“Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” ( Yohanes 19:28-30)
Perbuatan dosa apakah yang telah Yesus lakukan sehingga Ia harus dijatuhi hukuman mati ? Mengapa Yesus harus mati dengan cara tersalib ? Tidak adakah cara lain,yang lebih pantas bagi kematian-Nya ? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini terus terngiang di akal dan batin kita ketika kita berjalan menuju ke rumah ibadah untuk memperingati kematian Yesus di Hari Jumat Agung ini. Dalam hati,kita mungkin berkata,”Ah, kalau saya adalah Yesus,saya tidak mau mati secara demikian”. Memang,sebagai manusia,Yesus juga tidak ingin mati secara tersalib. Itulah yang tampak dalam doa-Nya di taman Getsemani. Namun,keinginan Yesus,bukanlah keinginan Allah,Bapa-Nya. Dengan perkataan lain,Yesus mati secara tersalib adalah keinginan Allah,Bapa-Nya.
Yesus tidak berbuat dosa apapun. Manusialah yang berbuat dosa. Manusialah yang harus mati secara tersalib. Tapi mengapa Yesus yang harus mati dengan cara disalib ? Masalahnya ada 3 yaitu :
- Allah tidak mau menjatuhkan hukuman terhadap mahluk lain karena kesalahan yang diperbuat manusia. Manusia yang berdosa, maka manusialah yang harus memikul hukumannya. ( Bdk. Yehezkiel 18:4b, Mazmur 49:8-9 )
- Tidak ada manusia yang mau rela mati secara demikian,kalau pun ada,kematian orang itu tidak akan mampu melunasi hutang dosa yang harus dibayar umat manusia.Sebab manusia yang mati itu adalah juga orang berdosa. Tubuh dan darahnya telah ternoda,sehingga tidak bisa membasuh noda dosa umat manusia. Hanya manusia yang tidak berbuat dosa yang mampu melunasi hutang dosa umat manusia. Hanya tubuh dan darah yang tanpa noda saja yang mampu membasuh bersih noda dosa umat manusia.
- Tidak ada mahluk semata yang sanggup menanggung beban murka Allah yang kekal atas dosa dan membebaskannya ( Mazmur 49 :8-9).
Siapakah yang sanggup ? Tidak ada yang lain kecuali Yesus ! Yaitu Allah yang menjadi manusia. Yaitu seorang Pengantara dan Penebus yang adalah manusia sejati dan benar,tetapi yang kekuatan-Nya melebihi segala mahluk,artinya yang juga Allah yang sejati. Karena itu pula maka Yesus harus mati secara tersalib. Yesus mati secara tersalib,bukan semata-mata hanya mau mengatakan bahwa Yesus disejajarkan dengan para penjahat dan pemberontak negara. Tetapi terutama mau menjelaskan bahwa dengan cara tersalib,Yesus sesungguhnya berdiri antara Allah dengan manusia,untuk menjadi jalan pendamaian bagi umat manusia,sekaligus Pembela bagi manusia di hadapan Allah.
Dari atas salib Yesus melihat segala sesuatu yang terjadi di bumi,di bawah. Yesus melihat para serdadu Romawi membagi-bagikan pakaian-Nya dan membuang undi atas jubah-Nya. Yesus juga melihat Ibu dan murid yang dikasihi-Nya sedang mengangkat muka untuk memandang kepada-Nya. Sedih dan pedih. Ditambah sengatan sinar matahari terik seolah membakar tubuh,membuat peluh bercampur darah mengalir keluar melalui pori-pori. Kerongkongan-Nya kering. Di bibir-Nya muncul goresan-goresan luka memerah,dan lidah-Nya seolah melekat pada langit-langit mulut-Nya.
Dalam kepedihan dan kegersangan itu, Yesus meronta dan berteriak, “Aku haus !” Satu demi satu nubuat firman Tuhan,digenapi oleh Yesus. Bukan saja seruan “Aku haus”,tetapi juga jawaban para serdadu yang mencelupkan bunga karang ke dalam anggur asam dan mengunjukkannya ke mulut Yesus. Bukannya terasa manis,tetapi asam..perih..sakit….Namun,Yesus harus mampu menanggungnya sampai selesai. Yesus bukanlah tipe orang yang mengerjakan tugas hanya separuh,dan berhenti di tengah jalan. Yesus harus mengerjakannya sampai selesai. Tentu,bukan menurut apa yang diinginkan-Nya,tetapi menurut apa yang dirancangkan Allah,Bapa-Nya kepada-Nya.
Ketika Yesus tahu bahwa semua tugas yang dipercayakan Allah,Bapa-Nya,telah selesai maka setelah meminum anggur asam itu maka Yesus berteriak, : ”Sudah selesai”. Lalu Yesus menundukkan kepala-Nnya dan mati dalam penyerahan nyawa-Nya (hidup-Nya) kepada Allah,Bapa-Nya.
Yesus mati. Itulah pernyataan yang tegas dan gamblang dari penginjil Yohanes tentang kondisi terakhir dari Yesus yang tersalib. Dengan pernyataan ini,Yohanes ingin melakukan dua hal.
· Pertama : Ia mempersiapkan jalan masuk untuk bangunan cerita selanjutnya,khusus cerita tentang kebangkitan Yesus.
· Kedua : Ia ingin menolak semua anggapan yang berkembang pada waktu itu,bahwa Yesus yang tersalib tidak sampai menghembuskan nafas terakhir dan mati. Sebab ada pandangan yang beredar yang mengatakan bahwa pada saat Yesus sedang sekarat,Allah bertindak dan menarik Yesus dari salib itu dan menggantikan-Nya dengan seorang murid lain. Ada yang berasumsi murid itu adalah Yudas.
Yesus mati di salib adalah untuk menyelesaikan rencana keselamatan Allah bagi dunia,dan khususnya umat manusia. Misi Yesus datang kedunia adalah untuk penebusan.Yang mau bertobat ditebus,terhapus dosanya.
Sumber : Soli Deo Gloria