Selasa, 21 Juni 2011

Iman biji sesawi yang memindahkan gunung, berikut buktinya...

Ketika berada di kota Kairo, Mesir, saya sempat mengunjungi Gereja Samaan, yang lebih dikenal dengan nama Gereja Sampah. Untuk mencapai gereja yang besar dan luas itu, kita harus melewati pemukiman kumuh tempat tinggal para pemulung sampah. Namun, begitu sampai di sana kita akan terkagum-kagum karena gereja ini terbuat dari gunung batu yang dipahat, yaitu gunung Mukhatam. Berbentuk tribun stadion dengan atap batu gunung, gedung utama minimal bisa menampung 5.000 orang sekali ibadah.
Yang menarik adalah sejarah yang berkaitan dengan tempat itu. Beberapa abad lampau ketika Islam menguasai Mesir, khalifah mereka menantang Uskup Mesir dengan bertanya, “Saya dengar Injil-mu mengajarkan, bila kamu punya iman sebesar biji sesawi maka kamu bisa memindahkan gunung. Apa benar?” Ketika Uskup Abraham membenarkan, maka Khalifah itu memberi mereka waktu tiga hari untuk berdoa agarGunung Mukhatam pindah. Jika tidak, semua orang Kristen di Mesir akan dibantai. Maka Uskup menyerukan semua orang Kristen berdoa dan berpuasa, sambil mengimani perkataan Yesus dalam Markus 11:23, “Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Pada hari keempat, setelah berdoa tanpa hasil, mereka dikumpulkan di tanah lapang dekat gunung tersebut dan siap untuk dibantai. Tapi ketika orang percaya kembali berdoa, tiba-tiba terjadilah mukjizat. Tempat itu bergoncang karena gempa bumi hebat dan Gunung Mukhatam berpindah sejauh 3 kilometer dari tempat semula.
Tuhan yang Mahakuasa telah meluputkan orang beriman dari pembinasaan, sehingga kini gereja Koptik Ortodoks berkembang di Mesir. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Gunung masalah sebesar apapun bisa disingkirkan jika kita sungguh memintanya dalam doa yang dilandasi dengan iman. Allah sanggup melakukan apa saja. Pergumulan apapun yang sedang Anda hadapi hari ini: masalah pekerjaan, keuangan, sakit penyakit - jangan pernah berputus asa. Berdoa dengan iman, mukjizat-Nya masih berlangsung hingga kini.
Saya ingat, sehabis melayani di sebuah gereja di kota Bangkok, seorang ibu menceritakan bisnis suaminya yang merosot. Mereka harus menjual tempat bisnis itu, kemudian mereka akan mencari pekerjaan. Dua anak yang sudah remaja dititipkan kepada nenek mereka di Jakarta untuk bersekolah di sana. Jadi, ibu itu minta saya untuk berdoa agar dia mendapat pekerjaan, dengan catatan: yang gajinya besar dan bisa sering mengunjungi anaknya di Jakarta. Padahal, usia ibu ini sudah tidak terlalu muda lagi dan dia hanya memiliki pengalaman kerja di kantor selama enam bulan sepanjang masa hidupnya. Saya tahu ini tidak mudah, tapi kalau Tuhan berkenan dan memberi kasih karunia, tidak ada yang mustahil. Maka saya pun mendoakan dia.
Dua bulan kemudian dia mengirim e-mail yang memberitahukan bahwa ia sudah diterima di sebuah perusahaan besar di Thailand. Tugasnya adalah mengekspor barang ke Indonesia. Sebetulnya, yang melamar di bidang itu banyak, bahkan mereka memiliki gelar yang tinggi dan pengalaman kerja yang luas. Namun anehnya, justru ibu ini yang mendapatkan pekerjaan itu. Ketika pimpinan perusahaan di bagian itu memanggilnya dan memberitahukan hal tersebut, ia berkata: “Anda bisa mendapatkan pekerjaan ini dengan syarat: Anda harus sering meninggalkan keluarga di Thailand, karena setiap bulan sekitar 7-10 hari Anda harus ada di Jakarta. Semua biaya penerbangan pulang pergi, biaya akomodasi ditanggung kantor. Apa Anda bersedia?” Dengan mantap si ibu berkata, “Saya siap!” Akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar. Ia juga bisa sering menengok kedua orang anaknya di Jakarta.
Apakah ini kebetulan? Bukan, ini adalah mukjizat! Jika kita berdoa kepada Allah, kita menghubungkan diri dengan sumber berkat yang tidak terbatas. Dan kalau kita sungguh beriman, maka yang mustahil pun akan menjadi mungkin. Apa pergumulan Anda hari ini? Miliki iman yang memindahkan gunung, dan berdoalah, mukjizat-Nya pasti terjadi.

Demikian penjelasan Firman Tuhan mengenai Iman yang memindahkan Gunung.
* Markus 11:12-22
11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.
11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,
11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.
11:19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.
11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.
11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."
11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!

11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
KJV, For verily I say unto you, That whosoever shall say unto this mountain, Be thou removed, and be thou cast into the sea; and shall not doubt in his heart, but shall believe that those things which he saith shall come to pass; he shall have whatsoever he saith.
TR, αμην γαρ λεγω υμιν οτι ος αν ειπη τω ορει τουτω αρθητι και βληθητι εις την θαλασσαν και μη διακριθη εν τη καρδια αυτου αλλα πιστευση οτι α λεγει γινεται εσται αυτω ο εαν ειπη
Translit. interlinear, amên {sesungguhnya} gar {karena} legô {Aku berkata} humin {kepadamu} hoti {bahwa} hos an {siapa saja} eipê {berkata} tô horei {kepada gunung} toutô {ini} arthêti {terangkatlah} kai {dan} blêthêti {terbuanglah} eis {kedalam} tên thalassan {laut} kai {dan} mê {tidak} diakrithê {dibimbangkan} en {di} tê kardia {hati} autou {nya} alla {tetapi} pisteusê {percaya} hoti {bahwa} ha legei {apa yang dia mengatakan} ginetai {terjadi} estai {itu akan jadi} autô {bagi dia}ho ean {apapun} eipê {yang dia katakan}

11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Bandingkan dengan :

* Lukas 17:6
Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."


* Matius 17:20
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.


Kata-kata dalam Matius 17:20 (dan juga dalam Matius 21:21) yang menekankan bahwa di dalam iman ada kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas, berlatar belakang kehidupan di sekitar Yerusalem selama minggu-suci (minggu paskah).

Pada pokoknya dalam ayat-ayat ditas. Tuhan Yesus menerangkan kuasa iman melalui analogi dari dunia sehari-hari. Bila iman ada, meskipun iman itu tidak lebih besar daripada biji sesawi (bukan sayur sawi seperti yang ada di Indonesia), iman itu bisa mengerjakan mujizat : bayangkan betapa besarnya tumbuhan yang muncul dari sesuatu yang begitu kecil seperti biji sesawi.

Dibawah ini pengertian biji-sesawi (Mustard Seed), menurut kamus :

Quote:
Mustard :
From Easton's Bible Dictionary


a plant of the genus sinapis, a pod-bearing, shrub-like plant, growing wild, and also cultivated in gardens. The little round seeds were an emblem of any small insignificant object. It is not mentioned in the Old Testament; and in each of the three instances of its occurrence in the New Testament (Matthew 13:31,32; Mark 4:31,32; Luke 13:18,19) it is spoken of only with reference to the smallness of its seed. The common mustard of Palestine is the Sinapis nigra. This garden herb sometimes grows to a considerable height, so as to be spoken of as "a tree" as compared with garden herbs.
http://bibletools.org/index.cfm/fuseact ... on/ID/2628


MUSTARD :
From International Standard Bible Encyclopedia


mus'-tard (sinapi (Matthew 13:31; Mark 4:31; Luke 13:19; Matthew 17:20; Luke 17:6)): The minuteness of the seed is referred to in all these passages, while in the first three the large size of the herb growing from it is mentioned. In Matthew 13:32 it is described as "greater than the herbs, and becometh a tree" (compare Luke 13:19); in Mark 4:32 it "becometh greater than all the herbs, and putteth out great branches." Several varieties of mustard (Arabic, khardal) have notably small seed, and under favorable conditions grow in a few months into very tall herbs--10 to 12 ft. The rapid growth of an annual herb to such a height must always be a striking fact. Sinapis nigra, the black mustard, which is cultivated, Sinapis alba, or white mustard, and Sinapis arvensis, or the charlock (all of Natural Order Cruciferae), would, any one of them, suit the requirements of the parable; birds readily alight upon their branches to eat the seed (Matthew 13:32, etc.), not, be it noted, to build their nests, which is nowhere implied.
Among the rabbis a "grain of mustard" was a common expression for anything very minute, which explains our Lord's phrase, "faith as a grain of mustard seed" (Matthew 17:20; Luke 17:6).

The suggestion that the New Testament references may allude to a tall shrub Salvadora persica, which grows on the southern shores of the Dead Sea, rests solely upon the fact that this plant is sometimes called khardal by the Arabs, but it has no serious claim to be the sinapi of the Bible.


E. W. G. Masterman
http://bibletools.org/index.cfm/fuseact ... BE/ID/6205

Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Pohon sesawi umumnya itu kira-kira 4 meter tingginya. Ia lebih nampak sebagai semak belukar. Tetapi juga yang bisa bertumbuh hingga mencapai ketinggian 15 meter, dan karena itu ia layak disebut sebagai pohon. Dan di atas pohon sesawi dengan ketinggian inilah burung-burung datang bersarang. Di Israel tak ada pohon yang luar biasa besar kecuali pohon zaitun dan pohon ara. Karena itu burung-burung juga bersarang pada pohon-pohon yang rendah dan semak-semak. Apa yang ditekankan Yesus dalam perumpamaan ini? Suatu pertumbuhan. Yang ditekankan bukanlah pohonnya, tetapi proses pertumbuhan yang dimulai dari suatu biji yang kecil hingga menjadi sebatang pohon. Sehingga dapat dimengerti maknanya bahwa pekerjaan Allah dimulai dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak kelihatan. Namun pekerjaan itu akan bertumbuh menjadi besar dan luas, bagaikan benih sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar yang mampu menampung burung-burung yang datang dan bersarang di dahan-dahannya.

Iman "sebiji sesawi", mampu melakukan hal-hal yang besar, dengan bahasa figuratif pula Yesus Kristus mengatakan dalam Matius 17:20 dan Lukas 17:6. Kita bisa menghubungkannya dengan hal ini : "Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut" (Mazmur 46:3), begitulah pemazmur menggambarkan goncangan alam dalam arti ssungguhnya atau kiasan yang tidak mampu menggoncangkan umat milik Allah, karena Allah menjadi tempat berlindung dan sumber kekuatan-kekuatan. Boleh jadi Tuhan Yesus menggunakan kata-kata kiasan untuk menggambarkan akibat-akibat tak terduga dari iman yang menang.

Tetapi dalam tulisan Markus, mungkin ada titik pandang yang lebih jelas dan terperinci dalam bentuk kata-katanya. Kata-kata itu ditunjukkan kepada para murid setelah kejadian pengutukan pohon ara. Kelihatannya tidak banyak yang bisa kita hubungkan antara kejadian itu dengan ajatan mengenai kuasa iman. Meskipun demikian, hubungannya bisa kita dapat pada tempat dimana kata-kata itu diucapkan. Kata-kata itu diucapkan pagi hari ketika Tuhan Yesus dan murid-muridNya berjalan dari Betania ke Yerusalem melintasi Bukit Zaitun. Maka, Yesus merujuk Bukit Zaitun sebagai "gunung ini" dalam perumpamaanNya itu.

Dalam pengharapan umum mengenai akhir Zaman, Bukit Zaitun memegang peranan yang penting. Tempat ini akan menjadi tempat gempa bumi yang dasyat pada hari-Tuhan. "Pada hari itu", begitu kata salah seorang nabi (yang dimaksud adalah hari ketika Allah melaksanakan tindakan yang terakhir melawan musuh-musuhNya), "KakiNya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di Yerusalem sebelah timur. Bukit Zaitun akan terbelah dua, dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar. Setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengahnya lagi ke selatan " (Zakaria 14:4).
Jika Tuhan Yesus memikirkan ini dan menghubungkan nubuat dalam Perjanjian Lama dalam perjalananNya melintasi Bukit Zaitun, maka arti kata-kataNya bisa saja demikian :
"Jika kamu memiliki cukup iman kepada Allah, maka pada Hari Tuhan akan datang lebih cepat daripada yang kamu perkirakan" (Reff : William Manson, Jesus the Messiah, London, 1943, p 29-39)
Sumber :
- FF Bruce, Ucapan Yesus yang Sulit, SAAT Malang, p 239-241
- William Manson, Jesus the Messiah, London, 1943, p 29-39
Sumber: Majalah Bahana, Juli 2010