Rabu, 11 Januari 2012

Nama Tuhan


Pada Weblog ini, setiap ayat Alkitab Indonesia yang menulis nama-nama pribadi maupun titel dari Deti (Yang Disembah) diusahakan memakai kata Ibrani yang merupakan bahasa asli dari mana kepercayaan Kristen berasal. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menempatkan sesuatu pada posisi yang setepat mungkin, dan bukan untuk maksud kesombongan atau memecah belah, namun sebaliknya, yaitu untuk kemulian Pencipta kita dan Pencipta jagat raya dan juga untuk keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia dan Malaysia.

Menimbang:
Dengan memanggil Nama-Nya terdapat intimesi yang indah dan kuasa doa yang luar biasa besarnya, sebab dalam Nama-Nya terdapat semua karakter dan kuasa-Nya.1. Dia yang telah menciptakan dunia ini dan manusia serta semua isinya, sangatlah layak untuk diperkenalkan Nama-Nya, ya Nama-Nya yang sesungguhnya dan bukan titel-Nya atau jabatan-Nya!

2. Nama tidaklah diterjemahkan. Seorang Yahudi lahir-baru (a Messianic Jew) berkata kepada saya dengan nada protes, “Alkitab itu berasal dari Israel dan Yahshua (atau Yeshua) itu orang Yahudi, sopannya kita tidak menggantikan nama-Nya dengan panggilan yang lain. Seharusnya kita tidak menterjemahkan nama-nama orang, bukan?” demikian protesnya kepada orang Kristen.

Sedih sekali jika orang Indonesia yang bernama Gunawan dan Setiawan hanya karena mereka tinggal di Amerika nama mereka harus tertulis di Pasport dan dipanggil sebagai Juneven dan Seteven, maka hilanglah arti dari makna nama mereka yang sangat indah itu.



3. Sesungguhnya setiap nama orang di Alkitab mempunyai arti. Nama orang begitu penting di Alkitab bahkan Yahshua menjanjikan kepada umat-Nya yang menang suatu nama baru (Wah 2:17) dan bahkan Ia sendiri akan memperkenalkan nama-Nya yang baru (Wah 3:12). Dari nama tersebut si pemilik dan yang memanggil nama tersebut akan tahu apa arti tujuan hidup dari pemilik nama itu, nama yang diberikan oleh si pemberi nama (Pencipta dan orang tua). Harap baca Hormatilah Perintah Ketiga.

4. Menghindari kesalah tafisiran pemakaian kata “Allah” dan “Tuhan” diantara orang-orang berbahasa Indonesia dan Melayu.

Alkitab memakai kata Tuhan untuk nama dan Allah untuk jabatan, dan Kuran memakai keduanya kebalikannya. Jelas kedua pihak salah. Inilah yang menimbulkan polemik yang tidak terpecahkan, sebab nyatanya kata Tuhan dan Allah tepatnya adalah kata jabatan atau titel, bukan nama deiti yang disembah!

Alkitab bahasa Ibrani menulis nama deiti yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub dengan 4 huruf “YHWH“, dibaca dan dapat ditulis sebagai “YAHWEH,” dan jabatan-Nya ditulis “Elohim” atau “El” (Aram) atau Allah atau Ilah (I huruf besar) dalam bahasa Arab. Bahasa Ibrani sangat dekat dengan bahasa Aram. Allah berasal dari al-Ilah sama dengan the God.

Perubahan penulisan Nama dari Elohim Abraham, Elohim Ishak dan Elohim Yakub pada Alkitab kemungkinan terjadi saat lahirnya Alkitab Septuaginta, Alkitab Perjanjian Lama berbahasa Yunani pertama; menjadi KURIOS dari kata ADONAI (sebagaimana para rabi Yahudi menyebut Nama-Nya, yakni nama samaran karena mereka takut melanggar Perintah Ketiga dari 10 Perintah-Nya. ADONAI, KURIOS dan LORD (in English) menggandung pengertian yang sama tepat, yakni “Tuan, Master, Mr. Dan “BAAL” (nama berhala) juga berarti Tuan atau Master. Kata TUHAN atau Tuhan pada Alkitab Indonesia berasal dari kata Adonai atau Kurios atau Lord tersebut.

“Lord Martin please help me ; Tuan Martin tolonglah saya”, tuan adalah jabatan dan itu bukan nama.

Jadi sesungguhnya kata “Tuhan” (dengan “h”) – Lord dalam Alkitab bahasa Inggris – indentik dengan “Tuan”, keduanya kata sebutan, dan bukan Nama dari Elohim Pencipta jagat raya.

Karena alasan-alasan di atas maka dalam situs ini penulisan nama-nama Deiti akan nampak seperti di bawah ini:



1. Matius 1:21-25: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Akan tertulis:
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yahshua (atau Yeshua) karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Yahweh oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanu’el” –yang berarti: El [Elohim] menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Yahweh (YHWH) itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yahshua / Yeshua.

Nama Yahshua, “Yah” dari kata Yahweh dan “shua” artinya keselamatan, digabungkan menjadi “YAHWEH keselamatan.” Persis seperti pesan malaikat YAHWEH (TUHAN) kepada Yusuf, “karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat 1:21).

Jadi dengan kita kembali kepada penulisan dan penyebutan nama-Nya yang sebenarnya kita akan mendapat pencerahan Firman Elohim yang lebih jelas lagi.

2. 2 Korintus 4:4-5: [Y]aitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Akan tertulis:
“[Y]aitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh deiti / ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Ha Mashiah / Messias / al-Masih, yang adalah gambaran Elohim. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yahshua Ha Mashiah sebagai Yahweh dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yahshua. Pengejaan nama bisa dipelajari di sini: Hebrew name for God-Mashiach.


Kata “Elohim” / God adalah bentuk jamak dari kata “Elohe.” Jadi dari penulisan kata “Elohim” itu sendiri, masalah doktrin “satu (Ehad; Ibrani) di dalam tiga” terpecahkan dengan sendirinya (Mark 12:29).


3. Yesaya 61:1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

Akan tertulis:
Roh Adonai YAHWEH ada padaku, oleh karena YAHWEH telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

Catatan: kata “Tuhan” akan bisa tertulis “YAHWEH / Yahweh” atau “Master/Tuan”. Hal yang terakhir ini hanya pada Perjanjian Baru, untuk panggilan kepada Yahshua, namun ada kondisi tertentu Ia dipanggil sebagai Yahweh.

Hal kusus: “Lord GOD” atau “Tuhan ALLAH,” maka Lord/Tuhan menjadi “Adonai” dan GOD/ALLAH dibaca “YAHWEH.”