Hakim pun meneteskan air mata
Anny L.
Pada pagi hari tanggal 21 Agustus, Cooper Mardesich yang baru
berusia 4 tahun menemani ibunya untuk mengantar kakaknya ke halte bis, hal ini
dilakukannya setiap pagi. Setelah bis itu berangkat pergi, Cooper menyeberang
jalan dengan sepedanya. Anak tetangganya yang baru berusia 15 tahun mengemudi
mobil ibunya dalam perjalanan ke sekolah, karena silau terkena cahaya matahari
dan kaca mobil yang agak kotor, dia tidak melihat Cooper yang sedang menyeberang
jalan lalu menabraknya. Walaupun helikopter segera didatangkan dan Cooper dibawa
ke rumah sakit terdekat, namun para dokter tidak dapat menyelamatkannya.
Di kamar khusus yang disediakan untuk keluarga yang sedang
berduka, ayah Cooper, Ted harus memberitahu kedua kakak Cooper bahwa adik mereka
telah pergi untuk selama-lamanya. Cooper yang pada pagi hari masih bermain
sepeda dan bercanda dengan kakak-kakaknya sudah tidak ada lagi.
Selang beberapa hari setelah kepergian Cooper, Ted berserta
istrinya Sharon bertemu dengan anak yang menabrak Cooper dan keluarganya. Mereka
memeluk anak itu (namanya dirahasiakan karena masih di bawah umur) dan
memberitahunya bahwa mereka mengasihinya dan dia adalah bagian dari keluarga
mereka. Ted dan Sharon menegaskan pada anak itu bahwa dia telah diampuni.
Ted dengan penuh kesungguhan memberitahu anak itu bahwa dia
tidak mau kehidupannya yang baru bermula itu rusak karena kejadian kecelakaan
itu.
Saat anak itu disidangkan di pengadilan anak, Ted juga
menyempatkan diri untuk hadir. Ted meminta waktu untuk berbicara dan memberitahu
hakim bahwa dia mendukung penyelesaian yang disarankan oleh pengacara untuk
tidak memenjarakan anak itu sekalipun dia telah membunuh seorang anak kecil dan
melakukan kesalahan mengemudi tanpa izin dan asuransi.
Apa yang Ted katakan di sidang itu? Ted memberitahu pengadilan
bahwa dia tidak mau anak itu dipisahkan dari keluarganya, dari orang tua dan
adik-adiknya. Apakah ada kebaikan yang diperoleh dengan menempatkan seorang
pelajar yang baik, yang dikasihi oleh keluarga dan teman-temannya ke dalam
penjara seolah-olah dia seorang kriminal? Hal itu tidak akan mengembalikan
Cooper. Ted mau mengurangi rasa sakit dan penderitaan akibat dari kecelakaan itu
dan menginginkan agar setiap pihak yang terlibat dapat dengan cepat
dipulihkan.
Saat Ted selesai dengan ucapannya, kedua pengacara dan hakim
turut meneteskan air mata. Mereka memuji Ted dan Sharon atas kasih dan belas
kasih yang mereka tunjukan, suatu hal yang jarang mereka lihat di pengadilan
anak.
Anak itu akhirnya dibebaskan tanpa perlu menjalani
hukuman.
Di pengadilan yang lain, di mana Regina Tausinga, ibu kepada
anak yang menabrak Cooper diadili atas tuduhan menyebabkan kematian tanpa
disengaja karena mengizinkan anaknya yang di bawah umur untuk mengemudi mobil
tanpa surat izin mengemudi. Sekali lagi hakim yang memimpin sidang agak
kebingungan. Hakim memanggil Ted dan Sharon dan bertanya apakah mereka
benar-benar tidak menuntut hukuman apapun atau restitusi dari Regina. Ted
menjawab bahwa hal itu benar-benar tidak perlu.
Hakim terlihat agak kaget dan berkata, "Baik, kiranya Tuhan
memberkati kamu." Dapatkah Anda membayangkan seorang hakim di pengadilan berkata
demikian?
Hakim itu melanjutkan dengan berkata, "Hal ini sangatlah tidak
lazim. Sangat tidak lazim untuk pihak keluarga korban tidak menuntut apa-apa
atas kehilangan tragis mereka."
Regina akhirnya diberi kesempatan untuk berbicara. Sambil
menangis, Regina memberitahu bahwa dia menyimpan dua foto Cooper di rumahnya.
Foto itu untuk memperingatkan dia dan anaknya agar membuat keputusan yang lebih
baik di dalam hidup mereka, dan juga sebagai tanda penghormatan bagi Cooper.
"Ted dan Sharon telah memberikan kepada kami suatu anugerah yang tidak dapat
kami balas. Mereka mengampuni anak saya, dan saya mau berusaha untuk menjadi
layak untuk menerima anugerah tersebut."
"Kami akan selamanya merasa bersalah atas peristiwa ini."
Adik Ted, Jodi berkata, "Dengan mengampuni, tentunya tidak
membebaskan Ted dan Sharon dari rasa sakit. Hati mereka tetap sakit dan sedih
tiap kali mereka mengenang Cooper. Namun dengan mengampuni, mereka akan
menjalani kehidupan dalam keadaan yang lebih ringan dan bahagia. Tak
terbayangkan penderitaan yang akan mereka rasakan sekiranya mereka memilih untuk
bermusuhan dengan Regina dan anaknya yang merupakan tetangga mereka. Peristiwa
itu sesungguhnya telah mengeratkan tali persahabatan dan persaudaraan antara
kedua keluarga kami."
Hakim mengakhiri sidang dengan berkomentar bahwa apa yang
telah terjadi merupakan suatu penghargaan yang luar biasa bagi Cooper. "Ini
adalah suatu kisah yang sangat mengagumkan tentang pengampunan.