Kamis, 07 Juli 2011

Arti Kata "El Shaddai "

Belum lama ini kita dikejutkan dengan berbagai bencana yang bertubi-tubi menghantam negeri ini mulai dari longsor, tsunami dan letusan gunung berapi. Langsung terasa betapa kecilnya manusia itu. Alam dengan segala kekuatannya memperlihatkan kekuatan dan kedahsyatannya. Tetapi Allah yang menciptakan alam itu jauh lebih besar lagi.

Saat kita menyaksikan gunung berapi meletus terlihat betapa dahsyat dan luar biasanya. Tetapi itu hanyalah gambaran yang fana dari kekuatan Allah yang kekal dan tak terbatas. Allah yang kekal dan tak terbatas kuasanya itu justru memperkenalkan diri-Nya kepada  manusia yang fana dan terbatas. Pernyataan diri Allah sebagai Allah Yang Maha Kuasa itu dinyatakan pada diri seorang pria dari Ur Kasdim bernama Abram.


Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:”Akulah Allah yang Maha Kuasa….” (Kejadian17:1).

El Shadday, adalah nama yang dipakai Allah untuk memperkenalkan dirinya pada Abram yang berarti Allah Maha Kuasa. Apa arti El Shadday?

Shadday berasal dari kata sadu artinya gunung, dari kata Akkadian yaitu bahasa yang dipakai Abraham. Abraham sudah berumur 99 tahun, dan telah melakukan perjalanan panjang mulai dari Ur di sebelah selatan Irak lalu menuju ke Haran di selatan Turki lalu terus ke Libanon sampai ke Kanaan. Dari Kanaan dia ke Mesir lalu balik ke Kanaan lagi. Ada banyak pegunungan yang dilalui dan disaksikan Abraham apalagi gunung di Libanon yang tinggi menjulang diliputi salju. Ketika Tuhan mengatakan Akulah El Shadday, dia langsung menangkap gambaran itu. Abraham melihat gambaran kemegahan dan kebesaran Allah melalui gunung itu dan Allah itu kini menyingkapkan diri-Nya kepada Abraham.

Lalu apakah makna El Shadday di sini?

Pertama, meunjukkan bahwa Allah itu paling superior atau paling unggul dari segala kuasa yang ada.  El berarti Allah dan Shadday dari kata shadad yang berarti Maha Kuasa.
Allah yang paling unggul atau paling superior di antara kuasa para penguasa dunia, ilah yang disembah oleh para manusia atau kuasa apapun di alam semesta ini. Kita mungkin terpesona dengan tujuh keajaiban dunia tetapi kalau dibandingkan dengan kuasa Allah tidak akan ada artinya. Dari perspektif Allah, segala keajaiban dunia itu seakan hanya sebuah titik yang kabur di atas tanah. Dibandingkan dengan segala kebesaran dan kuasa-Nya segala keajaiban manusia itu tidak ada apa-apanya. El Shadday menunjukkan kemahakuasaan Allah yang tidak tertandingi oleh siapapun.
Voltaire, seorang filsuf Prancis, suatu kali pergi naik ke gunung yang tinggi. Setelah dia melihat pemandangan yang indah, yaitu terbitnya matahari, dia pun berseru, “Aku percaya! Aku percaya, ya Allah yang Mahakuasa!” Meskipun allah yang dia percaya bukanlah Allah orang Kristen, tapi dia tidak bisa lari dari fakta bahwa seluruh ciptaan ini sangat mengagumkan.


Kedua, Allah itu sanggup melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Dalam Septuaginta diterjemahkan dengan “pantokrator” “Almighty,” the “One who has His hand on everything.” Segala sesuatu ada di tangan Allah, di dalam kendali Allah, di dalam kuasa Allah. Bagi Abraham, Allah itu membuat dia menjadi bapa segala bangsa, Allah akan membuat dia beranak cucu, menjadi bangsa-bangsa, dan keturunan raja akan berasal darinya. Allah Yang Maha Kuasa itu sanggup mengubah hidup Abraham yang sudah tua itu dan tidak memiliki keturunan menjadi berpengharapan.
Tak ada yang bisa menghentikan atau menghalangi Allah yang tak terbatas itu. Ayub mengaminkan hal ini”Aku tahu Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Dia sanggup artinya Dia mampu dengan kekuasaan-Nya membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi Allah dan tidak ada kamus gagal bagi-Nya. Ketika Allah sudah merancangkankan sesuatu , tidak ada kuasa apapun dan kuasa manapun yang sanggup menghentikannya. Michael Jackson bercita-cita ingin mencapai usia 150 tahun, dia sudah menyiapkan tabung oksigen untuk mewujudkan tencananya tapi ternyata usianya hanya sampai 150 tahun. Manusia boleh berencana tapi tidak akan sanggup mewujudkan segala cita-cita dan impiannya karena manusia terbatas.

Ketiga, Shadday berarti shadah, mencurahkan aatu melimpahkan.atau melipatgandakan. Gambaran shadday juga muncul dari seorang ibu yang menyusui anaknya. Bukankah ini suatu kombinasi yang indah. Allah kita yang Maha Kuasa Dia juga yang mencukupi segala kebutuhan kita, memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya. Allah yang Mahak Kuasa, Dialah yang membuat Abraham mengalami berkat berkelimpahan, beranak cucu yang banyak dan menjadi bangsa yang besar. Kejadian 28:3, "Moga-moga Allah Yang Maha Kuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak." Allah kita Yang Maha Kuasa juga memahami segala kebutuhan kita. Allah kita tidak pernah kekurangan apapun, Dia bahkan sanggup melimpahkan dan melipatgandakan apa yang menjadi kebutuhan kita. Kejadian 49:25, "Allah Yang Maha Kuasa akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya dengan berkat buah dada dan kandungan".

Keempat, Shadday juga berarti menghancurkan. Allah kita Adalah Allah yang menjadi penghancur musuh kita (My Destroyer). Allah berkuasa untuk tidak hanya mendatangkan berkat tapi juga kutuk atau hukuman. Ini yang seringkali kita lupakan tentang Allah bahwa Allah kita berkuasa tidak hanya untuk mendatangkan berkat tetapi juga mengambilnya. Allah kita selain berkuasa untuk memberi tapi berkuasa juga untuk menarik dan mengambil apa yang diberikan-Nya.
Allah kita juga adalah Hakim yang Adil. Kebanyakan orang terlena dan hanya melihat Allah mengasihi dan tidak akan menghukum. Allah justru menunjukkan kekuasaan-Nya dengan keadilan-Nya. Dia menghancurkan bumi dengan air bah, menghancurkan Sodom dan Gomora dan menyebabkan bangsa Israel berada dalam pembuangan dan tercerai-berai. Allah kita berdaulat melakukan apapun baik terhadap musuh-Nya maupun terhadap umat-Nya. Tetapi yang memberi kita pegharapan adalah bahwa kuasa Allah tidak semata-mata untuk menghancurkan tetapi untuk membangun dan memperbaharui.

LALU APA SEHARUSNYA RESPON KITA?
Menyadari bahwa Allah kita adalah Allah maka seharusnya respon kita adalah menyembah dan menjadikan Dia sebagai Allah kita. Sewaktu datang menghadap Allah dan dalam sikap sehari-hari kita di hadapan Allah, hendaknya kita hidup dengan penuh hormat dan taat serta mengasihi Dia. Seringkali ada orang yang mengenal Allah tetapi memperalat atau menjadikan Allah yang Maha Kuasa itu sebagai Allah yang harus menuruti dan memenuhi keinginan kita. Kan Allah kita Berkuasa, mumpung...OK, Allah memang sanggup memberikan apa yang kita minta tetapi kita harus menyadari siapakah kita di hadapan Allah.

Menyedihkan, seringkali manusia lupa siapa dirinya dan siapa Allah yang dia sembah. Tanpa disadari banyak orang Kristen sebenarnya sedang melakukan pelecehan atau penghinaan terhadap Allah. Nama Tuhan kita dibuat jadi lucu-lucuan supaya terdengar gaul dan bahkan gambar Tuhan kita dibuat lucu-lucuan. Tindakan kurang ajar ini datang dari orang yang mengaku mengenal Kristus. Ingat waktu kita mengatakan bahwa Allah adalah Bapa kita, ingatlah bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Kuasa. Waktu kita menyebut nama-Nya, ingat nama-Nya dan sifat-Nya adalah Kudus. Perhatikan bagaimana sikap orang beriman dalam Perjanjian Lama maupun Baru dalam menyebut nama Allah, mereka mengekspresikan dengan rasa hormat dan sembah yang tinggi. Tidak ada yang mempergunakan nama Allah dengan sembrono dan main-main.

Mengimani Allah Maha Kuasa itu berarti Dia yang berkuasa dan mengatur hidup kita. Itu berarti kita harus siap menerima segala sesuatu yang Tuhan ijinkan terjadi. Ketika ada hal yang kita terima di luar dari kenginan kita, apakah kita masih beriman bahwa Allah Maha Kuasa? Ketika kita menerima segala sesuatu yang kita anggap tidak mengenakkan sekalipun, apakah respon kita tetap mengakui Dia sebagai Allah yang Berkuasa?

Sumber : Soli Deo Gloria