Kuburan Keluarga Yesus:
Fakta atau fiksi?
Televisi Discovery Channel, 1997, produser James Cameron (The Titanic) dan sutradara Yahudi, Simcha Jacobovici, mencoba membuktikan gua kuburan Yesus dan tulang-tulangNya ditemukan di dekat Yerusalem. Cameron dan Jacobovici menyebutkan ada bukti Yesus mempunyai anak dengan Maria Magdalena.
Jika kuburan Yesus benar-benar ditemukan, maka seluruh sejarah KeKristenan didasarkan pada klaim yang salah —- bahwa Yesus secara fisik bangkit dari kematian, dilihat hidup oleh lebih dari 500 pengikutnya, selama 40 hari mengajar para murid, dan kemudian terangkat ke surga. Tapi sebelum kita terperangkap dalam konspirasi sejenis Da Vinci, mari kita lihat fakta-fakta dari klaim Cameron.
Fakta-fakta yang diklaim:
1. Tahun 1980 sebuah kotak batu, yang berisi tulang-belulang, bertarik abad pertama, ditemukan di pinggiran Yerusalem, Talpiot.
2. Enam inskripsi ditemukan dengan nama-nama yang mirip dengan nama beberapa keluarga Yesus dan para murid:
- Yesua, anak Yusuf,
- Mary
- Mariamene e Mara
- Matius
- Yofa
- Yudas, anak Yesua.
3. Cameron berusaha membuktikan Mariamene e Mara adalah Maria Magdalena, dan dia bersama Yesus mempunyai anak bernama “Yudas, anak Yesua.”
4. Analisa DNA mengidentifikasikan jariangan dari kotak batu Yesua dan Mariamene e Mara bukan keluarga, memperkuat kemungkinan mereka mungkin telah menikah dan mempunyai anak.
Memeriksa Bukti-bukti.
Jadi, apakah ini kuburan Yesus? Menurut Cameron dan Jacobovici, ketidak-mungkinan statistik nama-nama itu berasal dari keluarga berbeda dengan Yesus Kristus adalah 600 banding 1. Namun, para ahli mempertanyakan banyak asumsi-asumsi interpretasi mereka terhadap fakta-fakta. Mari kita lihat:
1. Benar, kotak batu ditemukan di pekuburan kuno. Namun ada ribuan kuburan yang mirip telah ditemukan di Yerusalem. Dan kotak-kotak batu sering digunakan untuk menyimpan tulang-tulang lebih dari satu individu. Kenyataannya, menurut Dr. Craig Evans, PhD, penulit Yesus dan Kotak Batu, kuburan itu berisi sekitar 35 individu, dan sekitar setengahnya dari kotak-kotak itu. Evans juga mencatat ada cukup banyak kontaminasi di wilayah penggalian itu.
2. Apakah Cameron dan Jacobovici benar dalam menyebutkan nama-nama di kotak-kotak batu itu? Menurut para ahli, tidak. Beberapa ditulis dalam bahasa Aramaic, yang lain Ibrani, dan lainnya Yunani. Ini mengindikasikan mereka tidak dikurburkan pada periode waktu yang sama. Bahkan tidak jelas apakah ada nama “Yesus” di salah satu kotak batu itu. Penelitiah Dr. Evans sendiri terhadap kotak-kotak batu itu, tidak bisa mengambil kesimpulan. Stephen Pfann, ahli Alkitab di Universitas Holy Land di Yerusalem, jug tidak yakin ada nama “Yesus” di salah satu kotak telah dibaca dengan benar. Dia berpendapat lebih tepat nama itu “Hanun”. Tulisan kuno Semitic sangatlah sukar dipecahkan.
Tambahan lagi, perlu dicatat bahwa nama-nama Yesus, Maria, dan Yusuf adalah nama-nama yang sangat umum digunakan pada abad pertama. Sekitar 25% perempuan di jaman Yesus bernama Maria. Yusuf juga nama yang umum. Dan sekitar satu dari 10 orang diberi nama, “Yesua.” Dr. Evans memberi indikasi perkiraan ada 100 kuburan telah ditemukan di Yerusalem dengan nama “Yesus” dan 200 dengan nama “Yusuf”. Nama “Maria” jauh lebih banyak.
“Tiap nama dengan pengecualian Mariamene tampaknya nama umum di perioden mereka, dan baru tahun 1996 di program televisi BBC dikatakan, dilihat dari kombinasinya, mungkin ada kaitan keluarga. Ide itu pada akhirnya ditinggalkan, karena, seperti dikatakan ahli Perjanjian Baru Richard Bauckham, nama-nama dengan kemiripan nama di Alkitab sangat biasa bahkan jika anda melakukan perhitungan probabilitas di tiap kelompok (nama), kemungkinan milik keluarga terkenal Yesus “sangat kecil”.
3. Dukungan statistik dari seluruh teori “kuburan Yesus” dibangun atau runtuh karena pertanyaan mengenai Maria Magdalena. Jadi apakah nama Mariamene e Mara berarti Maria Magdalena, seperti Cameron dan Jacobovici coba buktikan? Menurut sebagian besar pakar, tidak. Interpretasi mereka tidak didukung oleh bukti. Bauckham menyatakan, “Penggunaan nama ‘Mariamene’ bagi Magdalena merupakan sebutan bagi orang terpelajar yang lahir tahun 185, menujukkan Magdalena bukanlah nama panggilan ketika dia meninggal. “
Jadi, meski Cameron dan Jacobovici memperkerjakan seorang ahli statistik, Andrey Feuerverger, untuk mendukung kasus mereka, angkanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang dipertanyakan oleh mayoritas ahli. Kenyataannya, Feuerverger sendiri mengakui bahwa asumsi-asumsinya diberikan kepadanya oleh Jacobovici, dan dari situlah satu faktor terbesar lahir bahwa 600 banding 1 identitas Mariamene e Mara adalah Maria Magdalena. Feuerverger mempertahankan perannya dalam sebuah wawancara dengan Scientific American, “Saya mengijinkan angka satu banding 600 digunakan dalam film itu — saya siap berdiri dibelakangnya tapi dengan pemahaman bahwa angka-angka itu dikalkulasikan berdasarkan asumsi-asumsi yang saya dimintakan untuk digunakan.”
Kendati begitu, analisa statistik Dr. Randy Ingermanson menyebutkan indikasi probabilitas adalah kurang dari satu kemungkinan banding 10,000 bahwa itu adalah kuburan Yesus dari Nazareth.
4. Tapi bagaimana dengan tes DNA? Bukankah membuktikan bahwa Yesus ada dikuburan itu? Mari kita lihat dari dekat bagaimana tes DNA diukur. Pengukuran mengambil residu (tidak ada tulang untuk diteliti) dari kotak-kotak batu yang diidentifiasi Jacobovici sebagai milik Yesua dan Mariamene, dan menggunakan tes ‘mitochondirial” DNA untuk melihat apakah mereka satu keluarga. Hasilnya terbukti negatif, mengindikasikan dia (Yesua) dan dua individu lain bukan satu keluarga. Dia (Jacobovici) berasumsi mereka berdua telah menikah. Tapi Bauckham tidak tertarik. Dia menulis, “Jika ‘Yesus’ dan ‘Mariamene’ bukan satu keturunan, kenapa langsung mengambil kesimpulan bahwa mereka suami dan isteri, bukan satu keturunan dari sisi ayah mereka? “
Merupakan satu kenyataan nama-nama khusus itu telah ditemukan di pekuburan yang sama, yang memicu spekulasi bahwa itu bisa jadi benar kuburan Yesus. Tapi banyak ahli percaya Cameron dan Jacobovici telah mempermainkan bukti-bukti untuk membangun kasus yang sebenarnya tidak ada. Sebagai tambahan, ada banyak pertanyaan-pertanyaan kontradiktif yang perlu dijawab sebelum seseorang mengambil kesimpulan yang menyingkirkan sejarah berbagai hasil penelitian selama ratusan tahun.
Jika Benar Kuburan Yesus –
1. Kenapa Cameron dan Jacobovici tidak mengutip para ahli yang tidak setuju dengan kesimpulan mereka? Contohnya, tahun 1996, ketika British Broadcasting Corp. menyiarkan film dokumenter singkat mengenai topik yang sama, para arkeolog mempertanyakan (menentang) klaim-klaim yang dilontarkan. Pada kenyataannya, mayoritas luas arkeolog memperdebatkan klaim mereka.
2. Ada kebiasaan untuk menguburkan keluarga yang meninggal di kampung halaman, karena itu kenapa keluarga Maria dan Yusuf ada di Yerusalem dan bukan di Nazareth? Para peneliti Timur Tengah dan antropolog Alkitab, Joe Zias, menyatakan, “Itu sama sekali tidak berkatian dengan Yesus, Dia dikenal sebagai Yesus dari Nazareth, bukan Yesus dari Yerusalem, dan jika keluargaNya cukup kaya untuk membeli kuburan (gua batu), yang kemungkinan tidak mampu mereka miliki, akan berada di Nazareth, bukan di Yerusalem.” Zias menyebut klaim Cameron sebagai “tidak jujur”.
3. Kenapa para musuh Yesus, para pemimpin Yahudi, tidak mempertontonkan (memproklamirkan) kuburan itu? Mereka telah mencari dan tidak menemukan ada bukti jenazah Yesus di seluruh Yerusalem, sehingga mereka mengklaim para murid telah mencuri mayatNya. Mereka begitu membenci Yesus sehingga menghendaki Dia di salib, dan akan sangat gembira jika menemukan kuburanNya, jika benar-benar ada.
4. Kenapa orang Romawi tidak mengekspos inskripsi-inskripsi itu merujuk pada Yesus? Pasukan Romawi mengontrol seluruh kota Yerusalem, dan mereka tahu tubuhNya hilang dari kubur yang mereka jagai.
5. Kenapa sejarahwan Romawi atau Yahudi tidak menuliskan tentang kuburan itu? Tidak satupun sejarahwan, di masa itu, yang menyinggung kuburan yang sedang diteliti.
6. Kenapa kotak batu tulang James, yang sudah dinyatakan palsu, dirujuk oleh Cameron dan Jacobovici sebagai salah satu alasan bagi kebenaran akan kuburan itu? Koresponden CBS News Mark Philips melaporkan, “Kalangan arkeologi antri untuk menyebut klaim itu sebagai omong kosong. Ini adalah kali kedua Discovery Channel terlibat dalam perdebatan klaim atas kuburan kuno,” lapor Philips. Orang yang jadi pusat kasus sebelumnya sekarang sedang menghadapi pengadilan dengan tuduhan penipuan.” Ben Witherington, ahli KeKristenan purba yang terlibat dalam dengan kotak batu tulang-tulang James (adik Yesus), mengatakan, “ada alasan-alasan fisik untuk percaya itu (jika ada kuburan Yesus) tidak berada di Talpiot.”
7. Kenapa Jacobovici dan Cameron menunggu sampai sebelum Paskah untuk meluncurkan buku dan film dokumenter itu? Amos Kloner, arkeolog pertama yang meneliti kuburan, mengatakan ide itu gagal dipertahankan berdasarkan standar arkeologi tapi memberi keuntungan untuk televisi. “Mereka cuma ingin memperoleh uang,” tukas Kloner.
8. Kenapa para murid Yesus bertahan terhadap penyiksaan atas klaim bahwa Dia telah bangkit, jika mereka tahu itu bohong? Ahli Perjanjian Baru Darrell Bock bertanya, “Kenapa keluarga Yesus atau pengikutnya menguburkan Dia di kuburan keluarga dan kemudian berbalik dan mengkhotbahkan Dia secara fisik telah bangkit dari kematian?”
Tanyakan Para Ahli
Stephen Pfann, yang diwawancara dalam film dokumenter itu, mengatakan hipotesa film bobotnya rendah. “Saya tidak berpendapat bahwa orang Kristen akan percaya ini,” tukas Pfann. “Tapi para skeptis, secara umum, akan senang melihat sesuatu pemukul yang membuat lubang di cerita yang begitu banyak orang mempercayainya dengan teguh. Bagaimana mungkin?” Tutur Pfann. “Dalam skala satu sampai 10 — 10 adalah sangat mungkin — ini mungkin satu, mungkin juga satu setengah.”
Osnat Goaz, jurubicara pemerintah Israel bidang arkeologi, mengatakan Lembaga Arkeologi setuju mengirim dua kotak batu jenazah ke New York, tapi mereka tidak berisi tulang-tulang manusia. “Kami setuju mengirim kotak batu itu, tetapi tidak berarti kami setuju dengan para pembuat film,” katanya.
William Dever, ahli arkeologi dan antropologi timur dekat, yang telah bekerja bersama para arkeolog Israel selama lima dekade, mengatakan para ahli telah tahu tentang kotak-kotak batu jenazah itu bertahun-tahun lalu. “Kenyatannya, kotak-kotak itu lama tidak di pedulikan tentunya menjelaskan sesuatu kepada anda,” kata Dever, profesor di Universitas Arizona. “Itu akan lucu dan menyenangkan jika tidak menyesatkan begitu banyak orang.”
Kenyataannya, Cameron dan Jacobovici bukanlah satu-satunya yang menyatakan telah menemukan kuburan Yesus. Anda bisa melihat orang lain yang mengumumkan punya “bukti” di buku-buku dan web sites.
Putusan para ahli
Jadi apakah kuburan Yesus benar-benar ditemukan? Untuk mengetahuinya, mari kita dengar apa kata para ahli terkemuka.
Jodi Magness, arkeolog dari University of North Carolina di Chapel Hill, menunjukkan ketidak-senangan atas klaim-klaim yang dibuat dalam konferensi pers dan bukan di artikel ilmu pengetahuan, yang bisa ditinjau oleh para kolega. Dengan langsung ke media, dia menjelaskan, para pembuat film, “telah membentuknya seakan-akan itu sebuah perdebagan akademik yang sah, bahkan ketika mayoritas para ahli yang spesialisasi arkeologi di periode itu langsung menolak penuh ini.”
Magness mencatat pada masa Yesus, keluarga-keluarga kaya dikuburkan dalam kubur batu (berbentuk goa atau kamar) yang digali dengan tangan, menaruh tulang-tulang dicekukan batu di dinding dan kemudian, belakangan, dipindah ke kotak batu.
Dia mengatakan Yesus berasal dari keluarga miskin, seperti kebanyakan orang Yahudi di masa itu, kemungkinan dikubur dikuburan biasa. “Jika keluarga Yesus cukup kaya untuk membuat kubur goa batu, itu akan ada di Nazareth, bukan di Yerusalem, “tambahnya.
Magness juga menjelaskan nama-nama di kotak batu jenazah di Talpiot mengindikasikan kuburan milik sebuah keluarga dari Yudea, kawasan sekitar Yerusalem, dimana orang dikenal dengan nama pertama dan nama ayahnya. Sebagai orang Galilea, Yesus dan anggota keluarganya akan menggunakan nama pertama dan kota (tempat) asalnya,” katanya.
“Seluruh kasus ini (kuburan Yesus) adalah cacat mulai dari awal sampai akhir,” tambahnya.
Dan kesimpulan ini tampaknya jadi konsensus bagi sebagian besar arkeolog. Sebagai ahli, yang tidak bias, dan telah menggali tempat-tempat kuno di Israel selama 50 tahun, William G. Dever setuju dengan pandangan itu. Dia secara luas dipandang sebagai dekan arkeologi Alkitab bagi para ahli di Amerika. Dever menulis,
“Saya bukan orang Kristen. Saya bukan orang percaya. Saya tidak punya kepentingan apapun dalam perdebatan ini, saya hanya pikir adalah memalukan bagaimana cerita ini diperbesar dan dimanupulasi.”
Kebangkitan Yesus: Mitor Atau Kenyataan
Namun selain kubutan, pertanyaan yang belum terjawab oleh banyak orang adalah: apa bukti yang ada di abad 21 yang membuktikan atau tidak-membuktikan kebangkitan Yesus? Perhatian media baru-baru ini tentang “Kuburan Keluarga Yesus” menghendaki investigasi yang jujur atas bukti-bukti yang ada. Banyak orang skeptis berpikir tidak ada bukti dan mulai menulis buku-buku untuk menyangkal kebangkitan Yesus. Bukti mengejutkan apa yang mereka temukan?
Apa yang Yesus katakan setelah kita mati?
Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian, maka Dia seharusnya tahu ada apa setelah kematian itu. Apa yang Yesus katakan tentang arti kehidupan dan masa depan kita? Apakah ada banyak jalan ke ALLAH atau klaim hanya Yesus satu-satunya jalan? Baca dan mulai menjawab “Kenapa Yesus?”
Bisakah Yesus memberi arti pada kehidupan?
“Kenapa Yesus?” meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah Yesus menjawab pertanyaan besar kehidupan, “Siapa saya!?” “Kenapa saya disini?” dan, “Kemana saya pergi?” Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun sebagian orang percaya Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk menghadapi dunia yang tidak bisa dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan mengenai kehidupan dan tujuan kita ada disini di dunia, yang perlu diteliti sebelum kita menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak mampu. Artikel ini meneliti misteri kenapa Yesus datang di dunia.
Permission to reproduce this article: Publisher grants permission to reproduce this material without written approval, but only in its entirety and only for non-profit use. No part of this material may be altered or used out of context without publisher’s written permission. Printed copies of Y-Origins and Y-Jesus magazine may be ordered at: www.JesusOnline.com/product_page
© 2007 B&L Publications. This article is a supplement to Y-Jesus magazine by Bright Media Foundation & B&L Publications: Larry Chapman, Chief Editor.