Jumat, 01 Juli 2011

Part 3. Di mana Tabut Perjanjian sekarang?


Sesuatu yang lama telah menjadi penyelidikan komunitas ahli Kitab Suci tentang keberadaan Tabut Perjanjian, kini dunia mulai menaruh perhatian setelah filem berjudul Raiders of the Lost Ark beredar dengan sukses. Sekarang ini terdapat beberapa kemungkinan letak keberadaannya
Berdasarkan dokumen-dokumen kuno Yahudi, diperkirakan bahwa Tabut ini disembunyikan di Gunung Nebo di tepi sungai Yordan sebelah timur. Wilayah ini merupakan negara Yordania sekarang, tetapi tanpa petunjuk tentang keberadaan Tabut ini.

Ada yang memperkirakan bahwa Tabut ini disembunyikan di sekitar Laut Mati di sebelah barat sungai Yordan. Lokasi ini menjadi perhatian karena dekat dengan situs kuno Qumran tempat dimana Gukungan Laut Mati ditemukan. Di tempat ini dipercaya bahwa Tabut dan artefak lainnya dikubur di salah satu gua suci seperti halnya Gulungan Laut Mati.
Pandangan lain juga mengatakan bahwa Tabut ini berada dibawah Yerusalem, dalam terowongan gua. Ada juga yang memperkirakan lokasinya di situs penyaliban, Gordon Kalvari. The Temple Institute yang berada di kota Yerusalem tua, suatu organisasi Ultra Ortodox Yahudi yang mengabdikan diri untuk merancang dan membangun kembali Kuil Yahudi, mengatakan bahwa Tabut tersebut berada di bawah puncak Kuil, dan mereka percaya bahwa Tabut ini akan timbul saat Kuil Yahudi tersebut dibangun.
Cukup menarik, dalam tesis Raiders of The Lost Ark dikatakan bahwa Tabut ini dibawa dari Kuil oleh Firaun Sisak, tapi pandangan ini tidak populer. Pandangan ini mungkin berasal dari tradisi bahwa Tabut ini terletak di mulut sungai Nil, didataran rendah Mesir.
Pandangan yang mendapat sedikit perhatian sampai dekade yang lalu, sekarang ini dipopulerkan oleh buku The Sign and The Seal: The Quest for The Lost Ark of Convenant, oleh jurnalis Inggris Graham Hancock. Menurut buku ini diperkirakan bahwa Tabut ini dibawa keluar dari Yerusalem kuno pada azaman Raja. Banyak versi dari cerita ini, tapi diperkirakan yang melakukan hal ini adalah putra Sulaiman dari Ratu Sheba. Sekalipun hubungan ini tak disebutkan dalam Alkitab sekalipun disebutkan adanya pertemuan oleh dua Monarki ini (I Raja-Raja 10) dalam tradisi diketahui bahwa Ethiopia diperkirakan menjadi lokasi kuno kerajaan Sheba.
Putra Ratu Sheba diperkirakan bernama Menelik, dikatakan bahwa ia telah membawa Tabut ini ke sana untuk menjaga keamanannya, hal ini menurut kronologi kerajaan Ethiopia. Cerita ini juga berkembang di kalangan Yahudi Hitam Ethiopia atau yang lebih dikenal dengan Falasha. Yahudi hitam ini, yang mempraktekkan Yudaisme, menjadi perhatian duani tatkala pemerinta Israel menerbangkan mereka untuk pembebasan dari penganiayaan politis di tahun 1976.