Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa
agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini,
lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah
begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya.
Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”.
Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.
Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang
begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh
Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di
kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok
kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada
pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp,
Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung
korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di
balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?
Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan
terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak
akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi
menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan
jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan
kepada agama yang kita anut.
Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan
konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan
intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak
pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi
pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan
demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya
melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan
berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau
hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?
Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?