Di dalam hidupnya, Mahatma Gandi, tokoh yang
memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai, sering mengutip dari Khotbah
di Bukit di Matius 5-7. Seorang misionaris
E. Stanley Jones bertemu dengan Gandhi dan bertanya,"Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutnya?
E. Stanley Jones bertemu dengan Gandhi dan bertanya,"Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutnya?
Jawab Gandhi, "Saya tidak pernah menolak
Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen
Anda."
"Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut
ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah
menjadi Kristen hari ini," katanya lagi.
Kita akan mengerti mengapa Gandhi mempunyai
pandangan itu jika kita melihat pada pengalamannya saat ia bekerja sebagai
seorang pengacara di Afrika Selatan yang menjalani sistem apartheid pada waktu
itu. Sebagai seorang anak muda, Gandhi sangat tertarik dengan Kekristenan dan ia
mempelajari Alkitab dan ajaran-ajaran Kristus. Dia serius mempertimbangkan untuk
menjadi seorang Kristen dan mencari sebuah gereja untuk dikunjungi yang dekat
dengan tempat tinggalnya.
Di pagi minggu saat ia mau melangkah masuk ke
gereja, seorang penerima tamu menghalang langkahnya.
"Mau ke mana kamu orang kafir?" tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh.
"Mau ke mana kamu orang kafir?" tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh.
Gandhi menjawab, "Saya ingin mengikuti ibadah di
sini."
Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata, "Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyahlah dari sini atau saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!"
Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata, "Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyahlah dari sini atau saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!"
Suatu tindakan keangkuhan dari seorang yang
seharusnya mewakili Kristus menghentikan langkah seorang Gandhi untuk
mempertimbangkan Kekristenan bagi dirinya, namun dia tidak dapat menyangkal
kebenaran ajaran dan juga teladan hidup Kristus. Itulah yang membuatnya
mengangkat hal-hal yang baik yang ditemukan di dalam ajaran dan kehidupan
Kristus dan menerapnya sebagai falsafah kehidupannya.
Di dalam ucapannya kepada organisasi Misionaris
Wanita (Women Missionaries) di tanggal 28 Juli 1925, Gandhi berkata,
"...sekalipun saya bukan seorang Kristen, namun sebagai seorang pelajar Alkitab,
yang mendekatinya dengan iman dan rasa hormat, saya ingin menyajikan pada Anda
intisari dari Khotbah di Bukit." Di dalam ucapannya, Gandi berkata bahwa
terdapat ribuan pria dan wanita hari ini, yang sekalipun tidak pernah mendengar
tentang Alkitab atau Yesus, namun memiliki iman dan lebih takut pada Tuhan
ketimbang orang-orang Kristen yang mengenal Alkitab dan Sepuluh
Perintah.
Gandhi pernah berkata kepada seorang misionaris
yang lain, "Cara paling efektif untuk penginjilan adalah hidup di dalam Injil,
menjalaninya dari awal, pertengahan dan akhirnya. Bukan saja mengkhotbahkannya,
tapi hidup menurut terang itu. Jika Anda melayani orang lain, dan Anda meminta
orang lain untuk melayani, mereka akan mengerti. Tapi Anda mengutip Yohanes 3.16
dan meminta mereka untuk menyakininya, dan itu sama sekali tidak menarik bagi
saya, dan saya yakin, orang lain juga tidak akan memahaminya. Injil itu lebih
kuat kuasanya saat dijalani/dipraktik ketimbang dikhotbahkan."
"Bunga mawar tidak perlu berkhotbah. Ia hanya
menebarkan wewangiannya. Aroma itu adalah suatu khotbah tersendiri...aroma
kesalehan dan kehidupan spiritual jauh lebih halus dari wewangian bunga
mawar."
Tidak ada orang Kristen yang mawas diri yang akan menyangkal kebenaran kata-kata Gandhi. Di lain pertemuan dengan seorang misionaris, Gandhi berkata, "Jika Yesus datang kembali ke bumi. Dia akan memungkiri banyak hal yang dilakukan di dalam nama Kekristenan."
Tidak ada orang Kristen yang mawas diri yang akan menyangkal kebenaran kata-kata Gandhi. Di lain pertemuan dengan seorang misionaris, Gandhi berkata, "Jika Yesus datang kembali ke bumi. Dia akan memungkiri banyak hal yang dilakukan di dalam nama Kekristenan."
Saat berbicara dengan misionaris Stanley Jones
yang meminta saran dari Gandi, Gandhi menyampaikan, "Pertama, saya menyarankan
semua orang Kristen dan misionaris mulai hidup lebih mirip dengan Yesus Kristus.
Kedua, praktikkan tanpa mengencerkan atau mengubahnya. Ketiga, jadikan kasih
daya penggerak Anda, karena kasih adalah unsur sentral di dalam Kekristenan.
Keempat, pelajarilah agama non-Kristen dengan lebih sistematis untuk menemukan
kebaikan yang terkandung di dalamnya, agar kalian mempunyai pendekatan yang
lebih simpatis."
Gandhi melihat dengan tepat jantung permasalahan
yang melanda umat Kristen pada umumnya. Sekalipun, beliau telah meninggal 68
tahun yang lalu, tapi pengamatan masih berlaku sampai ke hari ini. Yang pasti,
umat Kristen pasti akan dapat menjadi saluran kasih Tuhan yang lebih efektif
jika kita mempertimbangkan sarannya.