Rabu, 04 Januari 2012

Peperangan Sudah Berakhir, Anda Bukan Orang Berdosa

Sebelum kita masuk jauh kedalam, ada satu hal yang ingin anda mengerti sebagai dasar. Manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Tubuh
Tubuh adalah bagian dari diri kita yang kelihatan. Hidung, telinga, wajah dan badan adalah bagian dari tubuh. Bagaimana anda dapat memberi tubuh anda kehidupan? Caranya sederhana, dengan memberinya makanan. Dengan mengkonsumsi nasi, lauk, sayur dan minuman, maka anda bisa memberi kehidupan terhadap tubuh anda.

2. Jiwa
Jiwa adalah bagian dari diri kita yang tidak kelihatan. Jiwa anda akan merasa tertekan jika mungkin atasan anda memarahi anda, atau mungkin merasa sedih jika ada orang terdekat yang meninggal. Itu sebabnya, jiwa anda dapat dibiarkan tetap hidup, jika anda memberinya perawatan dengan cara refreshing, nonton bioskop, atau mungkin bagi sebagian orang dengan cara shopping di Mal.

3. Roh
Roh berbeda dengan Jiwa walaupun keduanya merupakan bagian yang tidak tampak. Roh berbicara mengenai bagian dari diri Anda yang terhubung dengan Sorga. Itu sebabnya anda tidak bisa memberi roh anda makan nasi dan lauk atau bahkan mengobatinya dengan nonton bioskop.
Bahkan dalam beberapa kasus, ada orang yang berpuasa (tidak memberi tubuhnya makan), tapi justru rohnya semakin kuat. Jadi kadang apa yang dirasakan oleh roh dan tubuh sangat berbeda.

DOSA berawal dari ROH
Ketika manusia pertama kali jatuh dalam dosa, maka bagian pertama yang terpolusi adalah roh. Memang jiwa dan tubuh juga mengalami ekses akibat kejatuhan tersebut. Tapi yang mengalami kerusakan terparah adalah roh.

Bayangkan saja, roh kita yang tadinya tidak berdosa tiba-tiba membuat kita menjadi terputus dengan Bapa. Ketika roh kita berdosa, maka Allah tidak mau menampakkan diriNya lagi kepada manusia. Ingat kisah ketika Tuhan menampakkan diri kepada bangsa Israel ketika bangsa itu baru keluar dari perbudakkan. "Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh..." dan kemudian Bangsa Israel berkata "Engkaulah (Musa) berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."(Kel 20:18-19)

Jadi ketika pertama kali manusia jatuh dalam dosa, maka status manusia menjadi "BERDOSA". "Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus." (Rom 5:15).


Jadi dosa itu berbicara mengenai Status. Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, maka status manusia adalah "DOSA". Tapi ketika Yesus mati diatas kayu salib dan semua harga dosa sudah dibayar, maka status kita pun berubah. "Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak." (Gal 4:5)

Jadi jelas, status kita yang diemban oleh roh manusia sebagai orang berdosa sudah dicabut ketika seseorang menaruh imannya terhadap Kasih Karunia Tuhan yang rela mati diatas kayu salib. Itu sebabnya Tuhan tidak lagi melihat dosa kita tetapi melihat pengorbanan Yesus diatas kayu salib. Dan Allah tidak memandang lagi dosa manusia "Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.". (1 Yoh 2:2)

Apakah boleh berbuat dosa?
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (Rom 6:1-2)

Pertanyaan selanjutnya adalah "Lalu bagaimana jika kita berdosa?". Jawaban ini akan saya jawab dengan ilustrasi yang mungkin agak vulgar.
Ada seorang yang selama hidupnya dalam dunia kejahatan. Dia membunuh kedua orangtuanya dan adik-adiknya. Bahkan dia juga rela menjadikan istrinya pelacur serta menjual anaknya hanya untuk membeli sebungkus rokok. Diapun juga seorang buronan polisi.
Suatu kali dia sedang melihat seorang pengemis meminta-minta uang. Dan orang ini pun memberinya uang 10.000 Rupiah karena saat sebelumnya dia baru habis mencopet seorang nenek tua.
Apakah dengan sebuah kebaikkan dapat menjadikan dirinya menjadi orang benar? Apakah statusnya sebagai orang jahat dapat terhapus hanya karena satu kebaikkan?

Begitu juga dengan kita. KITA ADALAH ORANG-ORANG YANG MEMILIKI STATUS SEBAGAI ORANG BENAR (Orang yang salah namun dibenarkan oleh Kristus). Apakah dengan melakukan satu dosa, lalu status kita berubah menjadi orang yang tidak benar? Status kita tetaplah orang benar (orang tidak berdosa). Karena DOSA berbicara mengenai status.

Lalu mungkin ada banyak yang bertanya "Berarti kita boleh bebas melakukan dosa?". Alasan saya memberikan ayat bahwa kita tidak boleh hidup dalam dosa (Rom 6:1-2) di bagian pertama adalah supaya kita mengerti dasar dari hal ini. Tapi prinsipnya, ANDA BUKAN ORANG BERDOSA.

PENGAKUAN AKAN KASIHNYA
Jika anda sudah membaca seluruh artikel diatas, maka anda seharusnya mengerti bahwa Allah benar-benar mengasihi anda. Apakah kita akan merespons kasihNya yang tak terbatas dengan tetap melakukan kesalahan yang sama? Saya dapat yakinkan bahwa perbuatan anda bukan untuk menyenangkan Tuhan, karena Dia sudah disenangkan dengan pengorbanan Yesus. Tapi, mari jadikan hidup anda lebih berarti dengan menjadi saksi kebaikkan Kristus kepada dunia melalui perbuatan anda.