Dalam hal membangun jati diri, setiap orang
tampaknya memiliki saran yang sama, "Jadilah Dirimu Sendiri." Namun bagaimana
jika Anda tidak tahu siapa diri Anda? Sangatlah berat membangun jati diri jika
Anda tidak tahu harus menjadi apa Anda seharusnya.
Itu sebabnya mengapa peserta American Idol
(Colton Dixon) memberikan kesegaran di musim kompetisi American Idol yang ke-11.
Dalam dunia penyanyi yang hanya mengejar ketenaran gaya Hollywood, dia masuk
menjadi peserta dalam acara terkenal dari stasiun TV Fox dengan pandangan yang
tegas mengenai jati dirinya, dan dia jadi menonjol mengatasi peserta lainnya
karena fokusnya yang terungkap secara nyata mengenai pemilik suara terpenting
dalam voting: yakni suara Allah.
"Saya hanya ingin agar Dia yang bersinar,"
demikian jawab Colton ketika Ryan Seacrest menanyakan hal apa yang membuatnya
bisa tetap tenang setelah menyanyikan lagu yang membuat salah satu juri American
Idol, Jennifer Lopes, termangu. Juri yang lainnya, Steven Tyler, nyaris tak bisa
berkata-kata setelah menyaksikan Dixon menyanyikan lagu 'Piano Man' karya Billy
Joel. "Sungguh suatu kejeniusan dalam bermusik," hanya itu yang bisa diucapkan
oleh Steven Tyler.
"Saya berdoa sebelum tampil," ucap Colton, hal
yang tentunya tidak mengejutkan bagi para penggemar acara Idol yang mengikuti
periode musim ini. Sekalipun para kontestan sudah diarahkan untuk 'menutupi'
urusan keimanan mereka, namun Colton Dixon menggantungkan jati dirinya di dalam
Kristus.
Entah Anda menyaksikan acara Idol atau tidak,
paling sedikit ada tiga pelajaran yang bisa kita tarik dari kesaksian iman
Kristen Colton Dixon di hadapan jutaan pemirsa setiap minggu.
(1) "Jangan biarkan dunia di sekitar Anda
memaksa Anda untuk masuk ke dalam cetakan mereka." Kalimat ini berasal
dari terjemahan J.B. Phillips atas Perjanjian Baru, tepatnya di Roma 12:2. Di
luar diri kita, ada tekanan kuat agar kita hanyut mengikuti arus, namun arus
cara hidup dunia sebenarnya mencuri jati diri kita. Di kitab Mazmur, Raja Daud
memahami bahwa Allah sendirilah yang merancang tubuh, jiwa dan roh kita.
"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan
ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib
apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-14).
Daud tidak sekadar berbicara tentang tangan dan kaki kita - dia mengingatkan
kita bahwa Allah bahkan telah melihat kepribadian kita saat Dia menciptakan
setiap orang dari kita.
(2) Identitas kita di dalam Kristus adalah
kunci dari jati diri kita. Yesus juga mengingatkan kita bahwa Bapa di
Sorga menghitung setiap helai dari rambut di kepala kita. Allah telah menyiapkan
peranan yang unik bagi kita masing-masing untuk kita jalankan di dunia ini. Jika
kita tidak dapat menemukan takdir Allah bagi kita dalam hidup ini, maka kita
akan kehilangan yang terbaik yang telah Allah persiapkan buat kita - dan tempat
yang gagal kita isi itu tak bisa digantikan oleh siapapun karena Allah
menyediakannya buat kita. Tanpa memahami siapa diri kita di dalam Yesus - kita
tidak akan mampu menjadi diri kita sendiri! Saat Yesus berkata, "Aku datang
supaya mereka memiliki hidup, dan memiliki hidup itu sepenuhnya." Sebenarnya dia
sedang menyampaikan bahwa keutuhan hidup kita bergantung pada pengenalan kita
akan dia.
(3) Dunia menantikan saat kita menjadi
diri kita sendiri - di dalam Kristus. Dalam episode kompetisi American
Idol yang saya nonton itu, semua juri - dan para pelatih di balik panggung -
memuji gaya Colton yang unik. Dengan memuji Colton berarti mereka mengakui
kemurnian dan kuasa yang timbul saat orang Kristen menggapai panggilan Allah
dalam hidup mereka. "Aku bisa merasakan emosi (dari lagu ini)," demikian bisik
Ryan Seacrest kepada Colton setelah menyampaikan komentar resmi penjurian. Doa
Dixon agar kemuliaan Allah yang terlihat dalam acara tersebut terjawab
setidaknya melalui satu orang - dan terlihat langsung lewat siaran stasiun TV.
Saat orang lain tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata apa yang mereka
rasakan, hal ini membuka pintu untuk orang merasakan anugerah dan kebaikan
Allah.
Tentunya ini tidak berarti bahwa Colton pasti
akan memenangi kompetisi Idol musim ini, namun peristiwa ini menunjukkan
keindahan dan kuasa dari kehidupan yang dipusatkan untuk melayani Allah - entah
lewat paduan suara di gereja, atau melalui acara TV yang paling banyak ditonton
di Amerika.
(Colton Dixon menempati urutan ketujuh di
American Idol musim ke-11)