Kamis, 12 Januari 2012

Gladys Aylward - Misionaris di Cina


Gladys Aylward (1902 - 1970)

Anda pernah nonton film atau tahu film berjudul Escape from Huang Zhi? Kisah seorang reporter dari Barat yang menyelamatkan kurang lebih 60 anak yatim piatu di China? Dia dibantu seorang Suster dan seorang yang kaya berjalan melewati medan pegunungan dan gurun untuk menyelamatkan diri dari serbuan tentara Jepang.

Ada kisah nyata yang jauh lebih dahsyat dari itu. Di Negara yang sama yaitu China pada masa pendudukan Jepang, seorang wanita sendirian membawa seratus lebih anak yatim piatu dan menempuh perjalanan sejauh 100 mil selama hampir satu bulan untuk sampai di tempat tujuan mereka yang aman. Dia adalah Gladys Aylward, seorang misionaris dari Inggris yang sempat ditolak untuk menjadi misionaris dan pernah bekerja sebagai pelayan rumah tangga.

Dia lahir dari keluarga kelas pekerja di Edmonton, London pada 24 Februari 1902. Meskipun dibesarkan di Gereja Anglikan, pada awalnya dia bukan orang yang sangat religious. Pendidikannya hanyalah pendidikan dasar dan dengan posisi sebagai kelas pekerja hanya memberinya sedikit pilihan. Dia mulai bekerja menjadi pembantu pada usia 14. Panggilannya untuk misi muncul ketika ia menghadiri kebaktian kebangunan rohani pada saat dia berumur 18. Pendeta saat itu menantang pendengarnya untuk mempersembahkan diri untuk pelayanan kepada Tuhan. Message pendeta itu langsung berbicara dengan kuat dalam hatinya dan keinginannya untuk melayani sebagai misionaris mulai tumbuh. Melayaai selama empat tahun sebagai pelayan rumah tangga membuatnya memliki suatu wawasan yang unik mengenai hatis seorang hamba. Dia memberikan hidupnya untuk Kristus dan bersedia dipakai untuk melayani dalam bidang apa saja. Beberapa sumber mengindikasikan bahwa keputusannya untuk menjadi misionaris ke Cina setelah dia membaca artikel di suatu majalah tentang Cina, sebuah negara di mana jutaan orang belum pernah mendengar Injil.

Dia melanjutkan pekerjaannya sebagai pelayan salon Di usia pertengahan dua puluhan, ia melamar untuk menjadi misionaris dan diberikan posisi sebagai percobaan di China Inland Mission Center di London. Bekerja sampai dia berusia 26 tahun tapi ruopanya tidak memenuhi harapan para pimpinan China Inland Mission Center. Dia ditolak untuk pelayanan sebagai misionaris ke Cina. Namun, tidak ada yang bisa menggagalkan kehendak Tuhan atau menolak untuk pelayanan mereka yang dipanggil oleh Allah "Untuk karunia-karunia dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan. (Rom 11:29)

Bertekad untuk melayani Tuhan dengan cara apapun, ia terus bekerja dan menabung. Pada usia 30, kesempatan itu datang , seorang misionaris senior yaitu Ibu Jeannie Lawson sedang mencari asisten muda untuk melanjutkan pekerjaannya. Gladys diterima tapi Ibu Lawson tidak memiliki apa-apa untuk membantu dia melakukan ke Cina. Gladys juga tidak memiliki dana lebih untuk bepergian dengan kapal laut. Jadi dia sendirian menempuh perjalanan darat dengan kereta api dan hanya berbekal paspor, Alkitab, tiket, dan dua ninepence pound. Sendirian dia melakukan perjalanan darat yang berbahaya ke kota pedalaman Yangchen, di provinsi pegunungan Shanxi, selatan Peking. Kota itu jarang dikunjungi wisatawan luar dan penduduk setempat tidak mempercayai orang asing.

Gladys dan Ibu Lawson memikirkan cara untuk menarik orang agar mengenal Kabar Baik. Mengetahui bahwa kota di mana mereka tinggal adalah tempat transit bagi orang yang melakukan perjalanan, mereka berencana untuk membuat tempat penginapan. Di tempat penginapan itu dengan ramah mereka menawarkan makanan dan tempat tidur yang hangat dengan harga yang murah serta tempat buat keledai para tamu di halaman. Di malam hari setelah melayani makanan para tamu, Gladys dan Ibu Lawson akan berkumpul dengan tamu-tamu mereka dan memberitahu mereka cerita tentang seseorang bernama Yesus. Dengan cara ini, pesan Injil mulai diberitakan, tidak hanya pada mereka yang di penginapan tetapi para pengendara keledai membawa cerita-cerita itu di sepanjang perjalanan mereka. Gladys juga menghabiskan berjam-jam setiap hari belajar bahasa setempat untuk berkomunikasi dengan orang-orang setempat dan akhirnya dia menguasai bahasa itu, suatu yang tadinya di luar pikiran dan kemampuannya.

Tak lama setelah ini, mentornya, Ibu Lawson jatuh dan terluka parah menyebabkan kematiannya beberapa hari kemudian. Gladys, bersama dengan juru masak Cina, yang adalah seorang Kristen, bertekad untuk meneruskan pekerjaan. Fasih dalam bahasa lokal, ia mulai mengabarkan Injil di desa-desa sekitarnya. Menyadari banyak anak-anak yang tidak diinginkan oleh orang tuanya dan merka menjadi anak-anak yang terlantar. pekerjaan misinya berubah yaitu merawat anak-anak kecil yang terlantar. Tetapi perawatannya tidak terbatas hanya pada anak-anak. Selama tahun-tahun Cina diserang oleh tentara Jepang dan tentara Cina banyak yang terluka. Jadi dia menampung orang-orang yang terluka dan membutuhkan perawatan. Penginapannya menjadi perlindungan bagi 20 anak yatim dan sebanyak 30 sampai 40 tentara yang terluka pada waktu itu.



Perang semakin meluas dan anak-anaknya sekarangbertambah jumlahnya menjadi sekitar 100. Dia telah menjadi warga negara dari Cina pada tahun 1936 dan aktivitasnya dalam mendukung rakyat lokal, termasuk sedikit memata-matai orang Jepang membuatnya tidak aman untuk tetap tinggal di Yangchen. Kolonel Linnan anggota perlawanan Tionghoa lokal memperingatkannya kalau dia telah dianggap "buronan" dan dijadikan target penangkapan hidup atau mati. Gladys lalu mengumpulkan anak-anak dan mengevakuasi mereka dari kota.

Akibat situasi perang dan tidak adanya transportasi, Gladys terpaksa memimpin anak-anaknya, berjalan kaki, di atas pegunungan menuju ke provinsi Sian yang lebih aman dengan jarak sekitar 100 mil jauhnya. Perjalanan itu menghabiskan waktu 27 hari di mana mereka harus menanggung berbagai kesulitan dan penderitaan. Gladys sendiri jatuh sakit dalam perjalanan itu dan ketika mereka akhirnya tiba dengan selamat, ia roboh. Para dokter takjub oleh ketahanan fisiknya dan terheran-heran saat mengetahui Gladys sebenarnya sedang menderita tifus, pneumonia, sebuah kambuh demam, kekurangan gizi, dan kelelahan yang luar biasa.

Dia kembali melayani tetapi tidak pernah benar-benar sembuh dari penyakitnya namun hal ini tidak menghentikannya untuk terus melayani Tuhan. Dia mulai mendirikan gereja berbagi Injil di desa-desa, penjara dan di antara yang sakit dan tak berdaya. Pelayanan nya dilanjutkan sampai 1947 ketika rezim komunis yang baru mula memegang kendali. Gladys dan misionaris lain harus meninggalkan


Pada tahun 1958, setelah sepuluh tahun di Inggris, ia pergi untuk Taiwan dan mulai panti asuhan lain. Dia tetap di sini selama sisa hidupnya melayani Tuhan dengan melayani anak-anakNya. Dia meninggal 3 Januari 1970.

Gladys Aylward dikenal sebagai 'Ai-weh-deh', (The Virtuous One) oleh orang Cina dan dia mencintai mereka yang pada awalnya tidak mempercayai dia. Dia hidup di hadapan Allah dan untuk Allah dan dipakai Allah secara luar biasa.


Update :


Kisah hidup Gladys Aylward ditulis dalam sebuah berjudul The Small Woman oleh Alan Burgess, dan diterbitkan tahun. Di tahun 1958,kisahnya diangkat ke layar lebar Hollywood dengan judul The Inn of the Sixth Happiness, dan pemerannya adalah Ingrid Bergman.

Semasa dia melayani di Yungcheng dia sempat diangkat menjadi asisten untuk pemerintah yaitu "Foot Inspector" karena perjuangannya yang menentang pembebatan kaki untuk para anak-anak gadis di China.

Sempat ditolak dan diejek di awal pelayanannya, figur Gladys akhirnya diterima dan sangat dihormati oleh orang-orang di China. Dia mengasuh anak-anak yatim dan mengadopsi beberapa di antaranya, menghentikan pemberonakan di penjara dan dalam banyak kesempatan berani mengorbankan nyawanya untuk menolong mereka yang membutuhkan. Keberaniannya untuk mengintervensi pemberontakan idi penjara bahkan membuat para penjahat sangat respek kepadanya.

Ada berbagai buku dan film mengenai kisahnya :

Aylward, Gladys (1980), Gladys Aylward: The Little Woman,
Burgess, A (1957), The Small Woman (New Impression ed.), Pan Books,
Hunter, C (1971), Gladys Aylward: Her Personal Story, Coverdale House Publishers,
Latham, R. O. (1952), Gladys Aylward, One of the Undefeated: The Story of Gladys Aylward, Edinburgh House Press
Thompson, P (1971), London Sparrow: The Story of Gladys Aylward, Word Books,
Benge, Janet and Geoff (1998), Gladys Aylward: The Adventure of a Lifetime,
Purves, Carol (2005), Chinese Whispers: The Gladys Aylward Story,
Jackson, Dave and Neta (1994), Flight of the Fugitives: Gladys Aylward.

The Inn of the Sixth Happiness (1958) - feature film
Gladys Aylward, the Small Woman with a Great God (2008) - Documentary
Torchlighters: The Gladys Aylward Story (2008) - animated DVD for children ages 8–12.