Rabu, 28 Desember 2011

Tuhan Yesus marah di Bait Suci, Tuhan Yesus Emosional ?

Pengantar.
Kesaksian Alkitan dengan tema Yesus Menyucikan Bait Allah seringkali disebut sebagai kisah di mana Yesus marah. Tidak sedikit orang Kristen membela aksi amarahnya dengan berkata: "Yesus saja pernah marah di Bait Allah". Pertanyaan di sini adalah apakah tindakan Yesus menyucikan Bait Allah itu adalah aksi kemarahan Yesus? Atau, Aksi Amarahkah itu? Mari kita mulai menelusuri jawabannya. Perhatikanlah dengan seksama kesaksian para penulis keempat Kitab Injil tentang kisah ini :

MATIUS 21:12-13 (12) Lalu YESUS MASUK KE BAIT ALLAH dan MENGUSIR SEMUA ORANG YANG BERJUAL BELI DI HALAMAN BAIT ALLAH. IA MEMBALIKKAN MEJA-MEJA PENUKAR UANG DAN BANGKU-BANGKU PEDAGANG MERPATI (13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: RUMAH-KU AKAN DISEBUT RUMAH DOA. TETAPI KAMU MENJADIKANNYA SARANG PENYAMUN."

MARKUS 11:15-17 (15) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. SESUDAH YESUS MASUK KE BAIT ALLAH, MULAILAH IA MENGUSIR ORANG-ORANG YANG BERJUAL BELI DI HALAMAN BAIT ALLAH. MEJA-MEJA PENUKAR UANG DAN BANGKU-BANGKU PEDAGANG MERPATI DIBALIKKAN-NYA, (16) dan IA TIDAK MEMPERBOLEHKAN ORANG MEMBAWA BARANG-BARANG MELINTASI HALAMAN BAIT ALLAH. (17) Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: RUMAH-KU AKAN DISEBUT RUMAH DOA BAGI SEGALA BANGSA? TETAPI KAMU INI TELAH MENJADIKANNYA SARANG PENYAMUN!" (18) Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan PENGAJARAN-Nya.

LUKAS 19:45-48 (45) Lalu YESUS MASUK KE BAIT ALLAH DAN MULAILAH IA MENGUSIR SEMUA PEDAGANG DI SITU, (46) kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: RUMAH-KU ADALAH RUMAH DOA. TETAPI KAMU MENJADIKANNYA SARANG PENYAMUN." (47) Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, (48) tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

YOHANES 2:13-22 (13) Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. (14) DALAM BAIT SUCI DIDAPATI-NYA PEDAGANG-PEDAGANG LEMBU, KAMBING DOMBA DAN merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. (15) IA MEMBUAT CAMBUK DARI TALI LALU MENGUSIR MEREKA SEMUA DARI BAIT SUCI DENGAN SEMUA KAMBING DOMBA DAN LEMBU MEREKA; UANG PENUKAR-PENUKAR DIHAMBURKAN-NYA KE TANAH DAN MEJA-MEJA MEREKA DIBALIKKAN-NYA. (16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "AMBIL SEMUANYA INI DARI SINI, JANGAN KAMU MEMBUAT RUMAH BAPA-KU MENJADI TEMPAT BERJUALAN." (17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "CINTA UNTUK RUMAH-MU MENGHANGUSKAN AKU." (18) Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "TANDA APAKAH DAPAT ENGKAU TUNJUKKAN KEPADA KAMI, BAHWA ENGKAU BERHAK BERTINDAK DEMIKIAn?" (19) Jawab Yesus kepada mereka: "ROMBAK BAIT ALLAH INI, DAN DALAM TIGA HARI AKU AKAN MENDIRIKANNYA KEMBALI." (20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (21) Tetapi YANG DIMAKSUDKAN-NYA DENGAN BAIT ALLAH IALAH TUBUH-NYA SENDIRI. (22) Kemudian, SESUDAH IA BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI, BARULAH TERINGAT OLEH MURID-MURID-NYA BAHWA HAL ITU TELAH DIKATAKAN-NYA, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Asumsi bahwa di sini Yesus marah umumnya dilihat dari tindakan Yesus membuat cambuk dari tali, mengusir para pedagang beserta kambing, domba, dan merpati jualan mereka, menghamburkan uang-uang dari meja penukar uang serta membalikkan meja-meja dan bangku-bangku yang digunakan oleh para penukar uang dan para pedagang yang berjualan di dalam Bait Allah di Yerusalem, dan tidak mengijinkan orang yang membawa dagangan melintasi halaman Bait Suci. (Mat 21:12; Mrk 11:15-16; Luk 19:45; Yoh 2:14-16).

Dalam kehidupan manusia sehari-hari aksi ini memang mirip dengan tindakan manusia yang sangat marah. Pertanyaannya: Apakah hanya dengan alasan "mirip", maka kita begitu saja langsung menyatakan bahwa di sini Yesus sedang marah besar sehingga Ia tidak dapat mengontrol diri-Nya sendiri?

Tidak Ada Kata 'Marah'.

Pertama-tama kita harus menginsafi bahwa tidak ada satu pun dari ke-4 penulis Kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) memberikan keterangan secara tertulis bahwa di sini Yesus marah. Mari bandingkan dengan tiga kesaksian dalam Injil Markus yang secara harafiah tertulis adanya ‘marah’ pada diri Yesus:

(3:5) Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan DENGAN MARAH Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka;

(8:33) Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia MEMARAHI Petrus;

10:14) Ketika Yesus melihat hal itu, Ia MARAH dan berkata kepada mereka.

Dengan adanya keterangan langsung dan jelas ini, maka kita pun tidak ragu mengatakan bahwa di tiga peristiwa tersebut Yesus memang menunjukkan bahwa di situ Ia marah.

Sedangkan, pada kisah ‘Yesus Menyucikan Bait Allah’ ini, TIDAK ADA KATA ‘MARAH’ dikenakan pada diri Yesus. Bahkan Markus pun tidak menyebutkan bahwa di sini Yesus marah padahal Markus adalah satu-satunya penulis Kitab Perjanjian Baru yang memiliki keberanian menuliskan hal itu secara terang-terangan sebagaimana dikutip di atas (Mrk 3:5; 8:33; 10:14). Tetapi kali ini atau pada kisah ‘Yesus Menyucikan Bait Allah’, Markus sama sekali tidak menyebutkan ada ‘marah’ dalam tindakan Yesus.


SINGKIRKAN PERSPEKTIF MANUSIA!

Dengan tidak adanya keterangan langsung tentang hal ini, maka sebaiknya kita tidak lekas-lekas menarik suatu kesimpulan hanya dengan bertitik-tolak dari sudut pandang pengalaman kita manusia. Cara pandang seperti ini justru membuat Yesus marah kepada Petrus.

Markus 8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya IA MEMARAHI PETRUS, kata-Nya: "ENYAHLAH IBLIS, SEBAB ENGKAU BUKAN MEMIKIRKAN APA YANG DIPIKIRKAN ALLAH, MELAINKAN APA YANG DIPIKIRKAN MANUSIA."

Kita tidak akan pernah beroleh pengertian yang benar akan kehendak Allah atau firman-Nya bila kita mencari tahu maksud Allah atau mencoba mengerti kehendak-Nya dengan bertitik-tolak dari sudut pandang kita manusia. Kita bukan saja tidak akan pernah mengerti, tetapi juga akan menjadi keliru ataupun salah memahami kehendak Allah, bahkan dapat menolak kehendak-Nya seperti yang dilakukan oleh Petrus.
Karena firman Allah adalah perkataan Allah itu sendiri, maka biarkan firman itu sendiri menyampaikan maksud-Nya. Untuk mengerti maksud perkataan-Nya, kita harus membaca keseluruhan bagian di mana ayat itu berada dengan berulang kali. Kita juga harus membaca bagian-bagian lain di sekitar firman itu sambil memperhatikan bagian-bagian lain dari keseluruhan isi Alkitab yang berkenaan dengan maksud yang sama disampaikan pada bagian yang sulit itu. Jadi bukan baru satu, dua atau tiga kali membaca bagian itu, kita menyerah dan langsung saja membuka buku-buku penolong atau panduan, seperti buku tafsiran, pembimbing, teologi, renungan-renungan dan lain sebagainya. Pengertian yang benar akan Dia dan kehendak-Nya akan kita peroleh hanya dari Pribadi yang berbicara itu sendiri, yakni dari kesetiaan dan ketekunan kita membaca firman-Nya. Sebab, siapakah yang tahu pikiran Allah kecuali Ia sendiri?

Roma 11:34 SEBAB, SIAPAKAH YANG MENGETAHUI PIKIRAN TUHAN? ATAU SIAPAKAH YANG PERNAH MENJADI PENASIHAT-NYA?

Ini sungguh tidak mudah. TUHAN Allah sendiri berkata bahwa bila kita ingin memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah, maka seseorang harus “MENCARINYA SEPERTI MENCARI PERAK, dan MENGEJARNYA SEPERTI MENGEJAR HARTA TERPENDAM”.


Amsal 2:4-5 (4) Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.

Kalau mau jujur, adanya kesulitan untuk memahami firman Tuhan disebabkan karena kita tidak mau bekerja keras mencarinya seperti mencari perak dan tidak mau mengejarnya seperti mengejar harta terpendam. Akibatnya kita menganggap firman Tuhan itu sulit dimengerti. Karena apa? Karena kita tidak dengan tekun membaca firman Tuhan secara menyeluruh dan mendalam. Ketika kita bertemu dengan bagian firman Tuhan yang sulit, kita tidak tahu jalan menuju harta terpendam itu, yakni jalan untuk mendapatkan pengertian dari bagian yang sulit itu, sebab kita tidak mengenal isi Alkitab itu sendiri. Kita menjadi tidak tahu bagian mana dari Alkitab yang membicarakan pokok yang sama seperti bagian yang sedang kita baca saat itu. Dengan perkataan lain kita tidak tahu bagian-bagian di Alkitab yang akan menuntun kita kepada pengertian dari bacaan yang sulit itu.




Oleh karena itu, pertama, mari membaca firman Tuhan dengan tekun dan pantang menyerah seumur hidup kita, dan kedua, ketika kita hendak membaca Alkitab, kita harus lebih dahulu berdoa memohon pimpinan Roh Kudus agar hikmat Tuhan berkenan disingkapkan oleh Dia bagi kita. Dengan dua cara ini, yakni berdoa meminta pengertian dari Roh Kudus dan tekun membaca Alkitab, maka perspektif manusia pada diri kita akan tersingkir dengan sendirinya.


Yohanes 7:38-39a (38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.



Sebagai orang yang pernah langsung mendapat marah Yesus karena hanya memahami kehendak Allah berdasarkan pikirannya sendiri, Petrus memperingatkan kita akan hal ini:


2 Petrus 1:20-21 (20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Maka, mari singkirkan asumsi [perkiraan] berdasarkan perspektif kita sendiri dan kembalilah kepada firman-Nya.





KESAN PARA SAKSI MATA






Kesan Saksi Mata Kelompok I : Murid-murid Tuhan Yesus
Dari pada kita hanya mengira-ngira dan terjebak pada perspektif kita sendiri, mari kita memperhatikan kesaksian dari orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala mereka sendiri. Pertama, mereka adalah murid-murid Tuhan Yesus sendiri.


Yohanes 2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "CINTA UNTUK RUMAH-MU MENGHANGUSKAN AKU."


Menarik bahwa murid-murid Yesus tidak menangkap ada kesan ‘marah’ pada tindakan Yesus. Walau pun tindakan dan perkataan Yesus sungguh keras, namun aura kemarahan sedikitpun tidak terpancar dari diri Yesus, baik dari raut wajah-Nya, dari tindakan-Nya, dan dari perkataan-Nya. Kesan marah seperti yang terlihat pada Yesus saat Ia berdukacita karena kedegilan hati orang-orang Farisi (Mrk 3:5), saat Ia marah kepada Petrus (Mrk 8:33), dan saat Ia marah kepada murid-murid-Nya karena menghalangi anak-anak datang kepada-Nya (Mrk 10:14), kesan serupa itu sama sekali tidak ditemukan pada diri Yesus saat ia bertindak di Bait Suci Yerusalem ini. Seluruh kesaksian Injil tentang kisah ini satu pun tidak ada yang menuliskan bahwa di sini Yesus marah.

Lalu kesan apa yang dilihat oleh para murid-Nya? Yang terlintas dalam pikiran mereka adalah apa yang tertulis di dalam Kitab Suci : “Cinta akan rumah-Mu menghanguskan aku”. Ini tertulis dalam MAZMUR 69:10a. Ketika mereka melihat tindakan Yesus di Bait Allah itu, maka mengertilah mereka bahwa tindakan Yesus itu adalah tindakan PENGGENAPAN firman TUHAN Allah yang disampaikan-Nya melalui syair Sang Pemazmur. Mazmur “Cinta akan rumah-Mu menghanguskan aku” ini ternyata menunjuk pada peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah di Yerusalem. Sang Pemazmur mungkin tidak menyadari bahwa syair yang diilhamkan TUHAN Allah kepada-Nya adalah perkataan nubuat Allah tentang tindakan yang akan dilakukan Anak-Nya yang tunggal bagi Dia. Barulah ketika Yesus melakukan tindakan penyucian Bait Suci itu dengan cara seperti itu, Roh Kudus mengilhamkan pengertian kepada murid-murid Tuhan Yesus, bahwa inilah maksud perkataan TUHAN Allah : “Cinta akan rumah-Mu menghanguskan aku”.

Dengan ini kita mencatat bahwa tindakan Yesus ketika itu bukanlah tindakan serta merta atau aksi tiba-tiba atau tindakan situasional hanya karena mendapati Bait Suci di Yerusalem itu telah salah difungsikan dari Rumah Doa menjadi pasar hewan. Tindakan Yesus saat itu adalah tindak pelaksanaan salah satu rencana kerja Allah dalam paket program kerja keselamatan dunia yang sudah direncanakan Allah Bapa jauh sebelumnya untuk dikerjakan Sang Anak bagi-Nya. Tinggal menunggu waktunya saja.

Ketika untuk kali itu Yesus masuk ke Bait Allah di Yerusalem, maka itulah waktu bagi Yesus untuk bertindak. Markus dan Lukas sudah menyiratkan hal ini:


Markus 11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. SESUDAH YESUS MASUK KE BAIT ALLAH, MULAILAH IA mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah.


Lukas19:45 LALU YESUS MASUK KE BAIT ALLAH DAN MULAILAH IA mengusir semua pedagang di situ.


Ia MULAI MENGGENAPI FIRMAN SANG BAPA atau melaksanakan apa yang sudah ditetapkan oleh Bapa-Nya untuk Ia kerjakan.



Mari juga memperhatikan kondisi di dalam Bait Suci Yerusalem ketika itu. Digambarkan kepada kita bahwa di dalam dalam Bait Suci terdapat para pedagang dan jualannya, meja-meja penukar uang dan bangku-bangku yang mereka gunakan. Perhatikan juga keberadaan orang-orang yang tidak ragu melintasi halaman Bait Suci dengan barang-barang yang kemungkinan adalah barang-barang dagangan (Mat 21:12; Mrk 11:15-16; Luk 19:45; Yoh 2:13-16). Ini memberi kesan kuat bahwa para pelaku pasar hewan itu telah mendapat tempatnya di dalam gedung Bait Allah itu.



Penggunaan Bait Suci menjadi tempat kegiatan jual beli hewan-hewan korban guna perayaan Paskah umat Yahudi kemungkinan besar bukan baru pada hari itu saja dan bukan baru kali itu berlangsung. Paling tidak keadaan serupa sudah biasa berlangsung pada hari-hari menjelang perayaan Paskah. Kondisi ini nampaknya telah beroleh restu dari orang-orang Yahudi itu sendiri yang adalah umat “pemilik” rumah ibadat itu. Ini jelas dari tanggapan mereka terhadap tindakan Yesus. Orang-orang Yahudi bukannya membenarkan maksud Yesus membersihkan Bait Suci dari aktivitas yang tidak sesuai dengan fungsinya, malahan menantang Yesus karena tindakan-Nya itu (Yoh 2:18). Jadi, keadaan Bait Allah yang dikondisikan serupa itu tentulah bukan baru diketahui oleh Yesus pada saat itu.


Kalau Yesus sudah tahu begitu keadaannya, mengapa baru pada saat itu Yesus mengambil tindakan menyucikan Bait Suci di Yerusalem? Karena “waktunya sudah tiba” untuk melakukan hal itu! Waktu penggenapan atau waktu untuk melaksanakan firman Sang Bapa perihal Rumah-Nya ini (Mzm 69:10a) sudah tiba. Itulah saat di mana kisah Yesus Menyucikan Bait Allah ini terjadi. Bandingkan dengan kesaksian “Perkawinan di Kana” (Yoh 2:1-11). Kepada Maria Yesus berkata: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? SAAT-KU BELUM TIBA.” (ay 4). Artinya, sekalipun keadaan Bait Allah serupa itu sudah diketahui oleh Yesus sebelumnya, namun baru pada saat itulah Ia ditetapkan Bapa untuk bertindak.










Kesan Saksi Mata Kelompok II : Orang-orang Yahudi
Sekarang, mari membaca keterangan saksi mata yang lain. Mereka adalah orang-orang Yahudi. Apakah saksi mata II ini mendapat kesan ‘marah’ dari diri Yesus ketika itu? Perhatikanlah tanggapan orang-orang Yahudi atas tindakan Yesus ini:



Yohanes 2:18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhat bertindak demikian?".


Wilayah keagaaman orang Yahudi adalah wilayah orang Yahudi itu sendiri dan TUHAN-nya. Pemerintah Roma tidak mencampuri urusan keagamaan masyarakat Yahudi kecuali bila orang Yahudi sendiri memintanya. Dalam pandangan orang Yahudi, tindakan Yesus itu adalah tindakan yang hanya mungkin dapat dilakukan oleh orang yang beroleh kuasa untuk melakukan itu atas nama TUHAN. Karena itu orang-orang Yahudi meminta Yesus membuat suatu tanda ilahi guna membuktikan bahwa Yesus beroleh mandat penyucian Bait Allah dari TUHAN Allah sendiri.



Keterangan: Kata Yunani yang digunakan untuk ‘tanda’ di sini adalah sêmeîon atau Ibrani, ‘ot sêmeîon, yang pengertiannya menunjuk kepada sesuatu hal yang menandai atau menunjukkan atau membuktikan adanya kuasa ilahi pada orang yang membuat tanda itu.


Orang-orang Yahudi melihat dengan jalas ada kuasa Allah dalam tindakan Yesus. Mereka sungguh melihat tindakan Ilahi dan merasakan otoritas keIlahian pada diri Yesus namun mereka tidak suka dengan pengakuan hati mereka sendiri. Orang-orang Yahudi ini tidak dapat menerima bahwa kuasa itu justru ada pada diri Yesus, yakni Seseorang yang mereka pandang hanyalah dari kalangan masyarakat biasa bukan dari pemuka-pemuka agama seperti para imam dan ahli-ahli Taurat.


SISIPAN:


Bukankah kita juga seringkali serupa dengan orang-orang Yahudi ini? Hati nurani kita mengakui ada kekuatan karunia pada diri orang lain namun kita tidak suka akan pandangan hati kita sendiri. Kita seakan heran bahkan sulit menerima bahwa kepercayaan yang besar diberikan Tuhan kepada orang-orang yang “kecil”. Bagi kita, karunia yang besar sebaiknya ada pada orang yang “besar”. Mengapa? Karena lebih mudah menaruh respek kepada orang-orang yang “dibesarkan oleh dunia ini” dari pada orang-orang yang “dibesarkan oleh Allah”. Namun, berbahagialah mereka yang dipandang kecil oleh dunia ini namun besar di pandangan Allah, karena untuk mereka inilah Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa-Nya:



Matius 11:25-26 (25) … "AKU BERSYUKUR KEPADA-MU, BAPA, Tuhan langit dan bumi, KARENA SEMUANYA ITU ENGKAU SEMBUNYIKAN BAGI ORANG BIJAK DAN ORANG PANDAI, TETAPI ENGKAU NYATAKAN KEPADA ORANG KECIL. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (27) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan ORANG YANG KEPADANYA ANAK ITU BERKENAN MENYATAKANNYA.


Jadi, kesan yang ditangkap oleh orang-orang Yahudi adalah kesan keilahian pada diri Yesus. Kalau begitu, jelaslah bahwa dari kesan yang diperoleh dua kelompok saksi mata peristiwa Yesus Menyucikan Bait Allah ini seorang pun tidak ada yang mendapat kesan kemarahan yang membabi buta pada diri Yesus ketika itu.





KESIMPULAN






I. BUKAN AKSI KEMARAHAN.


Dari catatan kesaksian para saksi mata peristiwa Yesus Menyucikan Bait Allah, kita mendapat keterangan bahwa tidak ada gelora amarah, tidak ada guratan raut wajah yang sedang marah dan tidak ada aura kemarahan terpancar dari seluruh aksi Yesus ketika itu. Kesan ini tidak terlihat di pandangan mata para saksi hidup yang menyaksikan peristiwa itu secara langsung.






II. TINDAKAN KERAS, PENUH WIBAWA DAN KUASA


Aksi Yesus saat itu bukanlah aksi kemarahan atau tindakan karena marah, melainkan adalah suatu TINDAKAN YANG KERAS DAN TEGAS YANG DIKERJAKAN YESUS DALAM OTORITAS KEILAHIAN-NYA. IA BERTINDAK DENGAN PENUH KEWIBAWAAN DAN PENUH KUASA, KARENA KEPADA DIALAH KUASA MENGUDUSKAN ITU DIBERIKAN OLEH SANG BAPA.



Kita mungkin pernah melihat secara langsung atau menonton berita di televisi tentang kedatangan aparat Polisi Pamong Praja lengkap dengan alat-alat perusak di tangan mereka bahkan dengan alat-alat berat ke rumah-rumah penduduk yang hendak digusur. Mereka membongkar dan merobohkan setiap rumah yang mereka datangi, tembok-tembok yang masih tersisa mereka runtuhkan, perabotan rumah dikeluarkan. Singkatnya, tindakan mereka terkesan begitu bengis dan tak berprikemanusiaan.



Pertanyaannya, apakah para petugas itu melakukan aksi itu atas dasar kemarahan yang tak terbendung atau amarah yang membabi buta? Tidak! Mereka hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada mereka. Mereka hanya melaksanakan perintah dan menjalankannya secara keras dan tegas berdasarkan wewenang yang diberikan kepada mereka. Dengan itu sang pemilik rumah mendapat penegasan tentang status tanah yang didiaminya, dan bahwa ia dan keluarganya tidak seharusnya membangun rumahnya di tanah itu.




III. PENGAJARAN





Dari tindakan itulah, para pelaku pasar di Bait Alah dan semua orang yang menyaksikan dan mendengar peristiwa itu mendapat PENGAJARAN.



Markus 11:17-18 (17) LALU IA MENGAJAR MEREKA, kata-Nya: "BUKANKAH ADA TERTULIS: RUMAH-KU AKAN DISEBUT RUMAH DOA BAGI SEGALA BANGSA? TETAPI KAMU INI TELAH MENJADIKANNYA SARANG PENYAMUN!" (18) Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat SELURUH ORANG BANYAK TAKJUB AKAN PENGAJARAN-NYA.


Setelah mengusir para pedagang dan jualannya, Yesus langsung memberikan pengajaran bahwa Rumah Allah adalah rumah doa bagi segala bangsa, bukan tempat berjualan/pasar (Mrk 11:17; Mat 21:13; Luk 19:46). Dari pengajaran yang kali itu dilakukan-Nya melalui tindakan yang keras dan tegas, para penjual yang terusir serta mereka yang menyaksikan atau mendengarkan peristiwa itu dan kita saat ini mengerti bagaimana seharusnya kita memberlakukan Rumah Allah atau Bait Suci atau Gedung Gereja seperti yang dikehendaki Allah.






IV. PEMBERITAHUAN MAKSUD KEDATANGAN YESUS KE DUNIA.


Saat orang-orang Yahudi mempertanyakan kewenangan Yesus dalam tindakan-Nya, Yesus memberikan jawaban-Nya:



Yohanes 19-22 (19) Jawab Yesus kepada mereka: "ROMBAK BAIT ALLAH INI, DAN DALAM TIGA HARI AKU AKAN MENDIRIKANNYA KEMBALI." (20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan ENGKAU DAPAT MEMBANGUNNYA DALAM TIGA HARI?" (21) Tetapi YANG DIMAKSUDKAN-NYA DENGAN BAIT ALLAH IALAH TUBUH-NYA SENDIRI. (22) Kemudian, SESUDAH IA BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI, BARULAH TERINGAT OLEH MURID-MURID-NYA BAHWA HAL ITU TELAH DIKATAKAN-NYA, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.


Dari jawaban Yesus ini serta kesatuannya dengan seluruh kesaksian tentang hidup dan karya-Nya, kita beroleh pengertian bahwa ternyata ada makna di balik tindakan Yesus yang kelihatan ini yang kemudian menjadi terang oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Tindakan Yesus menyucikan Bait Allah adalah tindakan simbolik yang mengandung makna pemberitaan tentang maksud kedatangan-Nya ke dunia.
Tindakan Yesus itu adalah pernyataan tentang diri-Nya sendiri, bahwa pada-Nyalah kuasa untuk menyucikan dan menguduskan.



Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "KEPADA-KU TELAH DIBERIKAN SEGALA KUASA DI SORGA DAN DI BUMI.”
Tindakan penyucian Bait Allah adalah pemberitaan simbolik tentang KARYA PENEBUSAN DOSA YANG DIKERJAKAN YESUS DI KAYU SALIB dan untuk maksud itulah Ia ada di dalam dunia ini, yakni untuk menyucikan dunia dari segala kejahatan.



1 Yohanes 1:7, 9 (7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan DARAH YESUS, ANAK-NYA ITU, MENYUCIKAN KITA DARI PADA SEGALA DOSA. (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan MENYUCIKAN KITA DARI SEGALA KEJAHATAN
Tindakan penyucian ini dilakukan oleh Yesus untuk “BAIT ALLAH”.



Markus 11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah YESUS MASUK KE BAIT ALLAH, MULAILAH IA mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah.


Lukas 19:45 Lalu YESUS MASUK KE BAIT ALLAH DAN MULAILAH IA mengusir semua pedagang di situ



Mengapa Bait Allah? Dikatakan, “YANG DIMAKSUDKAN-NYA DENGAN BAIT ALLAH IALAH TUBUH-NYA SENDIRI” (Yoh 2:21).



Pertama, ini menunjuk kepada pemberitaan yang pertama, yakni kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya (Yohanes 2:19, 21):



(19) Jawab Yesus kepada mereka: "ROMBAK BAIT ALLAH INI, DAN DALAM TIGA HARI AKU AKAN MENDIRIKANNYA KEMBALI." (21) Tetapi YANG DIMAKSUDKAN-NYA DENGAN BAIT ALLAH IALAH TUBUH-NYA SENDIRI.


Kedua, Bait Allah yang Yesus maksudkan ialah tubuh-Nya sendiri, juga berarti gereja-Nya atau orang-orang yang percaya kepada-Nya.


I Korintus 3:16-17 (16) Tidak tahukah kamu, bahwa KAMU ADALAH BAIT ALLAH dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan BAIT ALLAH ITU IALAH KAMU.


I Korintus 12:27 KAMU SEMUA ADALAH TUBUH KRISTUS dan kamu masing-masing adalah anggotanya.



Dengan tindakan menyucikan Bait Allah ini, Yesus menegaskan bahwa penebusan dosa diberlakukan bagi orang-orang yang menaruh percaya kepada-Nya, yakni tubuh-Nya atau gereja-Nya itu sendiri.
Tanggapan orang-orang Yahudi terhadap tindakan Yesus (Yoh 2:18, 20) adalah pemberitaan tentang penolakan orang-orang Yahudi itu sendiri terhadap Yesus.



Yohanes 1:11a “IA DATANG KEPADA MILIK KEPUNYAAN-NYA, TETAPI ORANG-ORANG KEPUNYAAN-NYA ITU TIDAK MENERIMA-NYA.”


Markus 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan DITOLAK OLEH TUA-TUA, IMAM-IMAM KEPALA DAN AHLI-AHLI TAURAT, LALU DIBUNUH DAN BANGKIT SESUDAH TIGA HARI.
Tindakan Yesus ini menegaskan bahwa karya penebusan dosa manusia yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah karena KASIH.



Yohanes 2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "CINTA UNTUK RUMAH-MU MENGHANGUSKAN AKU."



Apa yang membakar aksi Yesus saat itu? Amarahkah? Tidak, melainkan “CINTA AKAN RUMAH-MU MENGHANGUSKAN AKU”. CINTA-lah yang membakar gelora dari setiap detil tindakan Yesus saat itu, bukan amarah. Dan ini memberitakan bahwa karya penyucian dosa umat manusia oleh kematian-Nya di kayu salib semua hanya KARENA CINTA.


Karena cintalah, TUHAN Allah berkenan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal demi pengudusan umat manusia bagi Dia.


Yohanes 3:16 KARENA BEGITU BESAR KASIH ALLAH akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


Dan karena cinta Yesus, Ia rela mengorbankan diri-Nya sendiri demi penebusan dosa manusia.



Yohanes 15:12-13 (12) Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, SEPERTI AKU TELAH MENGASIHI KAMU. (13) TIDAK ADA KASIH YANG LEBIH BESAR DARI PADA KASIH SEORANG YANG MEMBERIKAN NYAWANYA UNTUK SAHABAT-SAHABATNYA.