Selasa, 12 Juli 2011

Hormatilah ayahmu dan ibumu, (Kel 20:12 ) " Mengapa harus menghormati orang tua?"

Ada pepatah mengatakan:

kalau orang tua kaya raya, maka anak senang, tetapi kalau anak kaya, maka orang tua menjadi pembantu atau masuk panti jompo.

Mengapa? itu karena sikap atau rasa hormat terhadap orang tua sudah hilang.  

Padahal seorang anak berhutang sangat banyak kepada orang tuanya. 

 Orang tualah yang telah memungkinkan mereka lahir, hidup dan berkembang di bumi ini. Tanpa orang tua, kita tidak ada.

 Terlebih-lebih bila kita ingat bahwa, masa ketergantungan anak kepada orang tua sangat panjang, bahkan sampai bertahun-tahun.

Berbeda dengan kebanyakan hewan. Seekor penyu cukup menyimpan telurnya di bawah pasir, lalu bisa segera kembali ke laut. Dan pada waktunya, bayi-bayi penyu akan keluar, kemudian tanpa bantuan orang tua, pelan-pelan merayap ke laut -- sendiri.

Bandingkanlah ini dengan bayi manusia! Mungkin baru setelah berusia kurang lebih 15 tahun, seorang anak betul-betul bisa hidup mandiri. Ini hendak menegaskan kembali, betapa bermaknanya peran orang tua bagi "survival" anak-anak mereka! Hampir-hampir tak tergantikan (= indispensable) oleh apa pun dan oleh siapa pun


 Hutang kita kepada orang tua sebenarnya tak terbayar.

Memang ada orang tua yang tidak bertanggungjawab , tetapi walaupun demikian, seorang anak tetap berhutang kepada orang tuanya, minimal berhutang karena melalui mereka dia boleh dilahirkan di dunia ini.


Kita berhutang kepada ortu oleh sebab itu anak mesti menghormati ortunya.


Mengapa Allah memberikan perintah ini? apakah ada alasan lain shg bgs Israel diperintahkan untuk menghormati ortunya? Ada 2 alasan


Pertama: Allah menjadikan orang tua sebagai wakil Allah dalam dunia ini.


Menghormati ayah dan ibu bukan hanya sekedar menghormati sesama kita, tetapi menghormati mereka sebagai wakil dari Allah. Orang tua adalah wakil dari Allah. Sebagaimana kita melayani Allah dengan hormat dan takut, maka wakil Allah yakni ayah dan ibu kita pun harus dihormati.


Imamat 19:3 mengatakan "Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.


Ayat firman Tuhan ini menempatkan menyegani orang tua sejajar dengan memelihara hari sabath. ini berarti betapa Tuhan memandang tinggi penghormatan terhadap orang tua sehingga disejajarkan dgn menghormati hari Sabath


Mungkin orang tua kita sendiri, jarang menuntut atau bahkan tidak pernah menuntut kita untuk menghormmatinya. Namun, kita belajar dari firman Tuhan ini, bahwa Tuhan lah yang menunutu kita untuk menghormati ayah dan ibu kita. Ini adalah perintah Tuhan sendiri. Suatu "kewajiban" yang tidak dapat ditawar-tawar. Tuhan menuntut kita untuk menghormati wakilnya di dunia ini, yakni orang tua kita.


Kedua: Menghormati org tua adalah hukum yang paling mendasar bahkan boleh dikatakan paling penting diantara larangan:jangan membunuh, jangan berzinah


Menurut dugaan Anda, dosa paling serius apakah yang dapat dilakukan orang terhadap sesamanya? Dan yang karenanya patut dikategorikan sebagai perbuatan maksiat paling utama?


Apakah teror? Apakah kebohongan publik? Apakah korupsi? Apakah politik uang? Apakah pelecehan seksual? Atau apa? Kejahatan-kejahatan tersebut, saya setuju, memang amat mengerikan akibatnya.


Orang-orang beragama tak perlu ragu-ragu mengutuknya, sebab Tuhan pun mengutuk perbuatan-perbuatan tersebut. Namun apakah kejahatan-kejahatan itu lalu serta merta pantas disebut sebagai dosa paling utama, ini adalah soal lain.


Yang jelas, Allah punya pendapat berbeda. Dalam Dasa Titah, relasi dengan sesama yang paling pertama kali disebut oleh Tuhan adalah masalah hubungan dengan orang-tua!


Soal relasi seseorang dengan ayah dan ibunya! Ini disebut lebih dahulu daripada membunuh, mencuri, berzinah, dan sebagainya.


Kalau kita perhatikan dengan teliti 10 hukum Allah, maka sebenarnya 10 hukum Allah, dapat dibagi menjadi 2 bagian.


Bagian pertama dari 10 hukum terdapat dalam hukum pertama sampai hukum ke empat. Hukum pertama sampai ke empat adalah hukum yang berhubungan dengan Allah secara langsung. misalnya: Jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu, jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun, jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, ingat dan kuduskanlah hari sabath.


Bagian kedua dari 10 hukum adalah hukum kelima sampai kesepuluh, Hormatilah ayahmu dan ibumu, jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengingini milik orang lain. Hukum-hukum ini mengatur hubungan antara sesama manusia.


Hukum pertama, jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu, merupakan pondasi dari hukum kedua, ketiga dan keempat.


Jangan ada Allah lain dihadapanKu merupakan pondasi dari hukum : jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun, jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, ingat dan kuduskanlah hari sabath.


Seseorang tidak akan membuat patung untuk disembah, kalau didalam hatinya tidak ada allah lain selain Yahweh. Dan kita tidak akan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan kalau dalam hati kita hanya ada Yahweh, kita pasti akan menghormatiNya. Demikian juga seseorang pasti akan menguduskan hari sabath kalau dia benar-benar dalam hatinya hanya ada Allah dan bukan uang atau pekerjaan.

Jadi hukum 2,3,4 merupakan perluasan dari hukum pertama. Sama halnya, hukum kelima: hormatilah ayahmu dan ibumu merupakan pondasi dari hukum ke 6,7,8,9,10.


Bila seorang anak menghormati orang tuanya, maka kita sudah bisa menilai moralnya. Pembunuhan, perzinahan, pencurian, kebanyakan dapat dihindari jikalau keluarga beres.


Banyak kejahatan terjadi dalam masyarakat, disebabkan karena keluarga tidak beres, dimana anak tidak lagi menghormati orang tuanya. dan ini merembet kemasayarakat.


Kebanyakan anak-anak yang bermasalah di sekolah, berasal dari keluarga yang broken home, Kebanyakan membenci orang tuanya. kalau bukan ayah, maka ibu yang tidak dihormati.


Tetapi sebaliknya, jikalau seorang anak menghormati orang tuanya, maka pembunuhan, perzinahan, pencurian, dusta, dapat dihindari.


Jadi menghormati orang tua adalah pondasi dari hukum lain yang mengatur hubungan kita dengan sesama.


Keharmonisan keluarga merupakan keharmonisan dalam masyarakat. Sebaliknya keluarga yang berantakan karena tidak adanya rasa hormat terhadap orang tua, mempunyai pengaruh buruk bagi masyarakat.


Kita melihat betapa pentingnya perintah kelima ini: hormatilah ayah dan ibumu,


· karena orang tua kita adalah wakil Allah di dunia ini.


· karena sikap kita terhadap orang tua kita itu mencerminkann karakter kita. mencerminkan bagaimana hubungan kita dengan sesama kita.


Kalau ada orang yang mau cari jodoh, maka dia paling perlu memperhatikan bagaimana sikap pasangan nya itu kepada orang tuanya. Sikap itu pasti akan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Hubungan kita dengan rekan-rekan sepelayanan, itu juga sangat dipengaruhi oleh rasa hormat kepada orang tua.


Silahkan sdr amati, baik diri sdr ataupun orang lain. Bagaimana sikapnya kepada orang tua, maka itulah sikapnya kepada sesama.


Bagaimanaka sikap kita terhadap orang tua? jikalau selama ini kita tidak memiliki rasa hormat kepada orang tua, maka bertobatlah segera pada hari ini.


Bagaimanapun buruknya orang tuamu, dia tetap wakil Allah. Sdr tidak boleh membencinya baik secara halus maupun secara kasar.


Bagaimanapun buruknya orang tuamu, perintah untuk menghormati mereka tetap berlaku dan merupakan perintah yang menjadi pondasi dari perintah-perintah yang lain.


Ketika Alkitab mengatakan hormatilah ayah dan ibumu, maka itu artinya kita menghargai mereka, memelihara mereka, menunjukkan kasih kepada mereka, menyegani mereka


Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu. Im 19:3


Dan Eefesus 6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.


Memang ada saat-saat dimana orang tua juga bisa salah. Dalam kasus ini, kita harus lebih taat kepada Tuhan. Namun sikap kepada orang tua tidak pernah boleh berubah, yaitu menghormati mereka. Kalau sampai ada anak yang tega memukul orangtuanya, menghina bahkan sampai melecehkan, orang tersebut harus belajar baik-baik hukum kelima ini.


Anak yang tidak menghormati orang tua akan diberi sanksi, sedangkan mereka yang menghormati orang tua akan diberi berkat oleh Tuhan.


Menakutkan karena sanksi yang Tuhan berikan sangat berat. Sdr pernah mendengarkan kisah Malinkundang yang setelah kaya dan ternama dia malu mengakui ibunya, bahkan menghina dan menolaknya. Sudah sering di tayangkan di TV. Hanya versinya agak berbeda . Kalau di dalam kisah aslinya, ketika malin Kundang dalam perjalanan dengan sebuah kapal, datanglah badai yang sedemikian dahsyat menenggelamkan kapal yang ditumpangi oleh Malin Kundang. Akibatnya, dia dan istrinya tenggelam dan meninggal dunia. Sedangkan di TV, malingkundang, mati menjadi batu karena ditimpa oleh mobil yang membawa cor beton.


Kisah atau dongeng tersebut di atas tidak berlebih-lebihan, karena Alkitab juga memberikan satu peringatan yang sangat keras terhadap anak durhaka. Demikianlah Amsal Salomo: “Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali” (Ams.30:17). Sungguh sangat mengerikan!


Berkatnya karena menghormati orang tua adalah: supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.


Allah telah berjanji kepada umatNya bahwa mereka akan hidup damai di tanah yang Dia berikan kepada mereka, selama mereka menaatiNya. Jika mereka berhenti menaatiNya dan berhenti mengikuti perintah-perintahNya, Allah akan memunculkan musuh bagi mereka yang akan menghalau mereka ke luar ke negeri lain.


Bagian yang penting daripada hidup sebagai umat Allah adalah mentaati perintah untuk menghormati orang tua.


Allah berjanji akan memberikan umur yang panjang di tanah yang akan Allah berikan kepada mereka. Perintah ini diulang di Ulangan 5:16. Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.


Rasul Paulus mengulang lagi janji itu dalam Perjanjian baru (Ef 6:1-3)


Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena


haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi


Janji ini tidak berarti bahwa hanya orang-orang yang mati muda yang tidak menghormati orang tua mereka. Biasanya orang-orang yang menghormati orang tua dan mengikuti nasehat mereka akan menjadi lebih sehat dan hidup lebih lama daripada orang-orang yang mengabaikan apa yang dikatakan orang tua mereka.


Penutup.


Perintah menghormati Ortu adalah perintah yg terus berlangsung selama ortu kita hidup. Selama orang-tua kita itu masih merupakan orang-tua kita, titah itu mengikat kita. Sampai kapan sih orang-tua kita itu berhenti dan tidak lagi menjadi orang-tua kita? Tidak akan pernah, bukan? Sampai saya mati pun, ayah saya ya tetap ayah saya


Dan ibu saya ya tetap ibu saya i yang itu-itu, tak pernah yang lain. Saya tetap berhutang hormat kepada mereka.


Walaupun kalian sudah jauh lebih pandai ketimbang mereka? Atau sudah jauh lebih terpandang? Atau jauh lebih kaya? Jauh lebih nampak terhormat ketimbang mereka? Titah kelima ternyata tidak memberi dispensasi apa-apa.


===รจ saya tetap harus menghormati mereka


Mereka adalah orang-tua kita, bukan saja tatkala kita masih bayi tak berdaya, yang bergantung sepenuhnya kepada pengasuhan mereka.. Mereka adalah tetap orang-tua kita, terlebih-lebih ketika fisik mereka berangsur-angsur melemah, dan berbalik jadi kian tergantung kepada cinta kasih serta pemeliharaan kita!


kita tetap berhutang hormat kepada mereka, walaupun mereka – melalui sikap dan tingkah-laku mereka – sama sekali tidak memperlihatkan bahwa mereka layak dihormati?


Selama mereka adalah orang-tua kita. Selama mereka adalah ayah dan ibu kita! Kewajiban kita adalah menghormati mereka, dalam keadaan apa pun dan sampai kapan pun.


Hormatilah orang tuamu selama mereka masih hidup. Ada banyak anak yang tidak menghirmati orang tuanya ketika masih hidup. Ketika ayahnya sudah meninggal, barulah dia berusaha sungguh-sungguh menghormatinya dengan cara mengusap-usap jenasah papa atau mamanya. Semuanya itu sudah terlambat. Ketika kematian datang, mereka tidak akan pernah merasakan lagi kasih sayang dan hormat kita. sadarilah selalu akan hal ini.


Ada seorang mahasiswa, dia sangat jengkel karena harus menjaga ayahnya yang sakit. Belum lagi, ayahnya kalau susah tidur, seringkali berceloteh sendiri. Dan Mahasiswa ini karena sudah beberapa hari terakhir tidak pernah tidur karena menjaga ayahnya menjadi jengkel dan berkata dengan ketus pada ayahnya supaya ayahnya diam dan tidur dengan tenang.

Ayahnya menjawab bahwa ia juga sebenarnya ingin beristirahat karena ia sudah lelah sekali, dan jika temanku itu keberatan menemani dirinya, biarlah ia sendiri menjalani perawatan di rumah sakit.

Setelah berkata demikian, ayahnya menjadi tidak sadarkan diri dan harus menjalani perawatan di ICU (intensive care unit). Anak ini u begitu menyesal atas kata-kata yang tidak selayaknya keluar dari mulut seorang anak kepada ayahnya sendiri.

anak ini yang adalah orang yang tegar, menangis tersedu-sedu . Ia berkata bahwa mulai saat itu, setiap hari ia berdoa agar ayahnya sadar kembali. Apapun yang ayahnya akan katakana dan perbuat pada dirinya akan diterima dengan senang hati. Ia hanya berharap pada Tuhan agar diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya yang lalu, yang mungkin akan disesali seumur hidupnya.......

Sering kali kita mengeluh ketika menemani atau menjaga orang tua kita hanya dalam hitungan tahun, bulan, hari, jam, bahkan dalam hitungan menit. Tapi pernahkah kita pikirkan bahwa orang tua kita menemani dan menjaga kita seumur hidup kita dan seumur hidup mereka.


Sejak lahir hingga dewasa, bahkan hingga tiba saatnya ajal menjemput, mereka selalu menyertai kita. Ketika pada akhirnya mereka menghadap Sang Kuasa pun, seluruh kenangan yang mereka tinggalkan selalu menyertai selama hidup kita.

Percayalah, di luar sana banyak orang yang tidak seberuntung sdr yang masih mempunyai orang tua, papa dan mama. Mereka seja kecil sudah tidak punya orang tua. Saya tahu ada anak SD yang sudah kehilangan papanya. Istri saya sudah tidak punya papa pada usia 2 tahun. Siswa SD, siswa SMP, SMA, sudah cukup banyak yang tidak punya pap atau mama. Sebab zaman sekarang ini, tingkat kematian pada usia muda sangat banyak. 

Meninggal pada usia 30, 40, 50 tahun sudah biasa terjadi pada zaman ini. Ini mengakibatkan banyak anak SD, SMP maupun SMA sudah tidak memiliki ayah atau ibu.

Jika mereka diberi kesempatan, saya yakin mereka akan menghormati papa atau mama yang Tuhan karuniakan.

Bagaimanaka dengan sdr? Jika hari ini papamu dan mamamu masih bersama-sama denganmu, segeralah menyatakan kasih dan hormat kepada mereka. Kesempatan itu tidak selalu ada. Perpisahan selama-lamanya, selalu bisa terjadi kapan saja. 

by: Yohannis Trisfant, MTh