Dia menjadi tukang cabut gigi karena seorang
misionaris memberinya sepasang gunting tang (forceps). Dia akan pergi dari satu
kampung ke kampung yang lain menanyakan apakah ada orang yang sakit gigi dan mau
giginya dicabut. Di Afghanistan, banyak tukang pangkas rambut dan juga melayani
sebagai tukang cabut gigi, jadi tidak mengherankan ada tukang cabut gigi yang
berkeliling di Iran.
Saat Mansur mencabut gigi di kampung, pasti
banyak orang yang akan mengerumuninya. Itulah waktu yang ditunggu-tunggu oleh
Mansur. Dia akan membuka Kitab Suci dan memberitakan Injil. Sebenarnya Mansur
buta huruf, dia tidak bisa membaca maupun menulis satu kata pun. Tapi dia telah
menghafal sebagian besar Kitab Suci. Dia memegang Kitab Suci dan membukanya agar
orang tahu bahwa apa yang disampaikannya adalah dari Kitab suci.
Mansur Sang pernah ditangkap polisi karena
memberitakan Injil di jalanan di Shiraz di selatan Iran. Saat mereka membawanya
ke penjara, kepala penjara bertanya, "Mengapa kamu menangkap orang ini lagi? Dia
lebih senang berada di penjara dibandingkan di luar. Dan di sini dia menjadikan
semua orang percaya. Saya tidak mau dia di sini." Namun mereka tetap
memenjarakan dia.
Ketua kepolisian juga adalah seorang Baha'i.
Saat dia mendengar tentang Mansur, dia memerintah agar Mansur dibawa ke
kantornya. Mereka menyita tasnya yang berisi selebaran dan pamflet ayat-ayat
Kitab Suci yang dibawa Mansur ke mana-mana.
Ketua kepolisian itu mengeluarkan pamflet itu
dan bertanya, "Apa ini?"
Mansur menjawab, "Itu Khotbah di
Bukit."
"Berapa harganya?" tanya kepala kepolisian
itu.
"Gratis, saya memberikan pada siapa saja yang
mau membacanya", jawab Mansur.
Kepala kepolisian itu ketawa. "Ini menunjukkan
bahwa agama Anda ini tidak bernilai. Anda harus memberinya secara
gratis!"
Dia langsung menunjuk kepada buku-bukunya yang
ada di rak buku dan berkata, "Saya membayar harga yang mahal untuk buku-buku
itu. Itu menunjukkan betapa agama saya lebih bernilai dari agama
Anda."
Seperti yang tertulis di Kitab Suci, Tuhan akan
memberitahu kita apa yang harus kita katakan saat dianiaya.
Mansur menunjuk pada bola lampu yang bernyala
dan bertanya, "Apakah Anda bayar untuk listrik ini?"
"Ya, kami senang membayar untuk mendapatkan
aliran listrik ini."
Lalu, Mansur Sang menunjuk pada matahari yang
bersinar terik di luar. "Apakah Anda membayar untuk mendapatkan sinar
matahari?"
"Tidak."
Mansur lalu berkata, "Buku-buku Anda - seperti
bola-bola lampu dan listrik - semua itu buatan manusia, dan hanya memberikan
sedikit terang, tapi Anda harus membayar untuk semua itu. Kitab Suci adalah
Firman Allah yang memiliki terang seperti matahari. Sama seperti matahari itu
gratis, buku-buku ini juga gratis bagi mereka yang mau menerimanya."
(Kesaksian ditulis dari sharing Dr Christy
Wilson, seorang yang lahir di Iran dan tinggal lama di Afghanistan)