurut kekayaan dan kemulianNya

Allahku kan mencukupi kebutuhanku

Di dalam Yesus Tuhan…..

Tiada yang mustahil bagi Dia

Ajaib s'gala perbuatanNya

S'gala perkara, Kutanggung dalam Dia

Di dalam kekuatan kuasaNya

Di dalam kekuatan kuasaNya…..



Untuk itu kami bersuka cita dan bertahan dalam dunia yang mulai sangat tidak ramah ini, apa yang kita rasakan saat ini, bencana demi bencana, kehancuran dan kegoncangan ekonomi, sudah menggerogoti kita. Oleh karena itu sebagai orang percaya kita haruslah bertahan. Kita harus mengucap syukur, walaupun kita tertekan sekali. Karena Tuhan pasti akan membantu, ingat pujian ini :



Jiwaku merindukanMu

Ya Allah yang hidup

Jiwaku haus kepadaMu

Ya Allah yang hidup



Kubersyukur kepada-Mu

Sumber pengharapanKu

Penolongku dan Allahku

Tiada yang seperti-Mu



Pada saat ini kalau kami dalam kesusahan, terlebih mami saya, dia hanya mengandalkannya kepada Tuhan, dan Tuhan memberikan jawaban yang dahsyat kepada kami. Kami mengingat ketika kami masih lemah dan tidak berdaya, kami menyayikan pujian-pujian :



Dengan hati bersyukur

Pada Allah yang hidup

Syukur karna dib'rikan anakNya, Yesus



Kini yang lemah dikuatkan

Yang miskin diperkaya

Karna kebaikannya pada Kita

Syukur…….



Sampai saat ini keluarga kami hanya mengandalkan Yesus, karena hanya dia yang bisa diandalkan. Tidak ada lagi didunia ini yang bisa diandalkan. Siapakah yang dapat diandalkan waktu kita miskin dan susah ? Saudarakah ? Temankah ? Mereka menjauhi kita kalau kita dalam kesusahan (ini saya alami sendiri loh !), tetapi hanya Tuhan yang mencari kita. Jadi dalam segala hal, yang harus kita cari adalah Tuhan. Karna sebesar apa masalah kita, tidak akan ada yang dapat membantu, kecuali Tuhan.



Saya menulis banyak sekali pujian di atas, karena saya sungguh bersyukur dan bersuka cita atas hidup saya. Saya sudah mengalami banyak kejadian dalam hidup saya, tapi yang terindah itu adalah saat saya dekat dengan pencipta saya, Tuhan yang telah menciptkan saya. Saya rindu sekali rekan-rekan juga merasakan hal yang sama.



Saya menulis semuanya ini, karena saya tahu saya harus bersaksi atas kebaikan Tuhan dalam hidup saya. Tulisan ini tidaklah baik, tidak ada yang istimewa. Sebagian rekan-rekan akan bilang, Sand elo mulai kehilangan akal budi yach, nulis tentang keluarga elo, mending bagus !

Yang saya banggakan dari tulisan saya ini, bukan keluarga saya dengan masa hitamnya, melainkan karena kebaikan Tuhan. Oh sungguh dahsyat, karena setiap kata yang saya tulis ini dalam bimbingan Roh Kudus, dan saya tahu Dia ingin rekan-rekan tahu. Bahwa Dia mengasihi anda semua. Dia ingin rekan-rekan tahu dan sadari waktunya sudah dekat, kita tidak boleh main-main dengan Tuhan.

Saya menulis semuanya ini, agar dunia tahu bahwa Allah itu baik, bahkan dalam kegelapan yang tidak terselami sekalipun, sinarNya akan menerangi kita.

Terima kasih rekan-rekan sudah mau membaca tulisan ini. Kadang saya merasa saya bodoh, mengapa tidak dari dulu saya mengikuti dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, harus merasakan hidup menderita dan kekurangan. Lalu Dia menjawab, tidak ada orang di dunia yang senang-senang tetapi hidup dalam pertobatan. Saya sudah puas digodain sama iblis dan juga digampar sama Tuhan, selama hidup saya. Itu tidaklah lain karena kasihNya kepada saya dan keluarga saya, dan juga teman-teman sekalian.

Karna kegelapan dalam keluarga saya dahulu, telah membawa saya untuk lebih dewasa dalam iman kepadaNya. Dan saya tahu pula, yang menyebabkan kita miskin, sakit dan tidak berdaya,adalah karena dosa. Dan dosa itulah yang ditebus oleh Tuhan Yesus, untuk menyelamatkan kita dan memberikan kita hidup yang kekal.

Yang terakhir, saya ingin mengajak rekan-rekan untuk selalu berdoa, dan mengucap syukur. Kegoncangan yang terjadi pada saat ini baru permulaan. Hukuman Tuhan baru dimulai pada dunia ini, waktunya sudah dekat. Percaya atau tidak percaya, kedatanganNya sudah dekat. Saya sendiri bisa merasakannya. Marilah kita saling mendorong dalam iman, dan biar sukacita dan damai sejahtera yang dari pada Nya menyertai kita sampai kedatanganNya yang kedua nanti.

Sungai sukacita Mu mengalir dalamku

Anggur sukacita Mu melimpah dalamku



Ku menari dan bersuka

Puji hu disetiap waktu

S'bab sungai sukacitaMu

Ada dalamku



Mengalir bersamaMu

Bersuka didalamMu

MengikutiMu Tuhan dalam kegerakanMu

MelayaniMu Tuhan di dalam sukacitaMu

Sbab hanya Tuhan yang membuat sukacitaku penuh.

 Tuhan memberkati kita semua,



Jakarta, 29 Oktober 1997

Dalam kasih yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus,



(Sandy Suharjono)