Ada 2 orang yang dicatat bernama Henokh dalam Alkitab, sbb:
1. Henokh, anak sulung Kain, satu kota dinamai menurut namanya :
* Kejadian 4:17-18
4:17 Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
4:18 Bagi Henokh lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael, dan Metusael memperanakkan Lamekh.
2. Henokh, keturunan Set yang memelihara pengenalan akan Allah
* Kejadian 5:22
LAI TB, Dan Henokh 'hidup bergaul dengan Allah' selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
KJV, And Enoch walked with God after he begat Methuselah three hundred years, and begat sons and daughters:
Hebrew,
וַיִּתְהַלֵּךְ חֲנֹוךְ אֶת־הָאֱלֹהִים אַחֲרֵי הֹולִידֹו אֶת־מְתוּשֶׁלַח שְׁלֹשׁ מֵאֹות שָׁנָה וַיֹּולֶד בָּנִים וּבָנֹות
Translit interlinear, VAYITHALEKH {dan ia berjalan} KHANOKH {Henokh} 'ET-HA'ELOHIM {dengan Allah itu} 'AKHAREY{sesudah} HOLIDO {ia memperanakkan} 'ET-METUSYELAKH {Metusalah} SYELOSY{tiga} MÊ'OT {ratus} SYANAH {tahun} VAYOLED {dan ia mempernakkan} BANIM {anak-anak lelaki} UVANOT {dan anak-anak perempuan}
Henokh (Ibrani, חֲנוֹךְ - KHANOKH, Yunani ενωχ - HENOKH) adalah anak dari Yared dan bapak dari Metusalah (Kejadian 5:18, 21);
1. Henokh, anak sulung Kain, satu kota dinamai menurut namanya :
* Kejadian 4:17-18
4:17 Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
4:18 Bagi Henokh lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael, dan Metusael memperanakkan Lamekh.
2. Henokh, keturunan Set yang memelihara pengenalan akan Allah
* Kejadian 5:22
LAI TB, Dan Henokh 'hidup bergaul dengan Allah' selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
KJV, And Enoch walked with God after he begat Methuselah three hundred years, and begat sons and daughters:
Hebrew,
וַיִּתְהַלֵּךְ חֲנֹוךְ אֶת־הָאֱלֹהִים אַחֲרֵי הֹולִידֹו אֶת־מְתוּשֶׁלַח שְׁלֹשׁ מֵאֹות שָׁנָה וַיֹּולֶד בָּנִים וּבָנֹות
Translit interlinear, VAYITHALEKH {dan ia berjalan} KHANOKH {Henokh} 'ET-HA'ELOHIM {dengan Allah itu} 'AKHAREY{sesudah} HOLIDO {ia memperanakkan} 'ET-METUSYELAKH {Metusalah} SYELOSY{tiga} MÊ'OT {ratus} SYANAH {tahun} VAYOLED {dan ia mempernakkan} BANIM {anak-anak lelaki} UVANOT {dan anak-anak perempuan}
Henokh (Ibrani, חֲנוֹךְ - KHANOKH, Yunani ενωχ - HENOKH) adalah anak dari Yared dan bapak dari Metusalah (Kejadian 5:18, 21);
Henokh adalah keturunan Set yang memelihara pengenalan akan Allah. Sifat khasnya ialah penyerahan dirinya secara mencolok. Ungkapan 'hidup bergaul dengan Allah' (Kejadian 5:24) diterapkan hanya kepada Henokh dan Nuh (Kejadian 6:9) dalam pasal-pasal awal Kejadian. Ia hidup 365 tahun dan dialah salah satu dari kedua orang dalam PL yang terangkat beserta badannya ke hadirat Allah tanpa melalui kematian ((Kejadian 5:18-24; Ibrani 11:5 bnd 2 Raja 2:1-11 mengenai Elia). Kedua peristiwa ini merupakan kilas lirikan PL, bahwa Allah ialah Allah orang hidup (Lukas 20:38), dan bahwa dunia orang mati bukanlah jawab terakhir terhadap soal nasib orang yang benar.
Henokh disebut dalam Lukas 3:27. Surat Ibrani mengaitkan kenaikannya ke sorga kepada imannya yang menonjol (Ibrani 11:5). Surat Yudas mengutip suatu ucapan Henokh mengenai kedatangan Tuhan beserta beribu-ribu orang kudusnya (Yudas 14) dari kutipan ini Henokh dapat dirujuk sebagai seorang nabi.
* Yudas 1:14
LAI TB, Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,
KJV, And Enoch also, the seventh from Adam, prophesied of these, saying, Behold, the Lord cometh with ten thousands of his saints,
TR, προεφητευσεν δε και τουτοις εβδομος απο αδαμ ενωχ λεγων ιδου ηλθεν κυριος εν μυριασιν αγιαις αυτου
Translit interlinear, proephêteusen {telah diberitakan sebelumnya} de {adapun} kai {juga} toutois {tentang orang2 ini} hebdomos {keturunan yg ketujuh} apo {dari} adam {adam} henôkh {henokh} legôn {berkata} idou {perhatikanlah} êlthen {telah datang} kurios {Tuhan} en {dengan} muriasin {sepuluh ribu/ tak terhitung} hagiais {kudus} autou {-Nya}
Karena Henokh terangkat ke sorga tanpa mati, maka dalam Yudaisme di kemudian hari namanya banyak disebut oleh sastra apokaliptik. Ia digambarkan sebagai menceritakan rahasia-rahasia sorga dan rahasia-rahasia masa datang yg dilihatnya dalam penglihatan-penglihatan dan perjalanan-perjalanan di sorga. Ada tiga kitab yg memakai nama Henokh: satu di antaranya berasal dari abad 2 sM dan sangat membantu untuk memahami latar belakang PB. Kutipan dalam Yud 1:14 terdapat dalam Kitab 1 Henokh 1:9.
Tidak dapat disangkal lagi, Henokh unggul dalam kesalehan. Perhatikan apa yang dikatakan Alkitab tentang dia. Henokh "bergaul dengan Allah" -- yaitu, ia hidup dengan iman kepada Allah, mempercayai firman dan janji-janji-Nya (Ibrani 11:5-6), sungguh-sungguh berusaha hidup saleh (1 Yohanes 1:5-7) dan mengikuti cara-cara Allah (Amsal 3:3), dan dengan teguh menentang ketidaksalehan angkatannya.
Henokh merupakan pengkhotbah kebenaran yang mengecam dosa dan gaya hidup tidak benar dari angkatannya. Yudas 1:14-15 mengatakan bahwa Henokh mengecam ketidaksalehan dan perilaku amoral dengan mengingatkan orang akan datangnya hukuman Allah atas perbuatan-perbuatan yang tidak benar.
Henokh berkenan kepada Allah (Ibrani 11:5). Hidup, amanat, kesalehannya demikian berkenan kepada Allah sehingga Allah menghormati dia dengan mengangkatnya dari bumi ke hadirat-Nya tanpa mengalami kematian.
Orang percaya masa kini harus merenungkan hidup Henokh sebagai teladan, karena kita juga hidup di tengah-tengah angkatan yang jahat dan tidak saleh. Sudahkah kita bergaul dengan Allah, hidup sungguh-sungguh kudus, mengecam dosa dan mengingatkan orang untuk melarikan diri dari murka yang akan datang (Kisah Para Rasul 3:19-20; 1 Tesalonika 1:10)? Apakah kita menantikan kedatangan kembali Kristus untuk membawa kita bersama dengan-Nya untuk selama-lamanya (1 Tesalonika 4:16-17)?
Rangkuman tentang Henokh:
Arti nama : Patuh, Berserah.
Ayah : Yared - Kejadian 5:18
Anak laki-laki : Metusaleh - Kejadian 5:21
Disebut pertama : Kejadian 5:18
Namanya disebut : 9 kali
Kitab yang menyebut : 5 buku : Kejadian, 1 Tawarikh, Lukman, Ibrani, Yudas
Tempat kematian : Tidak mati - Kejadian 5:24
Terakhir disebut : Yudas 1:14
Umur : 365 tahun - Kejadian 5:23, 24
Fakta penting : Henokh adalah orang pertama dalam Alkitab yang diangkat Tuhan tanpa meninggal (Kejadan 5:24, 2 Raja 3:11-12)
Sumber:
Kamus Alkitab Haag
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994, p 377.
KITAB HENOKH - The Book of Enoch
Kitab Henokh (1 Henokh; --> merupakan kitab yang masuk dalam kategori kitab Apokrypha/ Pseudepigrapha ). Tulisan kitab ini dibuat dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram (boleh jadi ditulis pada abad 2 sebelum Masehi). Kini hanya diketahui terjemahannya di dalam bahasa Yunani dan dalam bahasa Etiopia (Gereja Etiopia memasukkannya ke dalam Kanon).
Kitab Henokh Slawia (2 Henokh) diperkirakan adalah karangan seorang Yahudi yang ditulis dalam bahasa Yunani (abad 1 atau 2 sesusah Masehi) dan jelas sudah dimasak secara Kristen.
Rujukan Kitab ini dapat dibaca di :
http://www.earlyjewishwritings.com/ cari di bagian Pseudepigrapha
atau di
http://www.newadvent.org/cathen/01602a.htm
Salah satu kelemahan kitab ini dituliskan ada Malaikat yang jatuh dan kawin dengan manusia.... dimana hal ini tentu ini tidak kanon dengan Matius 22:30 dimana Yesus sendiri mengatakan tidak ada kawin dan mengawinkan diantara malaikat
dan ada beberapa hal lain yang tidak tidak kanon dengan TANAKH (PL).
Kitab HENOKH ini dikategorikan sebagai "Pseudepigrapha", yang arti harfiahnya adalah tulisan-tulisan palsu yang diragukan keasliannya & dianggap tidak sesuai tolok ukur iman Yudaisme maupun Kristiani.
Ada dugaan/ tafsiran bahwa Kitab Yudas mengutip 'Kitab Henokh', itu diikuti oleh sebagian kalangan Kristen.
Tetapi ada bukti-bukti bahwa Yudas 14-15 tidak identik dengan 'Kitab Henokh'.
Ada juga pendapat yang justru menganggap ada kemungkinan 'Kitab Henokh' yang mengutip Kitab Yudas....
Bahkan masih ada banyak pertanyaan-pertanyaan, Apakah benar 'Kitab Henokh" ditulis oleh keturunan ke-7 dari Adam? Artinya jauh sebelum Musa lahir, nah kalau begini, Apakah benar manuskrip 'Kitab Henokh' itu lebih tua dari Pentateukh? Dimanakah salinan manuskripnya dalam bahasa Ibrani? ternyata tidak ada.
Maka, apabila 'Kitab Henokh' dianggap lebih tua daripada Pentateukh, tentu pemahaman seperti itu tidak akan diterima oleh keyakinan Yudaisme, maka kalangan Yudaisme memandang kitab ini sebagai Pseudepigrapha alias cuma karangan saja, bukan Firman Allah. Kitab ini ditolak dan tidak masuk dalam 'kanon' Yahudi dalam kitab TANAKH. Kalangan YUDAISME sangat detail dalam meneliti kitab mereka, bahkan mereka tahu persis jumlah huruf pada tiap-tiap kitab suci mereka.
Kehidupan Henokh tidak banyak diceriterakan dalam Alkitab. Hanya beberapa ayat saja, tetapi kita bisa belajar dari kehidupannya yang luar biasa. Dalam kitab Kejadian 5:21-24 dikatakan: Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, … lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Henokh hidup berkeluarga, dia punya anak banyak, tidak hanya Metusalah anaknya. Dia juga orang yang sibuk karena dia harus menghidupi keluarganya. Dia juga pasti tidak tinggal menyendiri di dalam gua misalnya, tetapi hidup bermasyarakat. Keistimewaan hidupnya adalah dia bergaul akrab dengan Allah selama 300 tahun sehingga dia langsung diangkat oleh Allah dalam meninggalkan dunia ini tanpa mengalami kematian. Kesukaannya pastilah berdiam diri, mendengarkan petunjuk Allah dan menurutinya. Henokh benar-benar hidup sebagai anak Allah yang sejati. Dia masih ada di bumi tetapi kehidupannya dia jalankan seolah-olah dia sudah hidup di sorga. Telinganya dipakai untuk mendengarkan suara sorgawi. Bukankah kita juga berdoa ‘Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga’?
Sebagai orang Kristen seharusnya kita hidup beda dari orang-orang dunia ini. Kita adalah anak Allah, setiap apa pun yang kita lakukan harus seturut aturan sorga. Kita juga disebut bait Allah di mana Roh Allah diam di dalam kita. 1Kor. 3:16. Bergaul akrab dengan Allah artinya berjalan di dalam roh dalam hidup ini bersama Allah, ini yang harus kita pedulikan. Kita harus mengejar kehidupan yang seperti itu sebagai orang percaya. Identitas kita bukan kita dapatkan dari pekerjaan yang kita lakukan untuk kehidupan ini, tetapi kita mendapatkan identitas dari pekerjaan yang kita lakukan untuk Allah, Bapa kita. Hasil hubungan kita dengan Bapa itu merupakan identitas kita. Berhubungan dengan Bapa bagi kita adalah mungkin setiap saat, ini dikehendaki dan dirindukan Bapa. Kebanyakan dari kita berkata ‘Aku nggak punya waktu’. Hal yang paling Tuhan kehendaki adalah waktu kita!
Kita sekarang berada seperti yang dikatakan dalam Wahyu 4:1 kita melihat pintu sorga yang terbuka dan suara yang mengundang kita berkata: ‘Naiklah ke mari’. Pernyataan ini adalah begitu kontroversial, tetapi Tuhan sedang membangkitkan orang-orang yang hidupnya di bumi tetapi berbuat seolah-olah rumahnya sudah di sorga sekarang! Seperti waktu Daud menerima pewahyuan, dan berkata: “Aku ini orang asing di dunia” Mazmur 119:19.
Kalau kesejatian yang abadi itu menyentuh hati kita, kita tidak mau lagi berpegang kepada hal-hal yang sifatnya sementara. Allah sedang membangkitkan orang-orang yang memiliki hati seperti Henokh. Bergaul intim secara supra alami, begitu jatuh hati dengan sorga, begitu rindu mendengarkan suara Tuhan, serta melakukan dengan taat petunjuk-Nya. Orang-orang yang mempunyai perspektif sorgawi, berlaku dan berbicara beda dengan orang-orang dunia. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Roma 12:2
Di dalam dunia yang serba sibuk ini Alkitab menuliskan dalam Mazmur 46:11 “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” Kita harus menyediakan waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan belajar dari Dia, karena Dia ingin mengajar kita. Mazmur 32:8. Hargailah waktu kita. Apakah kita berada di terminal bus atau di airport, apa pun kesibukan kita, kita harus punya waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati kita untuk mendengarkan bimbingan Tuhan. Dia selalu berbicara dengan kita, hanya kita saja yang tidak punya waktu untuk mendengarkan. Bapa dan Tuhan Yesus tinggal didalam kita. Yoh. 14:23. Roh Kudus juga diam di dalam kita. 1Kor. 3:16. Dengan mengenal Bapa secara benar kita dapat memberikan inspirasi kepada orang-orang di sekitar kita.
Apabila kita menyediakan waktu bersama Yesus, hadirat-Nya tinggal di dalam kita. Para malaikat mengasihi hadirat Allah, kalau kita menghadirkan hadirat Allah maka para malaikat itu juga mengelilingi kita. Orang yang berjalan bersama Tuhan merubah lingkungan di mana dia ada dengan kehadirannya. Dalam kitab Kisah Para Rasul, orang-orang meletakkan orang sakit di tilamnya sehingga pada waktu bayangan Petrus menyentuhya mereka disembuhkan.
Mata kita sekarang terbuka untuk melihat kemuliaan Allah yang tinggal di dalam kita itu mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitar kita. “Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!” — Kolose 1:27
Kehidupan Henokh benar-benar memberi pelajaran yang sangat berguna bagi hidup kita. Henokh adalah tipe anak Allah yang dewasa. Di tengah-tengah tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dia masih bisa hidup bergaul intim dengan Allah. Allah memanggil kita untuk bergaul intim dengan Dia — untuk hidup secara supra alami — mempunyai pikiran di sorga sedang tubuh kita masih di bumi, melakukan rencana-rencana-Nya.
Hidup Henokh mengajar banyak hal kepada kita. Baik untuk mencapai sukses maupun untuk bergaul akrab dengan Tuhan, untuk menjalani kehidupan ini di mana Tuhan dihargai di atas harta dunia dan di atas segala-galanya. Sorga itu rumah kita sekarang. Kalau kita akrab dengan Tuhan, kesukaan-Nya menjadi kesukaan kita juga.