By. Rick Warren
Sukacita itu seperti otot. Semakin banyak Anda melatihnya,
maka ia akan semakin kuat. Izinkan saya menyarankan empat jenis latihan untuk
mengembangkan sukacita yang muncul dari dalam hati.
Lakukan empat hal ini untuk enam bulan ke depan dan lihatlah
perbedaan yang terjadi dalam hidup Anda. Saya jamin Anda akan menjadi orang yang
lebih positif dan bersukacita. Hal ini berhasil dalam kehidupan saya beberapa
tahun yang lalu ketika saya memutuskan untuk melakukannya.
Pertama-tama, kembangkanlah sikap
bersyukur. Satu Tesalonika 5.18 berkata, "Mengucap syukurlah dalam segala
perkara, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus." Itulah
yang dinamakan sikap mengucap syukur. Perhatikan lagi, kita tidak perlu
berterima kasih untuk seluruh keadaan, tetapi di
dalam seluruh keadaan.
Ahli psikologis mengatakan bahwa mengucap syukur merupakan
emosi yang paling menyehatkan. Hans Seyle, bapak ilmu stres, menyatakan bahwa
ungkapan syukur menimbulkan energi emosi yang lebih daripada sikap yang lain di
dalam kehidupan kita. Tidakkah Anda melihat kebenarannya bahwa orang yang sangat
sering mengucap syukur adalah orang yang paling berbahagia.
Saya menantang Anda untuk mencari cara untuk mengungkapkan
terima kasih dalam minggu ini dan lihatlah perbedaannya. Anda bisa menulis
ungkapan terima kasih terhadap seseorang atau menelepon seseorang bahwa dia
begitu berarti dalam kehidupan Anda. Dan, jangan lupa mengucap syukur kepada
Tuhan. Pemazmur berkata, "Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya
hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku
aku bersyukur kepada-Nya" (Mazmur 28.7). Jika Anda bukan orang yang bersukacita,
mulailah dengan pujian kepada Tuhan dan perhatikan perubahan sikap Anda.
Kedua, galilah sukacita batiniah dengan
cara memberi. Yesus mengajarkan kepada kita, "Adalah lebih berbahagia memberi
dari menerima" (Kisah Para Rasul 20.35). Orang berkata bahwa ketika waktu untuk
memberi tiba, banyak orang tidak melakukan apa-apa. Apa yang dikatakan Alkitab?
"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (2 Korintus 9.7). Mengapa?
Karena mungkin kita menyerupai Allah ketika kita memberi, dan Dia tidak memberi
dengan bersungut-sungut.
Lagipula, pemberian kita menentukan berapa banyak yang Tuhan
dapat lakukan dalam kehidupan kita. Ketika kita memberi dengan sukacita
kepada-Nya, kita membuka diri kita untuk menerima dengan cuma-cuma daripada-Nya.
Maleakhi 3.10 berkata, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam
rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai bekelimpahan." Ini adalah
tantangan surgawi!
Cara ketiga mengembangkan sukacita
batiniah adalah melalui pelayanan: berilah hidup Anda untuk menolong orang lain.
Yesus berkata bahwa kita harus kehilangan nyawa kita untuk menyelamatkannya
(Markus 8.35). Dalam Kitab Efesus, Paulus mengingatkan kita, "Dan yang dengan
rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang melayani Tuhan dan bukan
manusia. Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau
ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan'
(Efesus 6.7). Mereka yang paling berbahagia biasanya terlalu sibuk melayani dan
membantu orang lain.
Sukacita timbul ketika kita tidak berfokus pada diri sendiri.
Ada banyak tempat pelayanan di gereja Anda yang sedang menanti orang-orang
seperti Anda. Tanyakanlah kepada gembala atau ketua sekolah Minggu Anda apa yang
bisa Anda lakukan untuk membantu mereka. Hal itu akan membuat hari-hari Anda
lebih berarti lagi.
Latihan terakhir untuk mengembangkan
sukacita batiniah adalah dengan menjadi saksi Kristus bagi orang lain. Yesus
berkata akan ada sukacita di surga ketika seseorang menerima Kristus (Lukas
15.10). Sukacita terbesar saya adalah ketika saya memberi hidup saya bagi Yesus
Kristus; sukacita yang kedua adalah memperkenalkan-Nya kepada orang lain.
Bayangkan situasi di surga: Seseorang yang pernah Anda injili datang dan
berkata, "Saya berterima kasih kepadamu karena perhatian dan waktu yang engkau
sediakan bagiku. Aku ada di sini karena engkau peduli dan telah menceritakan
Yesus kepadaku." Saya beri tahu, itulah saat yang penuh dengan sukacita. Bahkan,
itulah puncak sukacita di atas permukaan bumi ini karena Anda telah membantu
kelahiran anak yang baru ke dalam keluarga Allah.
Suatu ketika saya menjumpai seorang Kristen yang berkata,
"Saya kehilangan sukacita." Pertanyaan yang ingin saya ajukan adalah, "Kapan
terakhir Anda membawa jiwa bagi Kristus?" Biasanya mereka menjawab bahwa hal itu
sudah lama sekali. Mengenai teman Yahudinya, Paulus berkata, "Keinginan hatiku
dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan." (Roma 10.1). Mintalah
kepada Tuhan agar Anda mempunyai beban seperti itu.
Sukacita menjadi sukar dipahami karena praktek untuk
menghasilkannya berlawanan dengan konsep sukacita yang diajarkan budaya kita.
Budaya kita berkata, "Hiduplah untuk dirimu sendiri dan lupakanlah orang lain."
Tetapi, Tuhan kita mengatakan bahwa sukacita tumbuh karena sikap yang mengucap
syukur dan memberikan harta, waktu, dan pengetahuan kita akan Kabar Baik. Saya
menantang Anda untuk melakukan 4 latihan ini selama 6 minggu. Jika Anda
melatihnya dengan setia, saya jamin Anda akan menjadi orang yang lebih
berbahagia.