Hari aku hampir mati
Derrick D'Souza
27 Mei adalah hari yang tidak akan pernah saya lupakan, karena
hari itu mengingatkan saya akan kesetiaan dan perlindungan Allah atas mereka
yang mempercayaiNya. Enam tahun yang lalu, di hari ini, saya sedang dalam
perjalanan ke kantor dengan mengendarai sepeda motor saya. Tidak terpikir sama
sekali bahwa saya akan mengalami perlindungan Allah yang ajaib dan melihat
hamba-hambanya (malaikat) bertindak melindungi dan membela anak-anakNya.
Dalam perjalanan ke tempat kerja saya harus melewati suatu
jalan yang baru selesai dibangun. Sebuah kanal bawah tanah yang besar telah
dibangun sebagai persiapan untuk musim hujan yang akan datang dan jalan baru itu
dibangun melintasi kanal itu. Saya mengikuti sebuah truk sampah yang membawah
sisa-sisa beton dan puing-puing yang beratnya bisa saja lebih dari 2 ton. Kami
menghampiri jalan yang baru itu dan saat truk sedang melintasi kanal bawah tanah
itu, seluruh jalan itu ambruk karena tidak dapat menanggung beban truk bersama
muatannya. Awalnya saya pikir ada gempa bumi karena saya melihat bagaimana jalan
itu ambruk di depan mata saya. Saya langsung menanjak rem dan berhasil
menghentikan sepeda motor sekitar 1.5 meter dari lubang itu.
Hal yang tidak saya sangka adalah pegemudi truk itu kehilangan
kendali akan truknya karena hanya ban depan yang berada di luar lubang, dan ban
belakangnya terjebak di dalam kanal dan berat muatan truk itu menarik mundur
truk. Saya langsung terpaku dan tahu bahwa tidaklah mungkin bagi saya untuk
melarikan diri. Dalam hitungan detik saya melihat bayangan dari bagian belakang
truk itu seraya truk itu jatuh tepat di atas sepeda motor saya.
Anda tidak dapat membayangkan rasa takut yang mencekam saat
melihat truk yang penuh muatan itu di atas saya - tangan saya sama sekali tidak
dapat bergerak dan hati saya seolah-olah sudah berhenti berdetak. Sebelum saya
tahu apa terjadi, seluruh bagian belakang truk itu membanting ke atas saya.
Tulang bahu dan tangan saya terkena hentaman kuat dan terdengar bunyi ledakan
dari tangki bensin yang penuh itu.
Di detik yang bersamaan, saya merasakan ada kekuatan yang
mengangkat saya dari bawah lengan saya dan langsung memindahkan saya sekitar 3
meter dari tempat kecelakaan. Dalam sekilas, saya menemukan diri saya sedang
berdiri memandang pada sepeda motor saya yang berada di bawah truk. Seperti
orang kebingungan saya memandang pada langit dan menoleh ke belakang tapi tidak
ada siapa pun yang ada di situ. Saya mengibas-gibas debu dari diri saya dan
berjalan pelahan-lahan ke arah sepeda motor saya. Tempat kejadian lagi
dikerumuni orang banyak dan banyak yang berteriak meminta seseorang untuk
menelpon ambulans.
Saya mulai bertanya-tanya apakah memang saya sedang berdiri di
sini atau saya sebenarnya sedang berada di dalam roh sementara tubuh saya lagi
tergeletak di bawah truk! Saya harus mencubit diri saya beberapa kali untuk
memastikan bahwa saya masih hidup. Saya berjalan ke arah kerumunan orang banyak
dan memberitahu mereka bahwa sayalah pengendara sepeda motor dan saya telah
diselamatkan oleh Yesus saya. Mereka menyuruh saya memeriksa apakah ada
pendarahan atau apakah ada tulang yang patah. Dengan Allah sebagai saksi, saya
hanya menemukan tanda-tanda merah di dada, tulang leher dan bahu yang
menunjukkan tempat-tempat di mana bagian belakang truk menghentam saya. Tapi
puji syukur pada Allah, tidak ada satupun tulang yang patah atau setetes pun
darah yang hilang - sesungguhnya suatu mukjizat tentang kasih dan
perlindungannya (Mzm.91:11).
Di dalam Alkitab dikatakan bahwa "Dalam segala sesuatu Allah
mengerjakannya untuk kebaikan mereka yang mengasihiNya..." (Rom 8:28)
Lewat peristiwa ini, Allah membawa seorang montir muda,
Gajanan yang menerima tugas merekonstruksi sepeda motor saya yang sudah hancur
bagian depannya. Saat dia mulai memperbaiki sepeda motor saya, saya membagikan
pada dia tentang kasih Allah dan bagaimana Yesus mati bagi dosa setiap pribadi,
termasuk dia supaya dia akan mempunyai hidup kekal dan kemerdakaan dari setiap
dosa dan keterikatan di dalam nama Yesus. Dan inilah jawabannya saat dia
mendengarkan apa yang saya sampaikan, "Saya sudah menunggu sepanjang hidup saya
untuk seseorang memberitahu saya bagaimana untuk menyingkirkan dosa saya".
Segera setelah itu Gajanan memimpin seluruh keluarganya pada Yesus.
Halleluyah!! Allah kita menemukan setiap dari kita saat kita
membutuhkanNya! Dan inilah sepeda motor yang akhirnya dirakit ulang olah
Gajanan, (yang tetap saya pakai sampai ke hari ini!).